Iduladha Berbeda, Kapan Jadwal Puasa Arafah? Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Tahun ini umat Islam di Indonesia kembali berbeda dalam merayakan Hari Raya Iduladha. Perbedaan Hari Iduladha ini pun berdampak kepada waktu pelaksanaan puasa Arafah 9 Zulhijjah.
Jika Iduladha berbeda, kapan jadwal puasa Arafah ? Hal ini sempat menjadi perdebatan di kalangan muslim Indonesia. Padahal sebenarnya tak perlu diperdebatkan andai masing-masing mengerti dan memahami persoalannya.
Menurut perhitungan Hisab yang dipakai Muhammadiyah, Hari Raya Iduladha 2023 (10 Dzulhijjah 1444 H) jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023. Sementara metode Rukyat yang dipakai Pemerintah menetapkan Iduladha 2023 pada Kamis, 29 Juni 2023. Adapun Wukuf Haji di Arafah yaitu Hari Selasa, 27 Juni 2023 sesuai hasil sidang Isbat Pemerintah Arab Saudi.
Untuk diketahui, dalam menetapkan awal bulan Hijriyah (penentuan Hilal), ada dua metode yang digunakan yaitu, metode Rukyatul Hilal bil Fi'ly (Rukyat) dan metode Hisab (perhitungan astronomi). Perbedaan metode Rukyat dan Hisab ini memang sering tidak bertemu alias sulit untuk disatukan.
Mengutip keterangan Direktur Urais Kementerian Agama, Adib dari laman MUI dijelaskan, dalam menetapkan Hilal itu ada beberapa parameter yang harus dipenuhi Tim Rukyat yaitu sesuai kriteria Baru MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura). Kriteria Baru ini menetapkan bahwa secara astronomis, Hilal dapat teramati apabila bulan memiliki ketinggian minimal 3 Derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sedangkan perhitungan Hisab memiliki parameter tersendiri yaitu, jika ketinggian Hilal 1 Derajat lebih maka Hilal sudah wujud. Di sinilah letak perbedaannya sehingga penetapan awal bulan Hijriyah pun berbeda dan kemudian berdampak kepada waktu Hari Raya Iduladha maupun jadwal Puasa Arafah.
Menurut perhitungan Hisab yang dipakai Muhammadiyah, 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Hari Senin 19 Juni 2023 yang kebetulan sama dengan Hasil Sidang Isbat Pemerintah Arab Saudi. Sedangkan metode Rukyat yang dipakai Pemerintah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh Hari Selasa 20 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah
Lalu kapan jadwal puasa Arafah? Sebagaimana diketahui, puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari ke-9 Dzulhijjah. Jadwal puasa Arafah ini sebenarnya tidak berpatokan kepada jadwal Wukuf jemaah Haji. Akan tetapi patokannya adalah ketetapan Hilal (awal bulan) di negeri masing-masing.
Berdasarkan hasil Sidang Isbat Pemerintah, jadwal Puasa Arafah 9 Dzulhijjah jatuh Hari Rabu 28 Juni 2023 dan Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah Hari Selasa 27 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah Hasil Rukyat Pemerintah
Puasa Arafah: Rabu 28 Juni 2023
puasa Tarwiyah: Selasa 27 Juni 2023.
Sementara bagi umat Islam yang mengikuti Metode Hisab Muhammadiyah, jadwal puasa Arafah 9 Dzulhijjah jatuh Hari Selasa 27 Juni 2023 dan Puasa Tarwiyah Hari Senin 26 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah Versi Hisab Muhammadiyah
Puasa Arafah: Selasa 27 Juni 2023
Puasa Tarwiyah: Senin 26 Juni 2023.
Meski terjadi perbedaan jadwal Puasa Arafah, umat Islam di Indonesia diimbau tetap menjaga kerukunan dan menghargai perbedaan.
Hikmah
Perbedaan dalam menetapkan Hilal ini juga pernah terjadi pada masa sahabat Nabi. Kisah ini cukup masyhur karena diriwayatkan oleh Imam Muslim. "Ummu Fadhl bintu Al-Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan. Setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk tanggal 1 Ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam Jumat. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku.
"Kapan kalian melihat hilal?" tanya Ibnu Abbas. "Kami melihatnya malam Jumat," jawab Kuraib. "Kamu melihatnya sendiri?" tanya Ibnu Abbas.
"Ya, saya melihatnya dan masyarakat pun menyaksikannya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa," jawab Kuraib.
Ibnu Abbas menjelaskan: "Kalau kami melihatnya malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawal." Kuraib bertanya lagi, "Mengapa kalian tidak mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?"
Jawab Ibnu Abbas: "Tidak, seperti ini yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami." (HR Muslim)
Hadis ini menjadi dalil bahwa Hilal di negeri kita tidaklah sama dengan Hilal di negara lain seperti Hilal di Arab Saudi. Artinya, Pemerintah Arab Saudi boleh memutuskan sendiri perihal waktu puasa, Iduladha atau Idulfitri. Begitu juga Pemerintah Indonesia menetapkan sendiri waktu puasa, Iduladha dan Idulfitri berdasarkan pengamatan Hilal di negeri masing-masing. Sebab, waktu puasa dan sholat itu ditetapkan secara lokal berdasarkan kondisi negara masing-masing.
Jadi, bagi yang hendak melaksanakan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah, maka patokannya adalah Hilal yang ditetapkan di negeri masing-masing baik melalui Metode Rukyat ataupun Metode Hisab. Tinggal pilih yang mana Anda yakini. Semuanya kembali kepada ijtihad masing-masing. Semoga ibadah puasa kita diterima Allah. Wallahu A'lam!
