Siasat Genosida Israel: Ketika Kritik kepada Israel Dianggap gerakan Anti-Semit

Jum'at, 29 Desember 2023 - 05:15 WIB
loading...
Siasat  Genosida Israel: Ketika Kritik kepada Israel Dianggap gerakan Anti-Semit
Easton Amjad Waz, 5, memegang tanda saat berjaga untuk Wadea Al Fayoume di Plainfield, Illinois pada 17 Oktober 2023. Foto/Ilustrasi: Al-Jazeera
A A A
Selama 80 hari, Israel telah melancarkan perang terhadap warga Palestina di Gaza dengan dukungan penuh diplomatik, ekonomi, dan militer dari pemerintah AS. Tentara Israel telah membunuh 21.000 orang, melakukan apa yang disepakati oleh para ahli hukum sebagai genosida dan melakukan banyak kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Namun, meningkatnya kemarahan moral di Amerika Serikat dan di seluruh dunia ditanggapi dengan kampanye kotor yang berbahaya yang mempersenjatai rasisme untuk membungkam gerakan kemerdekaan Palestina," tulis Osama Abu Irsyad.



Direktur Eksekutif dan anggota dewan American for Justice in Palestine Action (AJP Action) dan American Muslim for Palestine (AMP) ini dalam artikelnya yang berjudul "In the US, Arabs and Muslims are once again cast as suspect" menyebut dipicu islamofobia dan anti-Palestina, retorika ekstrem telah mendorong pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hak-hak sipil warga Palestina, Arab, dan Muslim Amerika, dan bahkan kekerasan mematikan terhadap anggota komunitas ini.

"Namun dampak negatif dari penindasan fanatik ini tidak terbatas pada warga Palestina, Arab, dan Muslim; melainkan mengancam nilai-nilai moral dan kewarganegaraan yang mendasar yang menjadi dasar demokrasi." ujarnya sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Rabu, 27 Desembver 2023.

Fitnah dan Perburuan Penyihir

Osama Abu Irsyad mengatakan selama dua setengah bulan terakhir, telah terjadi demonstrasi jalanan besar-besaran, surat kecaman terbuka, pengunduran diri pejabat di depan umum, dan aksi protes lainnya yang bertujuan menyerukan gencatan senjata, persamaan hak bagi warga Palestina, dan pertanggungjawaban atas kejahatan perang.

Namun mobilisasi ini dilawan dengan upaya untuk menggambarkan gerakan pro-Palestina dan kritik terhadap genosida Israel sebagai gerakan “anti-Semit” dan mendukung kekerasan atau terorisme.



Meskipun taktik ini bukan hal yang baru, kampanye ini telah meluas dalam skala dan ruang lingkup hingga menyerupai perburuan penyihir McCarthy, yang tanpa henti menargetkan orang-orang Palestina, Arab, dan Muslim Amerika pada khususnya, serta sekutu-sekutu mereka yang menentang kkekerasan dan kebijakan apartheid Israel yang didanai AS.

Sejak bulan Oktober, ribuan orang telah menjadi korban kampanye pencemaran nama baik ini. Di kampus-kampus universitas Amerika, para aktivis mahasiswa telah didisiplinkan oleh para administrator. Wajah dan nama mereka terpampang di papan reklame dengan keterangan palsu dan memfitnah.

Pihak lain yang menentang genosida telah ditekan untuk tetap diam, menghadapi ancaman, menghadapi intimidasi dan pelecehan secara online dan di jalan-jalan, serta mengalami dampak ekonomi, termasuk hilangnya lapangan kerja.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1122 seconds (0.1#10.140)