3 Cara Meneladani Nabi Muhammad, Ketahui dan Amalkan

Kamis, 21 September 2023 - 19:59 WIB
loading...
3 Cara Meneladani Nabi Muhammad, Ketahui dan Amalkan
Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang telah menjadi panutan oleh setiap umat muslim, sehingga sudah semestinya bagi setiap orang yang beragama Islam meneladani nabi mereka. Foto ilustrasi/ist
A A A
Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam sebagai sosok yang telah menjadi panutan oleh setiap umat muslim, sehingga sudah semestinya bagi setiap orang yang beragama Islam meneladani nabi mereka.

Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai teladan umat muslim bahkan telah dijelaskan secara gambang di ayat Al Quran Surat Al Ahzab ayat 21. Allah SWT Berfirman :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ


Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al Ahzab :21).

Karena selain diberikan tugas untuk berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam, Rasulullah SAW juga punya peran untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Dari situlah mengapa umat muslim harus meneladani Nabi Muhammad SAW, Lantas bagaimana caranya ? Berikut ini beberapa cara untuk meneladani Rasulullah SAW.

Cara Meneladani Nabi Muhammad

1. Mengikuti Sunnah yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW

Menurut ulama ahli hadits, as-Sunnah ialah semua yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berupa qaul (perkataan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan, pengakuan) atau sifat. Istilah Sunnah ini semakna dengan hadits.

Rasulullah SAW pernah bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ


Artinya : "Tidaklah beriman –dengan keimanan yang sempurna- salah seorang dari kamu sehingga aku menjadi yang paling dicintai daripada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia. (HR Bukhâri, no. 15; Muslim, no. 44, dari Anas bin Malik).

Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah pernah berkata, “Ketahuilah, bahwa seseorang yang mencintai sesuatu, dia akan mengutamakannya dan mengutamakan kecocokan dengannya. Jika tidak, maka dia tidak benar dalam kecintaannya, dan dia (hanya) orang yang mengaku-ngaku saja."

"Maka orang yang benar dalam kecintaannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah orang yang nampak darinya tanda-tanda tersebut. Pertama dari tanda-tanda itu ialah meneladani Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , mengamalkan sunnahnya (ajarannya), mengikuti perkataan dan perbuatannya, dan beradab dengan adab-adabnya, (baik) pada saat kesusahan maupun kemudahan, pada waktu senang maupun benci".

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا


Artinya : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa mengajak menuju petunjuk, (maka) ia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak menuju kesesatan, (maka) ia menanggung dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun. (HR Muslim, no. 2674)

2. Memperbanyak Selawat Nabi

Selawat menjadi salah satu bentuk penghormatan kita sebagai umat muslim pada Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut tercantum dalam surat Al Azhab ayat 56 :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Artinya, “Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab : 56).

Perlu dicatat bahwa sebaik-baiknya selawat adalah yang sesuai dengan sunnah yang diajarkan rasulullah SAW. Berikut ini bacaannya :

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ


Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.

Artinya : “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung.”

Selain menjadi bentuk setiap muslim dalam meneladani Nabi Muhammad SAW, selawat ini juga dapat memberikan banyak keutamaan, seperti mempermudah hajat seseorang, mendatangkan keberkahan, hingga membuat seseorang akan selalu mengingat Allah SWT.

3. Meneladani Sifat Rasulullah SAW

Selain harus mengamalkan setiap ajaran atau sunnah Nabi Muhammad SAW, umat muslim juga perlu meneladani sifat-sifat Rasulullah.

Nabi Muhammad SAW memiliki empat sifat yang dikenal sebagai Sidiq, Amanah, Fatanah, dan Tabligh. Siddiq berarti jujur, Amanah artinya dapat dipercaya, Fathanah berarti cerdas, dan Tabligh adalah menyampaikan kebenaran.

Minimalnya, setiap muslim diusahakan untuk bisa mengamalkan salah satu sifat baik tersebut. Nantinya sifat baik lainnya akan mengikuti. Berikut ini beberapa hadits tentang sifat-sifat mulia Rasulullah yang perlu diamalkan oleh setiap muslim.

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّهِ صِدِّيقًا وإنّ الكذب يهدي إلى الفجور وإن الفجور يهدي إلى النار وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا


“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu membawa kepada surga. Dan sesungguhnya seorang laki-laki terus menerus berbicara benar hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar. Dan sesungguhnya kebohongan itu membawa kepada kefasikan, dan sesungguhnya kefakiran itu membawa kepada neraka. Dan sesungguhnya seorang laki-laki terus menerus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ


“Tidak sempurna iman orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2265 seconds (0.1#10.140)