Negara Israel Klasik di Palestina Hanya Berlangsung 4 Abad
loading...
A
A
A
Sesungguhnya, negara Israel klasik di Palestina usianya antara 350 tahun atau paling lama 4 abad, nyaris sama dengan lamanya Belanda menjajah Indonesia. Setelah itu, runtuh dan Bani Israel hidup sebagai menyebar ke berbagai negara.
Dr Muhsin Muhammad Shaleh mengatakan anehnya, orang Yahudi mengklaim, secara historis Palestina adalah tanah mereka. Sejarah dan peninggalan mereka terikat dengan Palestina. Mereka adalah penduduk asli di tanah Palestina.
"Selain mereka bukanlah penduduk asli di sana, tidak lebih hanya sekadar orang-orang yang numpang lewat saja," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Membantah klaim tersebut Muhsin Muhammad Shaleh menjelaskan kedatangan Nabi Ibrahim ke Palestina, kala itu, sekitar tahun 1900 SM. Taurat sendiri mengakui Palestina sebagai negeri yang berpenduduk dan menyebutnya dengan nama mereka “negeri Kan’an”.
Bahkan Ibrahim sendiri membeli tempat dari penduduk asli untuk mengubur istrinya, Sarah, yaitu sebuah gua yang dikemudian hari beliau juga dimakamkan di sana, juga anaknya Ishak dan cucunya Yakub.
Di lokasi itulah kemudian didirikan masjid Ibrahimi. Setelah itu, anak keturunan Ya'qub (yang juga disebut Israel) tinggal di Mesir sampai beberapa generasi hingga datangnya Musa ‘as dengan membawa misi mengirim mereka ke tanah suci Palestina sekitar tahun 1250 SM.
"Bahkan sampai tahun 1000 SM, Bani Israel tidak berhasil menguasai Palestina kecuali hanya sebagai pemukim yang menempati secuil wilayah dataran tinggi sekitar al Quds dan dataran utara Palestina," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
Selanjutnya, sesungguhnya kerajaan Daud dan Sulaiman hanya berlangsung sekitar 80 tahun saja, yakni dari tahun 1004 – 923 SM. Pada masa itu berhasil dikuasai hampir sebagian daerah-daerah pantai yang tidak tersentuh oleh kerajaan kecuali dari jarak dekat, yaitu dari Yafa.
Setelah wafatnya Sulaiman as, kerajaan Yahudi terbagi menjadi dua: Pertama Kerajaan Israel, kedua Kerajaan Yahuda.
Kerajaan Israel
Kerajaan Israel berada di bagian utara Palestina, dengan ibukota Syakem kemudian Tuzah dan selanjutnya Samira dekat Nablus. Kerajaan ini berlangsung sekitar 200 tahun, dari tahun 923 – 821 SM.
Dengan sedikit melecehkan, ensiklopedia Inggris memberinya nama “Kerajaan Pengekor” dikarenakan besar dan kecilnya peran kerajaan ini.
Bangsa Asiriya di bawah pimpinan Sarjun II telah menghabisi kerajaan ini dan memindahkan warga Yahudi ke Haran, el Khabur, Kurdistan dan Persia. Sebagai gantinya adalah bangsa Armenia.
Tampaknya, orang-orang Israel di pembuangan berbaur secara total dengan bangsa-bangsa yang bertetangga dengan mereka di pembuangan. Setelah itu tak tersisa jejak keturunan sepuluh Asbath dari Bani Israel (Ya’qub), karena merekalah yang mendukung kerajaan Israel ini.
Kerajaan Yahuda
Sedangkan Kerajaan Yahuda beribu kota di al Quds (Yerusalem) dan berlangsung selama hampir 337 tahun. Yaitu antara tahun 923 – 586 SM. Kerajaan ini tidak memiliki wilayah kecuali di bagian tengah tanah Palestina.
Kerajaan ini banyak ditimpa faktor-faktor kelemahan dan berada di bawah kendali luar dalam jangka waktu cukup lama. Sementara para imigran dari luar telah berkali-kali masuk ke al Quds.
Mereka antara lain dinasti Firaun dari Mesir pada akhir abad ke – 10 SM, dan orang-orang Palestina yang menguasai istana raja Yahuram tahun (849 – 842) SM, menahan anak-anak dan wanita mereka.
Kerajaan ini juga pernah tunduk di bawah kekuasaan bangsa Asiria pada waktu kerajaan ini diperintah raja Sarjun II dan seterusnya. Dan akhirnya, kerajaan ini dijatuhkan oleh orang-orang Babilonia (Irak) di bawah pimpinan Nebuchadnazar. Sekitar 40 ribu orang Yahudi ditawan dan dibawa ke Babilonia di Irak, sisanya hengkang dari Palestina pergi ke Mesir.
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, dengan begitu, kerajaan Bani Israel hanya berlangsung selama kurang lebih 4 abad. Namun sebagian besar mereka menguasai bagian-bagian tertentu dari wilayah Palestina. Luas wilayah dan kekuasaan politik mereka pun terus terkikis bersamaan perjalanan waktu.
