Amalan-amalan yang Bisa Dilakukan Perempuan yang Haid

Minggu, 26 Juli 2020 - 09:00 WIB
loading...
A A A
Cakupan amal saleh sangatlah luas. Salah satunya adalah berbuat baik terhadap sesama. Melakukan perbuatan baik terhadap sesama manusia adalah perintah Allah Ta’ala. Selain itu juga dapat meningkatkan silaturahmi dan toleransi. MIsalnya saat harus melaksanakan puasa, perempuan yang haid bisa melakukan amalan memberi makanan untuk orang yang berbuka puasa.

Diriwayatkan At-Tirmizi mengenai pahala orang yang menyediakan hidangan (iftar) untuk orang yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (H.R. At-Tirmidzi)

2. Bersedekah

Bersedakah tidak perlu menunggu kaya. Sebagai umat muslim sebaiknya kita memperbanyak bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Tidak perlu bersedekah dalam jumlah banyak. Tidak apa-apa sedikit asalkan ikhlas.

Allah Ta’ala berfirman:

وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan berikanlah infak di jalan Allah dan janganlah engkau menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah: 195)

Hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda, “ Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R. Muslim)

Tidak ada alasan bagi kita yang tidak berpuasa untuk tidak melakukan amalan. Sedekah di hadapan Allah Ta'ala tidak dinilai dari seberapa besar atau kecilnya tapi dari pengorbanan dan keikhlasan kita.

3. Memperbanyak zikir dan doa

Amalan lain yang dapat dilakukan perempuan saat haid adalah memperbanyak zikir dan doa. Para fuqaha sepakat bahwa tiga poin ibadah, yaitu istighfar, zikir, dan doa tidak disyaratkan yang melakukannya harus dalam keadaan suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.

Artinya seorang perempuan yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, zikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu. Walaupun tidak boleh melaksanakan salat wajib, tetapi dzikir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya tentu tidak dilarang. Karena berdzikir dan berdoa adalah hal yang Allah perintahkan setiap saat dan dilakukan kapanpun.

Ritual zikir tentu tidak sama dengan salat. Untuk itu, dzikir bisa dilakukan saat aktivitas kapanpun. Bahkan sebelum tidur, bangun tidur, saat waktu luang kita melakukan dzikir mengingat Allah dengan bacaan yang sederhana. Keutamaan amalan ini adalah meringankan pekerjaan atau kesusahan orang lain. Seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kisah berikut.

Anas radhiyallahu'anhu berkata,

”Dulu kami pernah bepergian bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan di antara kami ada yang melaksanakan puasa dan ada pula yang tidak berpuasa. Kemudian di hari yang sangat terik itu kami berhenti di suatu tempat dan orang yang bisa berteduh hanyalah orang yang mempunyai pakaian, bahkan di antara kami ada orang berlindung dari sinar matahari hanya dengan tangannya saja. Maka orang-orang yang berpuasa pun berjatuhan. Maka orang yang tidak berpuasa bangkit, kemudian mendirikan tenda dan memberi minum hewan tunggangan mereka. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “ Hari ini mereka yang berbuka telah menuai pahala.” (H.R. Muslim) (Baca juga : Tajammul di Hari Raya, Inilah Adab dan Tuntunannya )

6. Mendengarkan ayat Al-Qur’an

Ada beberapa riyawat yang tidak membolehkan wanita yang sedang haid untuk membaca kitab suci Al-qur'an. Akan tetapi, mempelajari atau sekadar mendengarkan bacaannya insyaallah adalah sesuatu yang diperbolehkan.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2115 seconds (0.1#10.140)