Meneladani Ibrahim (4): Ujian Terbesar Kehidupan Adalah Pengorbanan

Minggu, 25 Juni 2023 - 17:36 WIB
loading...
Meneladani Ibrahim (4): Ujian Terbesar Kehidupan Adalah Pengorbanan
Imam Shamsi Ali, Dai yang juga Presiden Nusantara Foundation USA. Foto/Ist
A A A
Imam Shamsi Ali
Direktur Jamaica Muslim Center
Presiden Nusantara Foundation USA

Setelah settle atau menetap di negeri yang penuh barokah, Jerusalem, dan dengan proses panjang, datanglah ujian besar lainnya. Setelah sekian lama Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah menikah, mereka tak kunjung juga dikaruniai anak. Bahkan keduanya telah mencapai umur uzur.

Ibrahim pun semakin khawatir akan kesinambungan dakwahnya. Hal ini disadari oleh isterinya, Sarah, maka Ibrahimpun diminta olehnya untuk menikahi hamba sahaya mereka, Hajar.

Melalui Hajar, Allah mengaruniakan seorang putra yang diberi nama Ismail. Alangkah bahagianya Ibrahim dengan karunia anak yang telah lama ditunggu-tunggu itu. Ternyata ujian besar dari Allah kembali diterimanya. Ibrahim diperintah untuk membawa anaknya yang baru lahir, Ismail, bersama ibunya, Hajar, ke sebuah lembah yang tiada tumbuhan:

بواد غير ذي زرع عند بيتك المحرمً

"Di sebuah lembah yang tiada tumbuhan di samping Rumah-Mu yang tersucikan."

Lembah yang tiada tumbuhan bermakna sebuah tempat yang secara manusiawi tidak memiliki sumber kehidupan. Tiada tumbuhan berarti tiada air. Tanpa air berarti tiada kehidupan. Tapi Ibrahim yang semakin matang dalam keyakinan dan hidup itu kembali tidak mempertanyakan perintah Allah SWT. Ibrahim meninggalkan mereka berdua tanpa siapapun dan dengan perbekalan sekadarnya.

Keyakinan Ibrahim akan penjagaan Allah pastinya lebih hebat dan pasti ketimbang penjagaan dirinya sendiri. Hajar yang sebelum menikah itu hanya seorang hamba sahaya, ternyata juga memiliki iman yang sangat kuat. Di saat dia tanya ke suaminya apakah meninggalkan dirinya dan anaknya di tempat itu adalah perintah Allah? Ibrahim yang hanya mampu menjawab dengan gerakan kepala itu, direspon oleh Ibu Hajar: "Berangkatlah, tinggalkanlah kami, karena saya lebih yakin dengan penjagaan Allah SWT."

Bertahun-tahun Ibrahim meninggalkan anak dan istri tercinta. Hingga suatu ketika datanglah ujian terbesar dalam hidupnya. Anak satu-satunya, yang telah lama ditunggu-tunggu, dan sangat disayangi itu, diperintahkan oleh Allah untuk disembelih.

Dalam Al-Quran disebutkan:

فلما بلغ معه السعي قال يا بني اني اري في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترا؟ قال يا أبتي افعل ما تؤمرستجدني ان شاء الله من الصابرين.

"Maka ketika anaknya mencapai umur balig dia berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi jika aku menyembelihmu. Lalu bagaimana pendapatmu? Dia (sang anak) berkata: Wahai ayahku lakukan apa yang diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang bersabar."

Tapi Allah Maha Bijaksana dan Maha Kasih Sayang. Sembelihan itu diganti dengan seekor domba. Itulah tradisi yang kita rayakan melalui syariatnya Rasulullah Muhammad SAW dengan korban atau Adha.

Ujian demi ujian Allah berikan kepada Nabi Ibrahim. Dan beliau melalui semuanya dengan penuh iman dan tawakkal. Ternyata ujian itu menjadi tangga untuk kekasih Allah, "khalilullah", yang untuk selanjutnya menaiki tingkatan tertinggi dalam hidupnya.

واذابتلي ابراهيم ربه بكلمات فاتمهن

"Dan ingatlah ketika Allah menguji Ibrahim dengan Kalimaat (berbagai ujian) lalu dia menyempurnakannya."

(bersambung)!

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2384 seconds (0.1#10.140)