Lempar Jumrah, Hamoon Naimi: Saya Menikmatinya!

Kamis, 29 Juni 2023 - 09:36 WIB
loading...
Lempar Jumrah, Hamoon Naimi: Saya Menikmatinya!
Secara tradisional, tujuh kerikil dilemparkan ke tiang yang melambangkan setan. Foto/Ilustrasi: arab news
A A A
Jemaah haji mencapai Jembatan Jamarat pada hari Rabu saat mereka melewati Mina untuk ritual terakhir, lempar jumrah, pada hari pertama Tasyrik .

Hamoon Naimi, seorang peziarah dari Afghanistan , mengatakan kepada Arab News: “Ini adalah perjalanan pertama saya ke Arab Saudi. Jamarat sangat padat tetapi saya melakukan ritual saya. Haji adalah rukun Islam kelima dan saya menikmatinya.”

Ahmad Zia, jemaah haji dari Kanada, mengatakan: “Hari ini adalah hari yang baik sebagai seorang Muslim untuk menyelesaikan empat fase haji di Mina, Arafah, Muzdalifah dan Jamarat."

“Saya datang dari Arafah ke Muzdalifah dan ke Mina. Saya pukul setan besar di Jamratul Akbar, akan berkurban, lalu potong rambut dan ganti baju. Keesokan harinya saya akan kembali karena ini adalah sejarah Nabi Ibrahim.”

Peziarah India Mohammad Salim Basha mengatakan pengalamannya di Jamarat “sangat menyenangkan” dan dia berharap untuk kembali ke Makkah tahun depan untuk menunaikan ibadah haji lagi.



Diganti Tembok

Arab News melaporkan, sekitar 2 juta peziarah berjalan ke kompleks bertingkat besar di Mina dari Muzdalifah, tempat mereka berkemah semalam. Setelah salat subuh mereka melakukan ritual, yaitu melempar 21 kerikil ke tiga tiang besar.

Di sinilah umat Islam percaya bahwa setan mencoba membujuk Nabi Ibrahim agar tidak tunduk pada kehendak Tuhan.

Secara tradisional, tujuh kerikil dilemparkan ke tiang yang melambangkan setan. Namun sejak tahun 2004 diganti dengan tembok untuk menampung jemaah haji yang terus meningkat.

Petugas keamanan menyemprot jemaah dengan air saat mereka menerjang panas yang membakar untuk mencapai kompleks Jamarat. Musim haji tahun ini suhunya mencapai 45 derajat Celcius.

Kerumunan besar berbaris untuk melakukan ritual, banyak yang memegang payung untuk melindungi diri dari matahari. Mengenakan ihram – sepotong kain putih mulus – para peziarah bertakbir “Allah-u Akbar” setiap kali mereka melempar kerikil.

Ihram melambangkan kesetaraan, kesatuan agama dan mengejar pembaharuan spiritual.

Setelah menyelesaikan ritual rajam setan, jamaah laki-laki secara tradisional mencukur atau memotong rambut mereka dan mengganti ihram mereka. Wanita memotong seikat rambut mereka.

Para peziarah kemudian kembali ke Makkah untuk melakukan Tawaf, mengelilingi Kakbah.



Haji berlangsung selama lima hari dan secara resmi dimulai pada tanggal 8 Zulhijjah, segera setelah salat subuh, yang dilakukan di Makkah. Para peziarah kemudian melakukan perjalanan ke Mina yang berjarak sekitar 8 km.

Mereka menghabiskan siang dan malam di Mina berdoa, membaca ayat-ayat dan memuji Yang Mahakuasa. Mereka kemudian berjalan ke Arafah dan ke Muzdalifah, di mana mereka bermalam di tempat terbuka dan mengumpulkan kerikil untuk melempar batu.

Setelah salat subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah meninggalkan Muzdalifah dan melanjutkan ke Jamarat, di mana mereka melempari tiga tiang yang melambangkan setan. Wanita dan peziarah yang lebih tua dapat mendelegasikan tanggung jawab ini kepada seorang pria dalam perjalanan spiritual mereka.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2575 seconds (0.1#10.140)