Stafsus Menag Ajak PPIH Bantu Jemaah Lansia Tunaikan Rukun Islam Kelima
loading...
A
A
A
MAKKAH - Puncak ibadah haji 1444 H/2023 M tinggal hitungan hari. Seluruh jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah dan Mina.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan tantangan penyelenggaraan haji tahun ini cukup berat. Apalagi ada kebijakan prioritas untuk jemaah lansia yang jumlah cukup besar yakni 30% atau sekitar 67.000 orang.
"Tantangannya sangat berat dan ini memerlukan penanganan serius. Kalau kita bandingkan dengan jumlah petugas yang ada sangat kurang jadi tidak mungkin meng-cover jumlah lansia," ujarnya di Daker Makkah, Kamis (22/6/2023).
Meski tantangan dari segi jemaah dan penyelenggaraan cukup berat, Wibowo mengajak semua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk tidak menyerah. Wibowo menilai tanpa ada kebijakan affirmatif seperti itu, maka tidak dapat dipastikan kapan jemaah lansia akan berangkat haji.
"Anggap mereka jemaah haji lansia ini orang tua kita yang sedang pergi haji. Kita bantu mereka melaksanakan Rukun Islam kelima. Tentu dengan sejumlah tantangan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wibowo juga mengimbau kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk mengajak jemaah haji melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
"KBIHU untuk tidak memaksakan jemaahnya karena pasti akan bertumbangan. Sebab sampai saat ini kami mendapat laporan para KBIHU masih melakukan ajakan-ajakan untuk melaksanakan ibadah sunah. Misalnya umrah berkali-kali," tuturnya.
Di sisi lain, Wibowo juga menegaskan isu soal jemaah haji di Arafah tidak mendapat makan yang beredar di media sosial (medsos) adalah hoaks dan menyesatkan. "Karena pada kenyataannya mereka tetap mendapatkan makanan," tandasnya.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan tantangan penyelenggaraan haji tahun ini cukup berat. Apalagi ada kebijakan prioritas untuk jemaah lansia yang jumlah cukup besar yakni 30% atau sekitar 67.000 orang.
"Tantangannya sangat berat dan ini memerlukan penanganan serius. Kalau kita bandingkan dengan jumlah petugas yang ada sangat kurang jadi tidak mungkin meng-cover jumlah lansia," ujarnya di Daker Makkah, Kamis (22/6/2023).
Meski tantangan dari segi jemaah dan penyelenggaraan cukup berat, Wibowo mengajak semua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk tidak menyerah. Wibowo menilai tanpa ada kebijakan affirmatif seperti itu, maka tidak dapat dipastikan kapan jemaah lansia akan berangkat haji.
"Anggap mereka jemaah haji lansia ini orang tua kita yang sedang pergi haji. Kita bantu mereka melaksanakan Rukun Islam kelima. Tentu dengan sejumlah tantangan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wibowo juga mengimbau kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk mengajak jemaah haji melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
"KBIHU untuk tidak memaksakan jemaahnya karena pasti akan bertumbangan. Sebab sampai saat ini kami mendapat laporan para KBIHU masih melakukan ajakan-ajakan untuk melaksanakan ibadah sunah. Misalnya umrah berkali-kali," tuturnya.
Di sisi lain, Wibowo juga menegaskan isu soal jemaah haji di Arafah tidak mendapat makan yang beredar di media sosial (medsos) adalah hoaks dan menyesatkan. "Karena pada kenyataannya mereka tetap mendapatkan makanan," tandasnya.
(kri)