Pakaian Ihram, Mengingat Kain Kafan dan Kematian

Jum'at, 02 Juni 2023 - 09:15 WIB
loading...
Pakaian Ihram, Mengingat Kain Kafan dan Kematian
Kesamaan pakaian ini mengingatkan kita pada kain kafan. Foto/Ilustrasu: Haji And Umrah Planner
A A A
Pelajaran dan faedah haji sungguh tidak terhitung. Begitu banyak pelajaran yang bermanfaat dan sangat berpengaruh pada jiwa. Di antara nasihat dan pelajaran dari haji yaitu apabila seorang muslim telah sampai ke miqat – yang Rasulullah jadikan waktu tersebut untuk mulai berihram- orang yang berhaji kemudian melepaskan pakaiannya dan mengenakan izar untuk bagian bawah tubuhnya, dan rida’ untuk bagian atas tubuhnya tanpa menutup kepala.

Keadaan ini menyamakan semua jamaah haji , tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, pemimpin ataupun rakyat jelata. "Kesamaan pakaian ini mengingatkan kita pada kain kafan yang mana kita semua akan mengenakannya setelah meninggal. Semua melepaskan pakaiannya dan hanya mengenakan lembaran kain putih yang tidak ada bedanya antara si kaya dan si miskin," ujar Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam "Libas al'iihram waltadhakiyr bial'akfan".



Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya dari Samurah bin Jundub bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

الْبَسُوا الثياب الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا أَطْهَرُ وَأَطْيَبُ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ


Pakailah baju putih, karena itu lebih suci dan lebih baik, dan kafanilah jenazah di antara kalian dengannya”. (HR Ahmad)

Tatkala Rasulullah SAW wafat, beliau dikafani dengan tiga lembar kain putih dari kapas tanpa gamis maupun surban kepala. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُفِّنَ فِي ثَلاَثَةِ أَثْوَابٍ يَمَانِيَةٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ، لَيْسَ فِيهِنَّ قَمِيصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ


Rasulullah SAW dikafani dengan tiga lembar kain putih bersih dari negeri Yaman yang terbuat dari kapas, tanpa baju gamis dan surban kepala

Semua orang yang meninggal, siapapun dia, pasti akan seperti itu keadaannya; dimandikan dan dilepas pakaiannya, serta dikenakan lembaran kain putih, kemudian disalatkan, dan dikuburkan.



Orang haji ketika ia melepaskan pakaiannya pada waktu miqat dan mengenakan pakaian ihramnya hendaknya ia merenungkan baik-baik hal ini. Hendaknya ia mengingat kematian yang merupakan akhir dari kehidupan dunia dan awal dari kehidupan akhirat.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengatakan betapa besar manfaat haji bagi seorang hamba ketika ia mengingat kepergiannya, mengingat perpisahan dengan manusia dan kawan-kawan, mengingat bahwa ia tidak memiliki harta apapun kecuali kain kafan, satu-satunya harta yang akan ia bawa ke alam kuburnya dan itupun pasti akan hancur.
Rasulullah SAW bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ


Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan, yakni kematian” [Sunan At Tirmidzi (2307) Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ (1210)].

Orang yang mengingat kematian selalu memperhatikan urusan akhiratnya. Ia tidak akan menjadikan dunia sebagai cita-cita terbesarnya. Mengingat kematian akan menghalangi seseorang dari berbuat maksiat, membuat hati yang keras menjadi lembut, menghilangkan kesenangan yang berlebihan terhadap dunia, dan tidak mengambil pusing terhadap cobaan-cobaan di dunia.

Sesungguhnya kain kafan yang dimasukkan ke dalam kubur bersama seseorang tidak akan bermanfaat baginya sedikitpun dan kain itu akan hancur. Padahal kain kafan adalah satu-satunya harta dunia yang ia bawa masuk bersamanya ke dalam kubur. Hal yang bermanfaat baginya hanyalah amal salehnya.



Telah sahih hadis dalam Shahihain dari Anas bin Malik dari Nabi bahwasanya beliau SAW bersabda:

یَتْبَعُ المیِّتَ ثَلَاثَةٌ، فَیَرْجِعُ اثْنَانِ وَیَبْقَى وَاحِدٌ: یَتْبَعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمُلُه، فَیَرْجِعُ أَھْلُهُ وَمَالُه، وَیَبْقَى عَمَلُه
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1519 seconds (0.1#10.140)