Asbabun Nuzul Surat Al Maun dan Keutamaannya

Rabu, 26 Juli 2023 - 17:22 WIB
loading...
Asbabun Nuzul Surat...
Surat Al Maun merupakan surat yang menjelaskan hakikat para pendusta agama dan mendustakan hari pembalasan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Asbabun nuzul surat Al Maun dan keutamaannya penting diketahui umat Muslim. Arti surat Al Ma'un adalah barang atau hal-hal yang berguna , yang diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat al Maun juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita. Surat Al Maun (الماعون) sendiri merupakan surat ke-107 dalam Al-Qur'an.

Menurut mayoritas ulama , surat ini terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Ia adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yakni setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.

Surat Al Ma'un merupakan surat yang menjelaskan hakikat para pendusta agama dan mendustakan hari pembalasan. Karakter utama mereka adalah sewenang-wenang kepada anak yatim dan tidak mau menolong orang miskin. Surat ini juga berisi ancaman kepada orang-orang munafik yang lalai dari sholatnya, memamerkan shalatnya padahal ia sering meninggalkan shalat itu dan lalai dari tujuannya.

Mereka juga tidak mau membantu orang lain. Bahkan meminjamkan sesuatu saja berat, apalagi bersedekah dan membayar zakat. Mereka itulah orang-orang yang celaka.

Berikut bunyi surat Al-Ma’un, tulisan arab, latin dan artinya:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ


a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ


fa żālikallażī yadu''ul-yatīm

Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ


wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn

Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ


fa wailul lil-muṣallīn

Artinya: Maka celakalah orang yang salat

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ


allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ


allażīna hum yurā`ụn

Artinya: yang berbuat ria

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ


wa yamna'ụnal-mā'ụn

Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.

Asbabun Nuzul dan Keutamaan

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti mengutip dari Imam Ibnul Mundzir, beliau menjelaskan bahwa ada hadis Tharif Abu Thalhah yang sumbernya berasal dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu Dalam sumber tersebut, dijelaskan bahwa surat Al-Ma’un diturunkan untuk orang yang munafik.

Karena orang-orang munafik selalu memamerkan salat di hadapan orang mukmin, dengan sikap yang riya atau sombong. Tetapi jika disekitarnya tidak ada orang mukmin, maka orang munafik akan meninggalkan salat.

Sedangkan menurut As Saddi, surat ini mengenai Walid bin Mughirah. Ada juga yang mengatakan terkait Abu Jahal. Namun semuanya hampir sama, mereka menyakiti anak yatim yang datang meminta bantuan.

Dalam surat Al-Ma’un juga terdapat sifat dan perilaku yang tercela, seperti tidak membayar zakat, tidak mau bersedekah dengan fakir miskin dan tidak memiliki simpati dengan yatim piatu. Orang yang tidak menyadari sifat tercela tersebut, maka akan mendapatkan siksa dari api neraka dan bisa dikatakan sebagai golongan orang yang mendustai agama Islam.

Surat Al-Ma’un memiliki keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Makna dari surat ini dapat disimpulkan, bahwa surat Al-Ma’un bisa dijadikan sebagai peringatan bagi umat Muslim, agar memiliki sifat yang baik pada anak yatim.

Selain itu, surat Al-Ma’un juga menegaskan agar umat Muslim tidak boleh memiliki sifat sombong, tidak boleh munafik, harus memaknai setiap sholat dan hindari perbuatan riya. Surat ini selalu mengingatkan umat Muslim untuk menolong sesame dan selalu mengandalkan shalat, agar terhindar dari perbuatan kejahatan.

Karena dalam surat ini, umat Muslim dimintai untuk rajin membayar zakat, membantu fakir miskin, peduli dengan anak yatim piatu dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Seperti dalam hadis riwayat Thabrani dikatakan, Rasulullah SAW pernah memberikan peringatan dengan bunyi:

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya.” (HR Thabrani)



Wallahu A'lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5646 seconds (0.1#10.140)