Apakah Doa Bisa Mengubah Ketentuan? Begini Jawaban Syaikh Al-Utsaimin
loading...
A
A
A
Apakah doa berpengaruh mengubah apa yang telah tertulis untuk manusia sebelum kejadian? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin mengatakan tidak diragukan lagi bahwa doa berpengaruh dalam mengubah apa yang telah tertulis.
"Akan tetapi perubahan itupun sudah digariskan melalui doa," ujar Al-Utsaimin dalam bukunya berjudul "Al-Qadha' wal Qadar" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar".
"Janganlah Anda menyangka bila Anda berdoa, berarti meminta sesuatu yang belum tertulis, bahkan doa Anda telah tertulis dan apa yang terjadi karenanya juga tertulis," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Al-Utsaimin, kita menemukan seseorang yang mendoakan orang sakit, kemudian sembuh, juga kisah kelompok sahabat yang diutus nabi singgah bertamu kepada suatu kaum. Akan tetapi kaum tersebut tidak mau menjamu mereka. Kemudian Allah menakdirkan seekor ular menggigit tuan mereka. Lalu mereka mencari orang yang bisa membaca doa kepadanya (supaya sembuh).
Kemudian para sahabat mengajukan persyaratan upah tertentu untuk hal tersebut. Kemudian mereka (kaum) memberikan sepotong kambing. Maka berangkatlah seorang dari sahabat untuk membacakan Al-Fatihah untuknya. Maka hilanglah racun tersebut seperti onta terlepas dari teralinya. "Maka bacaan doa tersebut berpengaruh menyembuhkan orang yang sakit," ujarnya.
Dengan demikian, Al-Utsaimin mengatakan, doa mempunyai pengaruh, namun tidak mengubah Qadar . Akan tetapi kesembuhan tersebut telah tertulis dengan lantaran doa yang juga telah tertulis. "Segala sesuatu terjadi karena Qadar Allah, begitu juga segala sebab mempunyai pengaruh terhadap musabab-nya dengan izin Allah. Maka semua sebab telah tertulis dan semua musabab juga telah tertulis," demikian Syaikh Al-Utsaimin.
Lihat Juga: Siapa yang Tidak Wajib Mempelajari Akidah tentang Qadar? Begini Penjelasan Syaikh Al-Utsaimin
"Akan tetapi perubahan itupun sudah digariskan melalui doa," ujar Al-Utsaimin dalam bukunya berjudul "Al-Qadha' wal Qadar" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar".
"Janganlah Anda menyangka bila Anda berdoa, berarti meminta sesuatu yang belum tertulis, bahkan doa Anda telah tertulis dan apa yang terjadi karenanya juga tertulis," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Al-Utsaimin, kita menemukan seseorang yang mendoakan orang sakit, kemudian sembuh, juga kisah kelompok sahabat yang diutus nabi singgah bertamu kepada suatu kaum. Akan tetapi kaum tersebut tidak mau menjamu mereka. Kemudian Allah menakdirkan seekor ular menggigit tuan mereka. Lalu mereka mencari orang yang bisa membaca doa kepadanya (supaya sembuh).
Kemudian para sahabat mengajukan persyaratan upah tertentu untuk hal tersebut. Kemudian mereka (kaum) memberikan sepotong kambing. Maka berangkatlah seorang dari sahabat untuk membacakan Al-Fatihah untuknya. Maka hilanglah racun tersebut seperti onta terlepas dari teralinya. "Maka bacaan doa tersebut berpengaruh menyembuhkan orang yang sakit," ujarnya.
Dengan demikian, Al-Utsaimin mengatakan, doa mempunyai pengaruh, namun tidak mengubah Qadar . Akan tetapi kesembuhan tersebut telah tertulis dengan lantaran doa yang juga telah tertulis. "Segala sesuatu terjadi karena Qadar Allah, begitu juga segala sebab mempunyai pengaruh terhadap musabab-nya dengan izin Allah. Maka semua sebab telah tertulis dan semua musabab juga telah tertulis," demikian Syaikh Al-Utsaimin.
Lihat Juga: Siapa yang Tidak Wajib Mempelajari Akidah tentang Qadar? Begini Penjelasan Syaikh Al-Utsaimin
(mhy)