Kisah Sahabat Tamim Ad-Dari Bertemu Dajjal Dirantai di Sebuah Pulau
loading...
A
A
A
Kisah Sahabat Nabi bernama Tamim Ad-Dari radhiyallahu 'anhu yang bertemu Dajjal di sebuah pulau mungkin bisa menjadi jawaban dari teka-teki misteri Dajjal. Beliau menceritakan pengalamannya ketika terdampar di sebuah pulau.
Pengalaman tersebut diceritakannya di hadapan Baginda Nabi ï·º. Dalam satu riwayat dari al-Nawwas bin Sam'an pernah bertanya kepada Rasulullah ï·º : "Wahai Rasulullllah, berapa lama dia (Dajjal) akan tinggal di bumi? Beliau ï·º bersabda: "Selama 40 hari, sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisa harinya akan sama dengan hari kalian..." (Sahih Muslim, Sunan Tirmidzi)
Menurut Syaikh Imran N Hosein, harinya Dajjal akan sama seperti hari kita. Dajjal al-Masih Palsu akan berada di dimensi waktu kita saat harinya sama dengan hari kita. Dengan demikian, dia akan berada di dunia kita hanya pada akhir kehidupannya saat dia memasuki dunia kita untuk menyelesaikan misinya meniru al-Masih (Nabi Isa 'alaihissalam).
Dajjal secara fisik akan berada di Yerusalem pada akhir hidupnya di bumi. Di saat itulah kita baru dapat melihatnya secara fisik sebagai seorang Yahudi, seorang lelaki muda, bertubuh kuat, berambut keriting, matanya buta sebelah dan lain-lain.
Lalu, di manakah Dajjal sembunyi saat ini? Kita tahu bahwa dia berada di bumi, tetapi di bagian bumi yang mana Untungnya kita punya jawaban atas pertanyaan ini. Jawaban pertanyaan ini terdapat dalam Hadis yang dikenal sebagai Hadits Tamim ad-Dari.
Kisah Tamim Ad-Dari Bertemu Dajjal
Tamim ad-Dari dulunya seorang Kristian yang memeluk Islam di Madinah. Dia datang menemui Nabi ï·º dan menceritakan kepadanya sesuatu yang dia alami berkaitan dengan Dajjal. Tidak jelas apakah dia bermimpi, atau mendapat penglihatan, atau pengalaman hidup yang nyata.
Nabi menanggapinya dengan meminta orang-orang untuk tetap duduk setelah sholat di Masjid sehingga dia dapat menceritakan kepada mereka apa yang Tamim alami berkaitan dengan Dajjal. Dia menyatakan bahwa apa yang diceritakan Tamim ad-Dari mengkonfirmasi apa yang Nabi ï·º sendiri sabdakan tentang Dajjal. Berikut Hadis tersebut:
"Dari Fatimah binti Qays, saudara perempuan ad-Dahhak bin Qays: Amir bin Sharahil ash-Sha'bi berkata: Fatimah binti Qays adalah salah satu wanita yang ikut serta dalam hijrah pertama. Aku memintanya menyampaikan kepadaku sebuah Hadits yang dia dengar secara langsung dari Rasulullah ﷺ dan tidak ada perantara di antara mereka. Dia (Fatimah) berkata: "Baiklah, jika kamu suka, aku siap melakukannya. Dia (Amir) berkata kepadanya: Baiklah, lakukanlah dan sampaikanlah kepadaku. Dia (Fatimah) berkata: ....Jadi aku berangkat ke Masjid dan melakukan ibadah sholat berjama’ah dengan Rasulullah ﷺ dan aku berada dalam deretan (shaf) wanita yang dekat dengan deretan lelaki.
Saat Rasulullah ï·º menyelesaikan sholatnya, dia duduk di atas mimbar, tersenyum, dan berkata: "Setiap jamaah sholat harus tetap duduk di tempatnya, dia kemudian bertanya: Tahukah kalian mengapa aku meminta kalian berkumpul?" Mereka berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau berkata: "Demi Allah, aku tidak membuat kalian berkumpul untuk sebuah nasehat atau sebuah peringatan. Aku menahan kalian di sini karena Tamim ad-Dari, seorang Kristian yang datang dan menerima Islam, menceritakan kepadaku sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah aku sabdakan kepada kalian tentang Dajjal.
