Ketika Keinginan Belum Diijabah, Apa yang Harus Dilakukan?
loading...
A
A
A
Sebagai seorang hamba, kita harus selalu berdoa dan memohon kepada Allah Ta'ala mengabulkan apa yang kita kehendaki. Akan tetapi, bila keinginan tersebut belum diijabah atau belum Allah kabulkan, apa yang harus kita lakukan?
Ustadz Muhammad Ihsan, dai yang berkhidmat di lembaga bimbingan Islam menjelaskan, meminta sesuatu yang kita inginkan kepada Allah dan meminta agar dilapangkan dada untuk bisa menerima segala takdir , bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Jadi, tidak perlu dibandingkan mana yang lebih utama antara keduanya.
Selama yang ditakdirkan belum terjadi, maka mintalah kepada Allah Subhanahu wa ta a'la segala keinginan hati dengan penuh keyakinan akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan diijabah, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479).
Karena itu, menurut Ustadz Muhammad Ihsan, kita harus memint terus, perbanyak doa dengan penuh keyakinan akan diijabah dan jangan putus asa, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Doa yang dipanjatkan hamba senantiasa akan diijabah, selama tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturrahmi, jika dia tidak tergesa-gesa.”
Para sahabat bertanya, ya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagaimana tergesa-gesa tersebut? Beliau bersabda: “jika dia berkata aku sudah berdoa, aku sudah berdoa, tapi aku belum melihat doaku diijabah, sehingga dia putus asa dan meninggalkan do’a.” (HR. Muslim no. 2735).
Apabila yang terjadi, berbeda dari apa yang kita minta, maka disinilah butuh kesabaran dan keridhaan, ditambah keyakinan bahwa apa yang Allah takdirkan pasti jauh lebih baik dari apa yang kita minta.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada seorang muslim pun berdoa kepada Allah, yang bukan perkara dosa atau memutus tali silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya satu dari tiga kemungkinan: doanya dikabulkan, atau Allah simpan doa tersebut untuk kehidupan akhirat, atau Allah palingkan dirinya dari keburukan yang setara dengan apa yang ia minta.” (HR. Ibnu Majah no. 11133).
Oleh karenanya, dua hal tersebut tidak bertentangan minta kepada Allah sesuatu yang diinginkan dan mintalah keridhaan hati jika takdir berbeda dengan apa yang kita bayangkan.
Wallahu A’lam
Ustadz Muhammad Ihsan, dai yang berkhidmat di lembaga bimbingan Islam menjelaskan, meminta sesuatu yang kita inginkan kepada Allah dan meminta agar dilapangkan dada untuk bisa menerima segala takdir , bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Jadi, tidak perlu dibandingkan mana yang lebih utama antara keduanya.
Selama yang ditakdirkan belum terjadi, maka mintalah kepada Allah Subhanahu wa ta a'la segala keinginan hati dengan penuh keyakinan akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وأنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإجابَةِ، واعْلَمُوا أنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعاءً مِن قَلْبٍ غافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan diijabah, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479).
Karena itu, menurut Ustadz Muhammad Ihsan, kita harus memint terus, perbanyak doa dengan penuh keyakinan akan diijabah dan jangan putus asa, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لا يَزالُ يُسْتَجابُ لِلْعَبْدِ، ما لَمْ يَدْعُ بِإثْمٍ أوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ، ما لَمْ يَسْتَعْجِلْ» قِيلَ: يا رَسُولَ اللهِ ما الِاسْتِعْجالُ؟ قالَ: يَقُولُ: «قَدْ دَعَوْتُ وقَدْ دَعَوْتُ، فَلَمْ أرَ يَسْتَجِيبُ لِي، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ ويَدَعُ الدُّعاءَ
“Doa yang dipanjatkan hamba senantiasa akan diijabah, selama tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturrahmi, jika dia tidak tergesa-gesa.”
Para sahabat bertanya, ya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagaimana tergesa-gesa tersebut? Beliau bersabda: “jika dia berkata aku sudah berdoa, aku sudah berdoa, tapi aku belum melihat doaku diijabah, sehingga dia putus asa dan meninggalkan do’a.” (HR. Muslim no. 2735).
Apabila yang terjadi, berbeda dari apa yang kita minta, maka disinilah butuh kesabaran dan keridhaan, ditambah keyakinan bahwa apa yang Allah takdirkan pasti jauh lebih baik dari apa yang kita minta.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ما مِن مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيها إثْمٌ، ولا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إلّا أعْطاهُ اللَّهُ بِها إحْدى ثَلاثٍ: إمّا أنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وإمّا أنْ يَدَّخِرَها لَهُ فِي الآخِرَةِ، وإمّا أنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَها
“Tidak ada seorang muslim pun berdoa kepada Allah, yang bukan perkara dosa atau memutus tali silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya satu dari tiga kemungkinan: doanya dikabulkan, atau Allah simpan doa tersebut untuk kehidupan akhirat, atau Allah palingkan dirinya dari keburukan yang setara dengan apa yang ia minta.” (HR. Ibnu Majah no. 11133).
Oleh karenanya, dua hal tersebut tidak bertentangan minta kepada Allah sesuatu yang diinginkan dan mintalah keridhaan hati jika takdir berbeda dengan apa yang kita bayangkan.
Wallahu A’lam
(wid)