Makna Kesibukan dan Ranjang di Surga dalam Surat Yasin Ayat 55-56

Kamis, 05 Oktober 2023 - 11:45 WIB
loading...
Makna Kesibukan dan Ranjang di Surga dalam Surat Yasin Ayat 55-56
Bersenang-senang dalam kesibukan (mereka), yakni merasa kagum dengan kenikmatan yang mereka alami. Ilustrasi: SINDOnews
A A A
Di dalam surat Yasin ayat 55-56 Allah SWT menceritakan perihal ahli surga , keadaan mereka di hari kiamat apabila telah diberangkatkan dari Padang Mahsyar , lalu mereka ditempatkan di taman-taman surga, dan bahwa mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri yang bergelimang dalam kenikmatan yang abadi dan keberuntungan yang besar.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اَصۡحٰبَ الۡجَـنَّةِ الۡيَوۡمَ فِىۡ شُغُلٍ فٰكِهُوۡنَ‌ۚ

Inna Ashaabal jannatil Yawma fii shughulin faakihuun
هُمۡ وَاَزۡوَاجُهُمۡ فِىۡ ظِلٰلٍ عَلَى الۡاَرَآٮِٕكِ مُتَّكِـــُٔوۡنَ

Hum wa azwaajuhum fii zilaalin 'alal araaa'iki muttaki'uun

Artinya: Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. ( QS Yasin : 55-56)



Ibnu Katsir dalam tafsirnya menukil Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: "Bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)", yakni merasa kagum dengan kenikmatan yang mereka alami.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa arti fakihun adalah bersenang-senang. Abdullah ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Sa'id ibnul Musayyab, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Al-A'masy, Sulaiman At-Taimi, dan Al-Auza'i telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)". Mereka mengatakan bahwa kesibukan ahli surga ialah memecahkan selaput-selaput dara (istri-istri mereka).

Dan Ibnu Abbas ra sendiri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: "Bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)", yakni mendengarkan alunan musik petikan kecapi.

Dalam ayat tersebut dinyatakan "Mereka dan istri-istri mereka". Yaitu bersama permaisuri-permaisurinya, menurut Mujahid. "Berada dalam tempat yang teduh". Maksudnya, berada di dalam naungan pepohonan surga.



Lalu, "bertelekan di atas dipan-dipan". Ibnu Abbas Mujahid, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka'b, Al-Hasan, Qatadah As-Saddi, dan Khasif mengatakan makna ara-ik ialah ranjang-ranjang yang berkelambu.

"Menurut hemat kami, perumpamaannya di dunia ini sama dengan pelaminan-pelaminan yang dihiasi dengan aneka ragam kain kelambu," tutur Ibnu Katsir.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1366 seconds (0.1#10.140)