Dia menceritakan kepadaku bahwa dia berlayar dengan sebuah kapal layar dengan 30 lelaki Bani Lakhm dan Bani Judham dan diombang-ambing oleh gelombang badai selama sebulan. Kemudian (gelombang) ini membawa mereka (dekat) ke daratan di tengah lautan (pulau) pada saat matahari terbenam."
"Mereka menaiki sebuah perahu dayung dan mendarat di pulau itu. Ada seekor Binatang Buas dengan bulu tebal (dan karenanya), mereka tidak dapat membedakan muka dengan ekornya. Mereka bertanya: "Malang bagimu, siapa kamu?" Saat itu Binatang Buas itu berkata: "Aku al-Jassasah". Mereka bertanya: Apa itu al-Jassasah? Binatang Buas tersebut berkata: "Wahai orang-orang, temuilah seseorang di dalam biara karena dia sangat ingin mengetahui perihal tentang kalian. Dia (Tamim ad-Dari) berkata: "Saat Binatang Buas itu menyebutkan seseorang kepada kami, kami takut kalau-kalau Binatang Buas itu adalah setan. Kemudian kami pergi terburu-buru sampai kami memasuki biara itu dan menemukan seorang lelaki bertubuh kuat di sana dengan tangan terikat di lehernya dan belenggu besi mengikat kakinya sampai pergelangan kaki.
Kami berkata: "Malang bagimu, siapa kamu?" Dia berkata: "Kalian akan segera tahu tentangku, tetapi katakanlah kepadaku siapa kalian?" Kami berkata: "Kami adalah orang-orang dari Arabia dan kami berangkat dengan kapal layar, tetapi badai ombak membawa kami selama sebulan dan membawa kami dekat dengan pulau ini. Kami mengambil perahu dayung dan mendarat di pulau ini. Di pulau ini, seekor Binatang Buas dengan bulu yang sangat tebal bertemu dengan kami, dan karena ketebalan bulunya, mukanya tidak bisa dibedakan dengan ekornya. Kami berkata: "Malang bagimu, siapa kamu? Binatang Buas itu berkata: "Aku al-Jassasah". Kami bertanya: Apa itu al-Jassasah? Binatang Buas itu berkata: "Kalian pergilah menemui seseorang di dalam biara karena dia menunggu kalian, sangat ingin tahu perihal tentang kalian, jadi kami datang menemuimu dengan terburu-buru karena khawatir Binatang Buas itu adalah setan."
Dia (orang yang dirantai) berkata: "Katakan kepadaku tentang pohon kurma Baysan. Kami meminta keterangan: Dalam hal apa kamu ingin tahu informasi tentang itu? Dia bertanya: "Aku bertanya kepada kalian apakah pohon-pohon itu menghasilkan buah atau tidak?" Kami menjawab: "Iya." Saat itu dia berkata: "Aku rasa pohon-pohon itu tidak akan menghasilkan buah lagi." Dia berkata: "Informasikan kepadaku tentang Danau Tabariyyah." Kami meminta keterangan: Apa yang ingin kamu ketahui tentang itu? Dia bertanya: "Apakah di sana ada air?" Kami menjawab: Ada banyak air yang melimpah di sana. Saat itu dia berkata: "Aku rasa danau itu akan segera mengering." Dia berkata lagi: Informasikan kepadaku tentang Mata Air Zughar. Kami meminta keterangan: Apa yang ingin kamu ketahui tentang itu? Dia (orang yang dirantai) bertanya: "Adakah air di sana dan apakah air itu mengairi tanaman (di kebun)?" Kami katakan kepadanya: "Iya, ada banyak air yang melimpah di sana dan penduduk (Madinah) mengairi tanaman (di kebun) dengannya".
