Dalil dan Asal-usul Anjuran Membunuh Cecak dalam Islam
loading...
A
A
A
Anjuran untuk membunuh cecak dalam Islam menjadi topik pembahasan yang menarik diulas. Meski terdengar kejam, namun anjuran membunuh cecak memang ada dan diperkuat dengan sejumlah dalil.
Cecak merupakan hewan kecil yang biasa merayap di dinding-dinding bangunan. Karena sejumlah alasan, umat Muslim dianjurkan untuk membunuhnya ketika melihat atau menjumpainya.
Tak hanya itu, bahkan disebutkan juga seseorang yang berhasil membunuh cecak akan mendapatkan pahala. Benarkah demikian?
Dari Sa'id bin Abi Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan membunuh cecak, dan beliau menamainya Fuwaisiq (si fasik kecil)." (HR Muslim)
Perihal alasan munculnya anjuran membunuh cecak, ada sejumlah faktor yang mendasarinya. Pertama, cecak memiliki kotoran yang masuk kategori najis.
Kotoran cecak menjadi bagian najis yang bisa membatalkan wudu dan salat seseorang. Seringkali, ditemui kotoran-kotoran cecak berjatuhan di sejumlah tempat, tak terkecuali tempat salat.
Tanpa disadari, kita bisa saja menginjak atau mengenai kotoran tersebut. Alhasil, kita perlu kembali bersuci alias berwudu kembali. Tak hanya itu, Anda juga membersihkan tempat yang kejatuhan kotoran tadi agar bersih dan suci kembali.
Alasan kedua, ada juga kisah perihal cecak yang menjadi musuh Nabi Ibrahim As. Hal ini tertuang dalam salah satu hadis berikut.
Artinya: "Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh cecak. Beliau bersabda, "Dahulu cecak ikut membantu meniup-niup api Ibrahim 'alaihissalam." (HR Al-Bukhari)
Kemudian, cecak dianggap bisa membawa penyakit. Sebagaimana diketahui, cecak biasa merayap di dinding bangunan, termasuk rumah.
Pada beberapa kondisi, hewan kecil ini juga berpotensi turun dan hinggap ke makanan yang ada di rumah. Sejumlah penelitian menyebutkan cicak mengandung bakteri yang bisa berbahaya bagi tubuh. Maka dari itu, harus hati-hati ketika menemui makanan atau minuman yang telah dijatuhi cicak.
Beberapa hal di atas semakin diperkuat dengan adanya hadis yang menyebutkan pahala ketika seseorang bisa membunuh cecak dengan segera.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang membunuh cecak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Dan barangsiapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua.” (HR. Muslim).
Demikian ulasan mengenai dalil dan asal-usul anjuran membunuh cecak dalam Islam. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Cecak merupakan hewan kecil yang biasa merayap di dinding-dinding bangunan. Karena sejumlah alasan, umat Muslim dianjurkan untuk membunuhnya ketika melihat atau menjumpainya.
Tak hanya itu, bahkan disebutkan juga seseorang yang berhasil membunuh cecak akan mendapatkan pahala. Benarkah demikian?
Asal-usul dan Dalil Anjuran Membunuh Cecak dalam Islam
Perkara tentang anjuran membunuh cecak tidaklah keluar tanpa alasan. Salah satu kesunahan atas hal ini tercantum dalam hadis Nabi SAW berikut.Dari Sa'id bin Abi Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا
Artinya: "Bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan membunuh cecak, dan beliau menamainya Fuwaisiq (si fasik kecil)." (HR Muslim)
Perihal alasan munculnya anjuran membunuh cecak, ada sejumlah faktor yang mendasarinya. Pertama, cecak memiliki kotoran yang masuk kategori najis.
Kotoran cecak menjadi bagian najis yang bisa membatalkan wudu dan salat seseorang. Seringkali, ditemui kotoran-kotoran cecak berjatuhan di sejumlah tempat, tak terkecuali tempat salat.
Tanpa disadari, kita bisa saja menginjak atau mengenai kotoran tersebut. Alhasil, kita perlu kembali bersuci alias berwudu kembali. Tak hanya itu, Anda juga membersihkan tempat yang kejatuhan kotoran tadi agar bersih dan suci kembali.
Alasan kedua, ada juga kisah perihal cecak yang menjadi musuh Nabi Ibrahim As. Hal ini tertuang dalam salah satu hadis berikut.
عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَم
Artinya: "Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh cecak. Beliau bersabda, "Dahulu cecak ikut membantu meniup-niup api Ibrahim 'alaihissalam." (HR Al-Bukhari)
Kemudian, cecak dianggap bisa membawa penyakit. Sebagaimana diketahui, cecak biasa merayap di dinding bangunan, termasuk rumah.
Pada beberapa kondisi, hewan kecil ini juga berpotensi turun dan hinggap ke makanan yang ada di rumah. Sejumlah penelitian menyebutkan cicak mengandung bakteri yang bisa berbahaya bagi tubuh. Maka dari itu, harus hati-hati ketika menemui makanan atau minuman yang telah dijatuhi cicak.
Beberapa hal di atas semakin diperkuat dengan adanya hadis yang menyebutkan pahala ketika seseorang bisa membunuh cecak dengan segera.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: “Barangsiapa yang membunuh cecak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Dan barangsiapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua.” (HR. Muslim).
Demikian ulasan mengenai dalil dan asal-usul anjuran membunuh cecak dalam Islam. Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
(wid)