Baca Juga: Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Lengkap dengan Artinya
Jika Iduladha berbeda, kapan jadwal puasa Arafah ? Hal ini sempat menjadi perdebatan di kalangan muslim Indonesia. Padahal sebenarnya tak perlu diperdebatkan andai masing-masing mengerti dan memahami persoalannya.
Menurut perhitungan Hisab yang dipakai Muhammadiyah, Hari Raya Iduladha 2023 (10 Dzulhijjah 1444 H) jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023. Sementara metode Rukyat yang dipakai Pemerintah menetapkan Iduladha 2023 pada Kamis, 29 Juni 2023. Adapun Wukuf Haji di Arafah yaitu Hari Selasa, 27 Juni 2023 sesuai hasil sidang Isbat Pemerintah Arab Saudi.
Untuk diketahui, dalam menetapkan awal bulan Hijriyah (penentuan Hilal), ada dua metode yang digunakan yaitu, metode Rukyatul Hilal bil Fi'ly (Rukyat) dan metode Hisab (perhitungan astronomi). Perbedaan metode Rukyat dan Hisab ini memang sering tidak bertemu alias sulit untuk disatukan.
Mengutip keterangan Direktur Urais Kementerian Agama, Adib dari laman MUI dijelaskan, dalam menetapkan Hilal itu ada beberapa parameter yang harus dipenuhi Tim Rukyat yaitu sesuai kriteria Baru MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura). Kriteria Baru ini menetapkan bahwa secara astronomis, Hilal dapat teramati apabila bulan memiliki ketinggian minimal 3 Derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sedangkan perhitungan Hisab memiliki parameter tersendiri yaitu, jika ketinggian Hilal 1 Derajat lebih maka Hilal sudah wujud. Di sinilah letak perbedaannya sehingga penetapan awal bulan Hijriyah pun berbeda dan kemudian berdampak kepada waktu Hari Raya Iduladha maupun jadwal Puasa Arafah.
Menurut perhitungan Hisab yang dipakai Muhammadiyah, 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Hari Senin 19 Juni 2023 yang kebetulan sama dengan Hasil Sidang Isbat Pemerintah Arab Saudi. Sedangkan metode Rukyat yang dipakai Pemerintah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh Hari Selasa 20 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah
Lalu kapan jadwal puasa Arafah? Sebagaimana diketahui, puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari ke-9 Dzulhijjah. Jadwal puasa Arafah ini sebenarnya tidak berpatokan kepada jadwal Wukuf jemaah Haji. Akan tetapi patokannya adalah ketetapan Hilal (awal bulan) di negeri masing-masing.
Berdasarkan hasil Sidang Isbat Pemerintah, jadwal Puasa Arafah 9 Dzulhijjah jatuh Hari Rabu 28 Juni 2023 dan Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah Hari Selasa 27 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah Hasil Rukyat Pemerintah
Puasa Arafah: Rabu 28 Juni 2023
puasa Tarwiyah: Selasa 27 Juni 2023.
Sementara bagi umat Islam yang mengikuti Metode Hisab Muhammadiyah, jadwal puasa Arafah 9 Dzulhijjah jatuh Hari Selasa 27 Juni 2023 dan Puasa Tarwiyah Hari Senin 26 Juni 2023.
Jadwal Puasa Arafah Versi Hisab Muhammadiyah
Puasa Arafah: Selasa 27 Juni 2023
Puasa Tarwiyah: Senin 26 Juni 2023.
Meski terjadi perbedaan jadwal Puasa Arafah, umat Islam di Indonesia diimbau tetap menjaga kerukunan dan menghargai perbedaan.
Hikmah
Perbedaan dalam menetapkan Hilal ini juga pernah terjadi pada masa sahabat Nabi. Kisah ini cukup masyhur karena diriwayatkan oleh Imam Muslim. "Ummu Fadhl bintu Al-Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan. Setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk tanggal 1 Ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam Jumat. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku.
"Kapan kalian melihat hilal?" tanya Ibnu Abbas. "Kami melihatnya malam Jumat," jawab Kuraib. "Kamu melihatnya sendiri?" tanya Ibnu Abbas.
"Ya, saya melihatnya dan masyarakat pun menyaksikannya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa," jawab Kuraib.
Ibnu Abbas menjelaskan: "Kalau kami melihatnya malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawal." Kuraib bertanya lagi, "Mengapa kalian tidak mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?"
Jawab Ibnu Abbas: "Tidak, seperti ini yang diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami." (HR Muslim)
Hadis ini menjadi dalil bahwa Hilal di negeri kita tidaklah sama dengan Hilal di negara lain seperti Hilal di Arab Saudi. Artinya, Pemerintah Arab Saudi boleh memutuskan sendiri perihal waktu puasa, Iduladha atau Idulfitri. Begitu juga Pemerintah Indonesia menetapkan sendiri waktu puasa, Iduladha dan Idulfitri berdasarkan pengamatan Hilal di negeri masing-masing. Sebab, waktu puasa dan sholat itu ditetapkan secara lokal berdasarkan kondisi negara masing-masing.
Jadi, bagi yang hendak melaksanakan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah, maka patokannya adalah Hilal yang ditetapkan di negeri masing-masing baik melalui Metode Rukyat ataupun Metode Hisab. Tinggal pilih yang mana Anda yakini. Semuanya kembali kepada ijtihad masing-masing. Semoga ibadah puasa kita diterima Allah. Wallahu A'lam!
Baca Juga: Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Lengkap dengan Artinya
(rhs)