Dia bertanya: Informasikan kepadaku tentang Nabi ï·º yang Ummi, apa yang telah dia lakukan? Kami menjawab: "Dia telah meninggalkan Makkah dan menetap di Yatsrib (Madinah). Dia bertanya: "Apakah orang-orang Arab menentangnya?" Kami berkata: Iya. Dia bertanya: "Bagaimana dia menghadapi mereka? Kami beritahu dia bahwa dia (Nabi ï·º) telah mengatasi orang-orang yang ada di sekitarnya dan mereka menundukkan diri mereka di hadapan beliau. Saat itu, dia bertanya kepada kami: "Apakah itu sudah benar terjadi?" Kami berkata: "Iya." Saat itu dia berkata: Kalau begitu, lebih baik bagi mereka jika mereka mematuhi dia ï·º.
Aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah Dajjal dan akan segera diijinkan pergi. Maka aku akan pergi dan berkeliling di bumi, dan tidak akan menghindari kota apa pun di mana aku akan tinggal selama 40 malam kecuali Makkah dan Tauba (Madinah). Dua (kota) ini adalah (wilayah) terlarang bagiku dan aku tidak akan berusaha memasukinya. Malaikat dengan pedang di tangannya akan menyerangku dan menghalangi jalanku dan ada malaikat-malaikat yang menjaga setiap jalan masuk menuju kedua kota itu. Kemudian Rasulullah ï·º memukul mimbar dengan ujung tongkatnya, berkata: Tauba berarti Madinah. Tidakkah aku pernah mengatakan kepada kalian berita (tentang Dajjal) seperti ini? Orang-orang berkata: "Iya." Dan aku menyukai berita yang disampaikan oleh Tamim ad-Dari ini karena menguatkan berita yang telah aku berikan kepada kalian tentang dia (Dajjal) di Madinah dan Makkah.
Perhatikanlah dia (Dajjal) ada di Laut Suriah (Mediterania) atau Laut Yaman (Laut Arab). Tidak, sebaliknya, dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur, dan dia menunjuk dengan tangannya ke arah timur. Aku (Fatimah binti Qays) berkata: "Aku menjaganya (Hadits Rasulullah ï·º ini tetap dalam ingatanku." (HR Mulism)
Pengalaman tersebut diceritakannya di hadapan Baginda Nabi ï·º. Dalam satu riwayat dari al-Nawwas bin Sam'an pernah bertanya kepada Rasulullah ï·º : "Wahai Rasulullllah, berapa lama dia (Dajjal) akan tinggal di bumi? Beliau ï·º bersabda: "Selama 40 hari, sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisa harinya akan sama dengan hari kalian..." (Sahih Muslim, Sunan Tirmidzi)
Menurut Syaikh Imran N Hosein, harinya Dajjal akan sama seperti hari kita. Dajjal al-Masih Palsu akan berada di dimensi waktu kita saat harinya sama dengan hari kita. Dengan demikian, dia akan berada di dunia kita hanya pada akhir kehidupannya saat dia memasuki dunia kita untuk menyelesaikan misinya meniru al-Masih (Nabi Isa 'alaihissalam).
Dajjal secara fisik akan berada di Yerusalem pada akhir hidupnya di bumi. Di saat itulah kita baru dapat melihatnya secara fisik sebagai seorang Yahudi, seorang lelaki muda, bertubuh kuat, berambut keriting, matanya buta sebelah dan lain-lain.
Lalu, di manakah Dajjal sembunyi saat ini? Kita tahu bahwa dia berada di bumi, tetapi di bagian bumi yang mana Untungnya kita punya jawaban atas pertanyaan ini. Jawaban pertanyaan ini terdapat dalam Hadis yang dikenal sebagai Hadits Tamim ad-Dari.
Kisah Tamim Ad-Dari Bertemu Dajjal
Tamim ad-Dari dulunya seorang Kristian yang memeluk Islam di Madinah. Dia datang menemui Nabi ï·º dan menceritakan kepadanya sesuatu yang dia alami berkaitan dengan Dajjal. Tidak jelas apakah dia bermimpi, atau mendapat penglihatan, atau pengalaman hidup yang nyata.
