4 Kriteria Seorang Muslim Berkualitas, Paling Utama Bersungguh-sungguh Menghasilkan Hal yang Bermanfaat
loading...
A
A
A
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menginginkan umat Islam bermental tahan banting dan tidak mudah menyerah, tidak banyak mengeluh. Keterbatasan bukan menjadi alasan untuk tidak berkembang. Gangguan dan halangan dari luar, tidak menyurutkan semangat.
Almarhum KH. Syuhada Bahri rahimahullah pernah berpesan, “Semakin berat ujian dakwah, semakin wajib hukumnya (berdakwah). Dan jika bersabar, semakin besar pahalanya.”
Faidah dari sabda, “fa laa taqul law annii fa’altu kadzaa wa kadzaa, wa laakin qul qaddarallaahu wa maa syaa’a fa’ala.”
Di dalamnya terdapat larangan berandai-andai dan menyesali ikhtiar di masa lalu. Walau bagaimana pun, di balik setiap usaha, entah itu sukses atau gagal, akan selalu ada pelajaran berharga untuk langkah selanjutnya.
Hadits ini sangat relate dengan kehidupan. Ada kalanya, segenap ikhtiar telah ditempuh, tetapi cita-cita mulia yang dituju, belum juga terwujud. Bahkan tampaknya semakin menjauh dan sulit untuk digapai. Saat itulah, sikap terbaik adalah pasrah tawakal.
Jadi, tak perlu menyesali usaha baik yang pernah diperjuangkan, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Wallahu A'lam
Almarhum KH. Syuhada Bahri rahimahullah pernah berpesan, “Semakin berat ujian dakwah, semakin wajib hukumnya (berdakwah). Dan jika bersabar, semakin besar pahalanya.”
4. Pasrah dan tawakal
Kriteria muslim berkualitas tinggi yang keempat adalah pasrah dan tawakal.Faidah dari sabda, “fa laa taqul law annii fa’altu kadzaa wa kadzaa, wa laakin qul qaddarallaahu wa maa syaa’a fa’ala.”
Di dalamnya terdapat larangan berandai-andai dan menyesali ikhtiar di masa lalu. Walau bagaimana pun, di balik setiap usaha, entah itu sukses atau gagal, akan selalu ada pelajaran berharga untuk langkah selanjutnya.
Hadits ini sangat relate dengan kehidupan. Ada kalanya, segenap ikhtiar telah ditempuh, tetapi cita-cita mulia yang dituju, belum juga terwujud. Bahkan tampaknya semakin menjauh dan sulit untuk digapai. Saat itulah, sikap terbaik adalah pasrah tawakal.
Jadi, tak perlu menyesali usaha baik yang pernah diperjuangkan, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Wallahu A'lam
(wid)