Dialog Ahmeed Deedat-Van Heerden: Ramalan Injil tentang Nabi yang Buta Huruf

Minggu, 01 Oktober 2023 - 10:12 WIB
loading...
Dialog Ahmeed Deedat-Van...
Ahmed Deedat. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Berikut ini dialog Syekh Ahmed Hussein Deedat (1918-2005) atau Ahmed Deedat dengan seorang dominee, Van Heerden, tentang Nabi Muhammad SAW .

Ahmed Deedat adalah seorang ulama Islam yang menekuni bidang perbandingan agama. Dialog dilakukan di kediaman Dominee di Transvaal atau Republik Afrika Selatan. Pada kesempatan itu, Van Heerden juga mengajak ayah mertuanya bergabung dalam diskusi.

Dialog ini kali menjadi monolog ketika Ahmed Deedat lebih banyak menjelaskan mengenai Nabi Muhammad SAW yang ada dalam ramalan Injil. Ahmad Deedat kepada Dominee Van Heerden bertutur sebagai berikut:

Pengalaman Muhammad di dalam gua Hira , kemudian dikenal sebagai Jabal Nur, dan reaksinya terhadap wahyu pertama benar-benar memenuhi ramalan Injil yang lain.



Pada kitab Yesaya 29:12, kita baca: "Dan apabila kitab itu" (Al-kitab, Al-Qur'an - 'pembacaan', 'pembawaan') "diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca" Nabi yang ummi, Al Qur'an surat Al-A'raf ayat 158, dengan mengatakan, "Baiklah baca ini, Saya berdo'a untuk kamu".

(Kalimat: "Saya berdo'a untuk kamu" tidak ada dalam naskah Yahudi, bandingkan dengan Katholik Roma "versi Douay" dan juga dengan "versi standar yang sudah direvisi", Revised Standard Version) "Dan ia akan menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'."

"Aku tidak dapat membaca!" adalah terjemahan yang tepat dari kata-kata yang diucapkan 2 kali oleh Muhammad kepada Roh Kudus, Malaikat Jibril, ketika dia memerintahkan ("Baca!").

Izinkan saya mengutip ayat tersebut secara lengkap tanpa terpotong seperti pada "versi King James" atau "versi yang telah disahkan" yang lebih terkenal: "Dan, apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan, 'Baiklah baca ini, saya berdo'a untuk kamu', maka ia akan menjawab, 'Aku tidak dapat membaca'." (Injil - Yesaya 29: 12)

Yang perlu diperhatikan adalah belum ada Injil berbahasa Arab pada abad 6 Masehi, ketika Muhammad hidup dan berdakwah. Di samping itu beliau benar-benar tidak dapat membaca dan menulis. Tak ada seorang manusia pun yang pernah mengajarinya sebuah kata. Gurunya adalah penciptanya:

"Dan, tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. " (QS An-Najm: 3-5)



Tanpa pengajaran dari seorang manusia pun, ia membuat malu orang-orang yang berpengetahuan.

Peringatan Penting

"Perhatikan!" Ahmed Deedat berkata kepada Dominee, "Bagaimana ramalan tersebut cocok sekali dengan Muhammad. Kami tak perlu menjabarkan ramalan agar terpenuhi dalam diri Muhammad."

Dominee membalas, "Semua penjelasan Anda terdengar sangat baik, tetapi itu semua tidak mempunyai konsekuensi yang nyata, karena kami umat Kristen memiliki Yesus Kristus sebagai reinkarnasi Tuhan, yang menyelamatkan kami dari perbudakan dosa!"

"Tidak penting?" tanya Ahmed Deedat.

Selanjutnya ia mengatakan:

Tuhan tidak menganggap demikian! Dia mengalami banyak kesulitan agar peringatannya diingat. Tuhan tahu bahwa akan ada orang-orang seperti Anda yang dengan kepandaian berbicara, dengan senang akan mengurangi kata-katanya, sehingga dia melanjutkan Ulangan 18:18 dengan peringatan yang menakutkan: ayat terdekat berikutnya, "Dan, hal tersebut akan terjadi".

"Orang yang tidak mendengarkan segala Firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, daripadanya akan Kutuntut pertanggungjawaban."

(Pada Injil Katholik kata-kata terakhirnya adalah --"Aku akan menjadi pembalas dendam"-- Aku akan membalas untuknya - Aku akan membalasnya!)



"Apakah hal ini tidak menakutkanmu? Tuhan Yang Maha Kuasa sedang, mengancam pembalasan dendam! Nafas kita terengah-engah jika beberapa penjahat mengancam, tidakkah kamu takut pada peringatan Tuhan?"

"Ajaib dari keajaiban-keajaiban!" Pada Ulangan 18:19 kita mendapatkan pemenuhan lebih jauh pada diri Muhammad! Perhatikan kata-kata, "... firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu dengan nama-Ku," "Atas nama siapa Muhammad berbicara?"

Ahmed Deedat membuka Kitab Suci Al-Qur-'an --terjemahan Ustadz Yusuf Ali, pada surat 114, Surat An-Naas, atau 'Manusia'- surat terakhir, dan menunjukkan pada Dominee formula di atas, surat tersebut:

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan di atas surat 113:

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Dan setiap surat sebelumnya 112, 111, 110, ... formula dan artinya sama untuk setiap halaman, karena akhir surat-surat akhir adalah pendek dan masing-masingnya kira-kira hanya satu halaman.



"Dan apa yang diinginkan ramalan tersebut?'... yang akan diucapkan dia (nabi itu) dengan nama-Ku' dan atas nama siapa Muhammad berbicara? 'Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.' Isi ramalan tersebut terpenuhi dalam diri Muhammad.

"Setiap surat dalam Al-Qur'an kecuali surat ke 9 (At-Taubah) dimulai dengan formula: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

Umat Islam memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum dengan formula suci. Tetapi umat Kristen memulai: "Dengan nama Bapak, Anak dan Roh Kudus."

Memperhatikan Ulangan bab 18; saya telah memberikan kepada Anda lebih dari 15 alasan bagaimana ramalan tersebut ditujukan kepada Muhammad bukan Yesus.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1405 seconds (0.1#10.140)