Dr Muhsin Muhammad Shaleh mengatakan anehnya, orang Yahudi mengklaim, secara historis Palestina adalah tanah mereka. Sejarah dan peninggalan mereka terikat dengan Palestina. Mereka adalah penduduk asli di tanah Palestina.
"Selain mereka bukanlah penduduk asli di sana, tidak lebih hanya sekadar orang-orang yang numpang lewat saja," tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul "Ardhu Filistin wa Sya’buha" yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi "Tanah Palestina dan Rakyatnya".
Membantah klaim tersebut Muhsin Muhammad Shaleh menjelaskan kedatangan Nabi Ibrahim ke Palestina, kala itu, sekitar tahun 1900 SM. Taurat sendiri mengakui Palestina sebagai negeri yang berpenduduk dan menyebutnya dengan nama mereka “negeri Kan’an”.
Bahkan Ibrahim sendiri membeli tempat dari penduduk asli untuk mengubur istrinya, Sarah, yaitu sebuah gua yang dikemudian hari beliau juga dimakamkan di sana, juga anaknya Ishak dan cucunya Yakub.
Di lokasi itulah kemudian didirikan masjid Ibrahimi. Setelah itu, anak keturunan Ya'qub (yang juga disebut Israel) tinggal di Mesir sampai beberapa generasi hingga datangnya Musa ‘as dengan membawa misi mengirim mereka ke tanah suci Palestina sekitar tahun 1250 SM.
"Bahkan sampai tahun 1000 SM, Bani Israel tidak berhasil menguasai Palestina kecuali hanya sebagai pemukim yang menempati secuil wilayah dataran tinggi sekitar al Quds dan dataran utara Palestina," ujar Muhsin Muhammad Shaleh.
Selanjutnya, sesungguhnya kerajaan Daud dan Sulaiman hanya berlangsung sekitar 80 tahun saja, yakni dari tahun 1004 – 923 SM. Pada masa itu berhasil dikuasai hampir sebagian daerah-daerah pantai yang tidak tersentuh oleh kerajaan kecuali dari jarak dekat, yaitu dari Yafa.
Setelah wafatnya Sulaiman as, kerajaan Yahudi terbagi menjadi dua: Pertama Kerajaan Israel, kedua Kerajaan Yahuda.
Kerajaan Israel
Kerajaan Israel berada di bagian utara Palestina, dengan ibukota Syakem kemudian Tuzah dan selanjutnya Samira dekat Nablus. Kerajaan ini berlangsung sekitar 200 tahun, dari tahun 923 – 821 SM.
Dengan sedikit melecehkan, ensiklopedia Inggris memberinya nama “Kerajaan Pengekor” dikarenakan besar dan kecilnya peran kerajaan ini.
Bangsa Asiriya di bawah pimpinan Sarjun II telah menghabisi kerajaan ini dan memindahkan warga Yahudi ke Haran, el Khabur, Kurdistan dan Persia. Sebagai gantinya adalah bangsa Armenia.
Tampaknya, orang-orang Israel di pembuangan berbaur secara total dengan bangsa-bangsa yang bertetangga dengan mereka di pembuangan. Setelah itu tak tersisa jejak keturunan sepuluh Asbath dari Bani Israel (Ya’qub), karena merekalah yang mendukung kerajaan Israel ini.
Kerajaan Yahuda
Sedangkan Kerajaan Yahuda beribu kota di al Quds (Yerusalem) dan berlangsung selama hampir 337 tahun. Yaitu antara tahun 923 – 586 SM. Kerajaan ini tidak memiliki wilayah kecuali di bagian tengah tanah Palestina.
Kerajaan ini banyak ditimpa faktor-faktor kelemahan dan berada di bawah kendali luar dalam jangka waktu cukup lama. Sementara para imigran dari luar telah berkali-kali masuk ke al Quds.
Mereka antara lain dinasti Firaun dari Mesir pada akhir abad ke – 10 SM, dan orang-orang Palestina yang menguasai istana raja Yahuram tahun (849 – 842) SM, menahan anak-anak dan wanita mereka.
Kerajaan ini juga pernah tunduk di bawah kekuasaan bangsa Asiria pada waktu kerajaan ini diperintah raja Sarjun II dan seterusnya. Dan akhirnya, kerajaan ini dijatuhkan oleh orang-orang Babilonia (Irak) di bawah pimpinan Nebuchadnazar. Sekitar 40 ribu orang Yahudi ditawan dan dibawa ke Babilonia di Irak, sisanya hengkang dari Palestina pergi ke Mesir.
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, dengan begitu, kerajaan Bani Israel hanya berlangsung selama kurang lebih 4 abad. Namun sebagian besar mereka menguasai bagian-bagian tertentu dari wilayah Palestina. Luas wilayah dan kekuasaan politik mereka pun terus terkikis bersamaan perjalanan waktu.
(mhy)