Pandangan Islam terhadap Yudas Iskariot: Ketika Allah Taala Membuat Tipu Daya

Jum'at, 08 Desember 2023 - 15:24 WIB
loading...
Pandangan Islam terhadap Yudas Iskariot: Ketika Allah Taala Membuat Tipu Daya
Pandangan Islam terhadap Yudas Iskariot termaktub dalam al-Quran yang mengisahkan penyalipan Yesus atau Nabi Isa as. Ilustrasi: Ist
A A A
Pandangan Islam terhadap Yudas Iskariot termaktub dalam al-Quran yang mengisahkan penyaliban Yesus atau Nabi Isa as . Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa' ayat 157-158:

وَّقَوۡلِهِمۡ اِنَّا قَتَلۡنَا الۡمَسِيۡحَ عِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ رَسُوۡلَ اللّٰهِ‌ ۚ وَمَا قَتَلُوۡهُ وَمَا صَلَبُوۡهُ وَلٰـكِنۡ شُبِّهَ لَهُمۡ‌ ؕ وَاِنَّ الَّذِيۡنَ اخۡتَلَـفُوۡا فِيۡهِ لَفِىۡ شَكٍّ مِّنۡهُ‌ ؕ مَا لَهُمۡ بِهٖ مِنۡ عِلۡمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ‌ ۚ وَمَا قَتَلُوۡهُ يَقِيۡنًا
بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيۡهِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا

"Dan perkataan mereka: 'Bahwa kami telah membunuh Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah', padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkat (derajat) 'Isa kepada-Nya; karena Allah itu Gagah nan Bijaksana" ( QS An-Nisa' 4 :157-158)

Di sisi lain, dalam Bible dijelaskan bahwa dari 12 orang murid utama Isa, ada seorang yang telah berkhianat dengan jalan menjual informasi mengenai keberadaan Isa terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Romawi. Murid tersebut diyakini bernama Yahudza al- skharyuti atau Yudas Iskariot.



Yudas digambarkan memiliki rencana yang jahat terhadap Isa al-Masih setelah acara jamuan makan malam al-Maidah selesai dengan membocorkan rahasia keberadaan sang Nabi kepada musuh-musuhnya sehingga mereka melakukan penyerbuan terhadap persembunyian Isa al-Masih.

Namun sesuai dengan janji Allah, bahwa rencana yang jahat tidak akan menimpa selain kepada orang yang sudah membuat rencana itu sendiri, begitu pula halnya dengan diri 'Isa al-Masih, beliau telah diselamatkan Allah dari tragedi tewasnya diatas salib.

Sementara Yudas yang merupakan otak dari semua rencana jahat itu akhirnya mati dengan mengenaskan, gantung diri dan tubuhnya jatuh terjerumus dalam keadaan perut pecah.

Demikianlah kiranya Allah telah menentukan keputusan-Nya untuk memberikan hukuman terhadap orang yang telah merencanakan hal yang keji atas diri Nabi-Nya dengan azab yang pedih.

"Dan adalah aku menjadi penjaga atas mereka selama aku ada pada mereka; maka tatkala Engkau mewafatkan aku, adalah Engkau menjadi pengurus mereka; dan sungguh Engkau menyaksikan segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hambaMu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sungguh Engkaulah Maha Kuasa nan Bijaksana." ( QS al-Maidah 5 :117-118)

Dalam ayat tersebut Nabi Isa menyerahkan segala urusan itu kepada kehendak Allah. Bila karena perbuatan umatnya yang salah telah menyebabkan Allah menjadi murka dan menghukum mereka, maka itu adalah hak prerogatif Allah, sebab Dia adalah penguasa dan pencipta seluruh makhluk yang mampu bertindak dan berkehendak sebebas-bebasnya kepada siapapun sebab mereka hanyalah hamba-hamba Allah yang tidak akan bisa menghentikan kehendak Allah.



Bani Israil

Kisah kekufuran Bani Israil sudah secara gamblang dipaparkan oleh al-Qur'an, sejak dari mulai masa kenabian Musa as dan Harun hingga pada periode 'Isa al-Masih dan Muhammad SAW bahkan hingga jaman-jaman yang akan datang.

Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah dipercayai oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan di antara para sahabatnya yang setia. Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini oleh kaum Nasrani namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut.

Dimulai dari saat-saat akan diturunkannya Hidangan (al-Maidah) atas keinginan para sahabat Nabi 'Isa al-Masih :

"Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata: Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit? Maka 'Isa menjawab: Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang beriman!" Mereka berkata: Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang yang menyaksikan." ( QS al-Maidah 5 :112-113)

Di sini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang berada di sekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang terhadapnya di dalam Bible.



Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah di bawah bimbingan Nabi Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih, namun mereka masih tetap merasa kurang yakin.

Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya semacam ini,

"Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah?; Maka para sahabatnya menjawab: Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang muslimin."( QS. ali Imran 3 :52)

Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya :

"Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya Allah itu sepandai-pandainya menipudaya." ( QS. Ali Imran 3 : 54)



Di sini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan pada ayat sebelumnya dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu daya pula.

Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri". ( Qs. Faathir 35 :43)

Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri.

"Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mewafatkanmu dan akan mengangkatmu kepada-Ku, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas mereka yang kafir hingga hari kiamat." (QS ali Imran 3:55)



Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya. Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa pengangkatan dan membersihkan nama baiknya.

"Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras di dunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong."(Qs. ali Imran 3:56)

Ayat ini juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum Hawariyin di saat penurunan Hidangan dari langit didalam surah al-Maaidah :

"Allah berkata: Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk." (Qs. al-Maidah 5:115)



Di ayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang Kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya di antara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2962 seconds (0.1#10.140)