Nabi menanggapinya dengan meminta orang-orang untuk tetap duduk setelah sholat di Masjid sehingga dia dapat menceritakan kepada mereka apa yang Tamim alami berkaitan dengan Dajjal. Dia menyatakan bahwa apa yang diceritakan Tamim ad-Dari mengkonfirmasi apa yang Nabi ï·º sendiri sabdakan tentang Dajjal. Berikut Hadis tersebut:
"Dari Fatimah binti Qays, saudara perempuan ad-Dahhak bin Qays: Amir bin Sharahil ash-Sha'bi berkata: Fatimah binti Qays adalah salah satu wanita yang ikut serta dalam hijrah pertama. Aku memintanya menyampaikan kepadaku sebuah Hadits yang dia dengar secara langsung dari Rasulullah ﷺ dan tidak ada perantara di antara mereka. Dia (Fatimah) berkata: "Baiklah, jika kamu suka, aku siap melakukannya. Dia (Amir) berkata kepadanya: Baiklah, lakukanlah dan sampaikanlah kepadaku. Dia (Fatimah) berkata: ....Jadi aku berangkat ke Masjid dan melakukan ibadah sholat berjama’ah dengan Rasulullah ﷺ dan aku berada dalam deretan (shaf) wanita yang dekat dengan deretan lelaki.
Saat Rasulullah ï·º menyelesaikan sholatnya, dia duduk di atas mimbar, tersenyum, dan berkata: "Setiap jamaah sholat harus tetap duduk di tempatnya, dia kemudian bertanya: Tahukah kalian mengapa aku meminta kalian berkumpul?" Mereka berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau berkata: "Demi Allah, aku tidak membuat kalian berkumpul untuk sebuah nasehat atau sebuah peringatan. Aku menahan kalian di sini karena Tamim ad-Dari, seorang Kristian yang datang dan menerima Islam, menceritakan kepadaku sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah aku sabdakan kepada kalian tentang Dajjal.
Dia menceritakan kepadaku bahwa dia berlayar dengan sebuah kapal layar dengan 30 lelaki Bani Lakhm dan Bani Judham dan diombang-ambing oleh gelombang badai selama sebulan. Kemudian (gelombang) ini membawa mereka (dekat) ke daratan di tengah lautan (pulau) pada saat matahari terbenam."
"Mereka menaiki sebuah perahu dayung dan mendarat di pulau itu. Ada seekor Binatang Buas dengan bulu tebal (dan karenanya), mereka tidak dapat membedakan muka dengan ekornya. Mereka bertanya: "Malang bagimu, siapa kamu?" Saat itu Binatang Buas itu berkata: "Aku al-Jassasah". Mereka bertanya: Apa itu al-Jassasah? Binatang Buas tersebut berkata: "Wahai orang-orang, temuilah seseorang di dalam biara karena dia sangat ingin mengetahui perihal tentang kalian. Dia (Tamim ad-Dari) berkata: "Saat Binatang Buas itu menyebutkan seseorang kepada kami, kami takut kalau-kalau Binatang Buas itu adalah setan. Kemudian kami pergi terburu-buru sampai kami memasuki biara itu dan menemukan seorang lelaki bertubuh kuat di sana dengan tangan terikat di lehernya dan belenggu besi mengikat kakinya sampai pergelangan kaki.
Kami berkata: "Malang bagimu, siapa kamu?" Dia berkata: "Kalian akan segera tahu tentangku, tetapi katakanlah kepadaku siapa kalian?" Kami berkata: "Kami adalah orang-orang dari Arabia dan kami berangkat dengan kapal layar, tetapi badai ombak membawa kami selama sebulan dan membawa kami dekat dengan pulau ini. Kami mengambil perahu dayung dan mendarat di pulau ini. Di pulau ini, seekor Binatang Buas dengan bulu yang sangat tebal bertemu dengan kami, dan karena ketebalan bulunya, mukanya tidak bisa dibedakan dengan ekornya. Kami berkata: "Malang bagimu, siapa kamu? Binatang Buas itu berkata: "Aku al-Jassasah". Kami bertanya: Apa itu al-Jassasah? Binatang Buas itu berkata: "Kalian pergilah menemui seseorang di dalam biara karena dia menunggu kalian, sangat ingin tahu perihal tentang kalian, jadi kami datang menemuimu dengan terburu-buru karena khawatir Binatang Buas itu adalah setan."
