Kristen Mengajarkan Azas Dosa Asal, Bagaimana dengan Islam?
loading...
A
A
A
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut petikan dialog tersebut:
Prof Wilson: Saya sekarang yakin bahwa Islam berdiri di atas dasar yang kuat di dalam ajarannya tentang kemurnian makhluk dan bahwa ajaran-ajarannya dalam masalah ini adalah sangat benar dan kukuh. Sekarang tentang keadilan Tuhan dan menjunjung prinsip pertanggungan jawab individu (perorangan) yang tidak dapat dipisahkan dari keadilan Tuhan.
Bila Kristen mengajarkan azas Dosa Asal, mereka sesungguhnya membangun suatu dasar azas lain, yaitu Azas Penebusan. Manusia mereka katakan berdosa dan dihukum karena dosa Asal.
Dengan lain perkataan: oleh warisan dosa dari Adam dan Hawa , kita menjadi berdosa karena itu kita perlu untuk menebus.
Seseorang harus membayar untuk dosa kita. Yesus membayar untuk itu dengan disalib. Jadi, Yesus menjadi penebus dan penyelamat manusia.
Oleh penyangkalan dari dosa asal, azas penebusan ditinggalkan tanpa dasar. Anda telah berbicara pada pokoknya, tetapi hal itu telah menjadi jelas bahwa penebusan adalah salah satu prinsip yang tidak sesuai dengan konsep keadilan Tuhan.
Imam Chiri: Seluruh hal dari Dosa Asal adalah seperti yang telah kita kemukakan, benar-benar berlawanan dengan keadilan Tuhan. Bahkan bila kita lupakan tentang ketidak sesuaiannya dengan keadilanNya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Yang Maha Adil membuat seseorang yang tak berdosa, Yesus, membayar dosa-dosa seluruh umat manusia.
Dan lagi bagaimana kita mencuci dosa kecil seperti memakan apel oleh dosa yang amat besar membunuh orang suci seperti Yesus .
Dosa akan dihapus oleh perbuatan-perbuatan yang baik, bukan oleh pembunuhan. Lebih lanjut, bagaimana kita dapat menerima (memikirkan) bahwa Tuhan Yang Terbijaksana, akan menuntut darah dari pesuruhnya sebagai penilaian pemberianNya?
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut petikan dialog tersebut:
Prof Wilson: Saya sekarang yakin bahwa Islam berdiri di atas dasar yang kuat di dalam ajarannya tentang kemurnian makhluk dan bahwa ajaran-ajarannya dalam masalah ini adalah sangat benar dan kukuh. Sekarang tentang keadilan Tuhan dan menjunjung prinsip pertanggungan jawab individu (perorangan) yang tidak dapat dipisahkan dari keadilan Tuhan.
Bila Kristen mengajarkan azas Dosa Asal, mereka sesungguhnya membangun suatu dasar azas lain, yaitu Azas Penebusan. Manusia mereka katakan berdosa dan dihukum karena dosa Asal.
Dengan lain perkataan: oleh warisan dosa dari Adam dan Hawa , kita menjadi berdosa karena itu kita perlu untuk menebus.
Seseorang harus membayar untuk dosa kita. Yesus membayar untuk itu dengan disalib. Jadi, Yesus menjadi penebus dan penyelamat manusia.
Oleh penyangkalan dari dosa asal, azas penebusan ditinggalkan tanpa dasar. Anda telah berbicara pada pokoknya, tetapi hal itu telah menjadi jelas bahwa penebusan adalah salah satu prinsip yang tidak sesuai dengan konsep keadilan Tuhan.
Imam Chiri: Seluruh hal dari Dosa Asal adalah seperti yang telah kita kemukakan, benar-benar berlawanan dengan keadilan Tuhan. Bahkan bila kita lupakan tentang ketidak sesuaiannya dengan keadilanNya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Yang Maha Adil membuat seseorang yang tak berdosa, Yesus, membayar dosa-dosa seluruh umat manusia.
Dan lagi bagaimana kita mencuci dosa kecil seperti memakan apel oleh dosa yang amat besar membunuh orang suci seperti Yesus .
Dosa akan dihapus oleh perbuatan-perbuatan yang baik, bukan oleh pembunuhan. Lebih lanjut, bagaimana kita dapat menerima (memikirkan) bahwa Tuhan Yang Terbijaksana, akan menuntut darah dari pesuruhnya sebagai penilaian pemberianNya?
(mhy)