Tabayyun untuk Menangkal Hoaks dan Menghindari Permusuhan
loading...
A
A
A
Tabayyun merupakan perintah Allah Ta'ala yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Saking pentingnya Tabayyun ini, Allah menurunkan satu ayat yang memerintahkan kaum mukmin untuk meneliti berita yang diterima dari orang lain, yaitu Surat Al-Hujurat Ayat 6. Selain itu, terdapat keterangan senada dalam Surat An-Nisa Ayat 83.
Tabayyun adalah ungkapan dan upaya meneliti dan bertanya tentang masalah yang terjadi. Misalnya, mencari tahu tentang kabar pencurian yang dilakukan seseorang. Tidak cepat-cepat menyimpulkan kabar yang diterima sehingga menghakimi pelakunya.
Tabayyun berasal dari akar kata dalam bahasa Arab Tabayyana-Ytabayyanu-Tabayyanan, yang berarti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga keadaannya jelas dan benar. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan baik masalah hukum, kebijaktaban dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.
Berikut firman Allah tentang perintah Tabayyun:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat Ayat 6)
Dari Anas bin Malik bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Pelan-pelan itu dari Allah, sedangkan terburu-buru itu dari setan." Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Cukuplah kebohongan bagi seseorang bahwa dia menyampaikan semua apa yang didengarnya."
Dalam ayat di atas, Allah menyampaikan peringatan kepada kaum Mukminin, jika datang kepada mereka seorang fasik membawa berita tentang apa saja, agar tidak tergesa-gesa menerima berita itu sebelum diteliti dahulu kebenarannya. Perlunya berhati-hati dalam menerima berita bertujuan untuk menghindarkan hal-hal buruk seperti permusuhan dan penyesalan..
Adapun penyebab seseorang tidak melakukan Tabayyun adalah karena kelalaian dan kelupaan. Karena itu, penting diingat oleh kaum muslimin bahwa mempercayai suatu berita tanpa diselidiki kebenarannya, dapat membawa korban jiwa dan harta yang sia-sia, serta menimbulkan penyesalan belaka.
Wallahu A'lam
Tabayyun adalah ungkapan dan upaya meneliti dan bertanya tentang masalah yang terjadi. Misalnya, mencari tahu tentang kabar pencurian yang dilakukan seseorang. Tidak cepat-cepat menyimpulkan kabar yang diterima sehingga menghakimi pelakunya.
Tabayyun berasal dari akar kata dalam bahasa Arab Tabayyana-Ytabayyanu-Tabayyanan, yang berarti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga keadaannya jelas dan benar. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan baik masalah hukum, kebijaktaban dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.
Berikut firman Allah tentang perintah Tabayyun:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ جَآءَكُمۡ فَاسِقٌ ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوۡۤا اَنۡ تُصِيۡبُوۡا قَوۡمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُوۡا عَلٰى مَا فَعَلۡتُمۡ نٰدِمِيۡنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat Ayat 6)
Dari Anas bin Malik bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Pelan-pelan itu dari Allah, sedangkan terburu-buru itu dari setan." Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Cukuplah kebohongan bagi seseorang bahwa dia menyampaikan semua apa yang didengarnya."
Dalam ayat di atas, Allah menyampaikan peringatan kepada kaum Mukminin, jika datang kepada mereka seorang fasik membawa berita tentang apa saja, agar tidak tergesa-gesa menerima berita itu sebelum diteliti dahulu kebenarannya. Perlunya berhati-hati dalam menerima berita bertujuan untuk menghindarkan hal-hal buruk seperti permusuhan dan penyesalan..
Adapun penyebab seseorang tidak melakukan Tabayyun adalah karena kelalaian dan kelupaan. Karena itu, penting diingat oleh kaum muslimin bahwa mempercayai suatu berita tanpa diselidiki kebenarannya, dapat membawa korban jiwa dan harta yang sia-sia, serta menimbulkan penyesalan belaka.
Wallahu A'lam
(rhs)