Dia (orang yang dirantai) berkata: "Katakan kepadaku tentang pohon kurma Baysan. Kami meminta keterangan: Dalam hal apa kamu ingin tahu informasi tentang itu? Dia bertanya: "Aku bertanya kepada kalian apakah pohon-pohon itu menghasilkan buah atau tidak?" Kami menjawab: "Iya." Saat itu dia berkata: "Aku rasa pohon-pohon itu tidak akan menghasilkan buah lagi." Dia berkata: "Informasikan kepadaku tentang Danau Tabariyyah." Kami meminta keterangan: Apa yang ingin kamu ketahui tentang itu? Dia bertanya: "Apakah di sana ada air?" Kami menjawab: Ada banyak air yang melimpah di sana. Saat itu dia berkata: "Aku rasa danau itu akan segera mengering." Dia berkata lagi: Informasikan kepadaku tentang Mata Air Zughar. Kami meminta keterangan: Apa yang ingin kamu ketahui tentang itu? Dia (orang yang dirantai) bertanya: "Adakah air di sana dan apakah air itu mengairi tanaman (di kebun)?" Kami katakan kepadanya: "Iya, ada banyak air yang melimpah di sana dan penduduk (Madinah) mengairi tanaman (di kebun) dengannya".
Dia bertanya: Informasikan kepadaku tentang Nabi ï·º yang Ummi, apa yang telah dia lakukan? Kami menjawab: "Dia telah meninggalkan Makkah dan menetap di Yatsrib (Madinah). Dia bertanya: "Apakah orang-orang Arab menentangnya?" Kami berkata: Iya. Dia bertanya: "Bagaimana dia menghadapi mereka? Kami beritahu dia bahwa dia (Nabi ï·º) telah mengatasi orang-orang yang ada di sekitarnya dan mereka menundukkan diri mereka di hadapan beliau. Saat itu, dia bertanya kepada kami: "Apakah itu sudah benar terjadi?" Kami berkata: "Iya." Saat itu dia berkata: Kalau begitu, lebih baik bagi mereka jika mereka mematuhi dia ï·º.
Aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah Dajjal dan akan segera diijinkan pergi. Maka aku akan pergi dan berkeliling di bumi, dan tidak akan menghindari kota apa pun di mana aku akan tinggal selama 40 malam kecuali Makkah dan Tauba (Madinah). Dua (kota) ini adalah (wilayah) terlarang bagiku dan aku tidak akan berusaha memasukinya. Malaikat dengan pedang di tangannya akan menyerangku dan menghalangi jalanku dan ada malaikat-malaikat yang menjaga setiap jalan masuk menuju kedua kota itu. Kemudian Rasulullah ï·º memukul mimbar dengan ujung tongkatnya, berkata: Tauba berarti Madinah. Tidakkah aku pernah mengatakan kepada kalian berita (tentang Dajjal) seperti ini? Orang-orang berkata: "Iya." Dan aku menyukai berita yang disampaikan oleh Tamim ad-Dari ini karena menguatkan berita yang telah aku berikan kepada kalian tentang dia (Dajjal) di Madinah dan Makkah.
Perhatikanlah dia (Dajjal) ada di Laut Suriah (Mediterania) atau Laut Yaman (Laut Arab). Tidak, sebaliknya, dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur, dan dia menunjuk dengan tangannya ke arah timur. Aku (Fatimah binti Qays) berkata: "Aku menjaganya (Hadits Rasulullah ï·º ini tetap dalam ingatanku." (HR Mulism)
(rhs)