Ciri-ciri Puasa Ramadan Diterima Allah SWT

Rabu, 01 November 2023 - 17:52 WIB
loading...
Ciri-ciri Puasa Ramadan Diterima Allah SWT
Ciri-ciri puasa Ramadan atau amal shaleh kita diterima Allah SWT tidaklah mutlak karena hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Foto ilustrasi/youtube
A A A
Ciri-ciri puasa Ramadan diterima Allah Subhanahuwa ta'ala, penting diketahui dan dipahami umat Muslim.
Apa saja ciri dan tanda-tandanya? Bagaimana dalilnya?

Dalam Islam, tanda diterimanya suatu amal kebaikan, adalah senantiasa berbuat amal shaleh setelahnya. Amal shaleh dalam hal ini termasuk menjalankan puasa Ramadan dan amal shaleh didalamnya. Jadi amal shaleh yang telah dijalankan selama
Ramadan terus berlanjut dan dibawa ke bulan-bulan berikutnya untuk menjadi pendamai bagi seorang Muslim.

Allah Ta'ala berfirman,

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَىِ النَّهَارِ وَزُلَـفًا مِّنَ الَّيۡلِ‌ ؕ اِنَّ الۡحَسَنٰتِ يُذۡهِبۡنَ السَّيِّاٰتِ ‌ؕ ذٰ لِكَ ذِكۡرٰى لِلذّٰكِرِيۡنَ


"Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS Hud ayat 114)

Sedangkan dalam penjelasan hadis, diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu'anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Bertakwalah kepada Allah SWT di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik." (HR at Tirmidzi)

Umat Muslim yang telah merasakan nikmatnya takwa selama Ramadan, harus melanjutkannya, dan juga tetap memperbanyak amal shaleh. Sebab, hakekatnya ketakwaan kepada Allah SWT tidak terbatas waktu, hingga ajal menjemput.

Namun, siapa saja yang kemudian kembali berbuat dosa dan maksiat setelah Ramadan, ketahuilah bahwa ganjaran Allah menanti orang-orang tersebut. Ucapan selamat tinggal pada Ramadan hanyalah sedikit tanda bahwa amal shaleh yang telah dikerjakan itu akan terkubur.

Jadi, seorang Muslim perlu ingat bahwa pintu surga selalu terbuka bagi mereka yang melanjutkan amal shaleh. Ingat pula bahwa puasa tidak terbatas pada bulan Ramadan.

Riwayat hadis telah menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW biasa berpuasa pada Senin dan Kamis dalam sepekan. Selain itu, kebiasaan tilawah Al Qur'an pada bulan suci Ramadan juga perlu senantiasa dirutinkan kembali di bulan-bulan selanjutnya usai Ramadan, meski betapa padatnya rutinitas sehari-hari.

Ciri Puasa yang Diterima Allah SWT

Ada beberapa ciri bahwa ibadah puasa diterima oleh Allah SWT. Ciri-ciri ini tidaklah mutlak karena hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

1. Dimudahkan melakukan puasa sunnah setelah Ramadan

Mengutip buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? oleh Alexander Zulkarnaen, S.Pd.I. dijelaskan bahwa seorang yang mengerjakan puasa Syawal bisa menjadi indikasi diterimanya puasa Ramadan.

Melanjutkan puasa sunah bulan Syawal dan bulan lainnya pertanda bahwa puasa Ramadan seseorang telah diterima Allah SWT. Karena jika Allah menerima amal seorang hamba maka Dia akan memberikan taufik kepada hamba tersebut untuk melakukan amal saleh yang lain setelahnya.

Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan,

أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم: ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها


Artinya: "Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shaleh setelahnya."

Begitu pula sebaliknya, barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang
telah dilakukan.

2. Dijauhkan dari perbuatan tercela

Ciri berikutnya adalah Allah memudahkan seseorang menjauhi perbuatan tercela seperti bohong, ghibah, fitnah dan perbuatan fasik lainnya.

Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tetap mengamalkannya, maka Allah Ta'ala tidak butuh kepada puasanya."

Senada dengan hadis riwayat Ibnu Majah yang artinya, "Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja."

3. Mendapat kehidupan yang baik

Seorang yang ibadahnya diterima Allah SWT akan merasakan ketenangan dalam hidup. Ia juga akan menjalani hidup yang baik karena dijamin langsung oleh Allah SWT.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 97,

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ


Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(QSAn-Nahl : 97)



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1111 seconds (0.1#10.140)