Sikap Tasamuh, Menghargai Perbedaan dan Dalilnya dalam Islam

Kamis, 11 Januari 2024 - 13:03 WIB
loading...
Sikap Tasamuh, Menghargai Perbedaan dan Dalilnya dalam Islam
Sikap tasamu? ialah sikap yang mengarahkan pada keterbukaan dan menghargai perbedaan. Karena perbedaan merupakan fitrah yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Foto ilustrasi/ist
A A A
Sikap tasamuḥ ialah sikap yang mengarahkan pada keterbukaan dan menghargai perbedaan. Karena perbedaan merupakan fitrah yang sudah menjadi ketetapan Allah Subhanahu wa ta'ala dan seluruh manusia tak bisa menolak-Nya.

Dalil tentang tasamuh ini disebutkan dalam Al Quran. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui, Maha mengenal” (QS. al-Hujurāt : 13)

Konsep tasamuḥ yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit. Yaitu dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan. Namun, apabila hubungannya dengan keyakinan dan ritual, agama Islam tidak mengenal kata kompromi. Keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain begitu pula dengan ritualnya.

Sebagai bukti bahwa tasamuḥ merupakan salah satu ajaran Islam adalah Allah melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Tanpa larangan tersebut, manusia akan saling memperolok jika berbeda keyakinan.

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


Artinya: Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo'a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan" (QS. al-An’am :108)

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab, “al-Hanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam.

Dalam Islam, tasamuḥ berlaku bagi semua orang tanpa mengenal perbedaan. Akan tetapi setiap orang memiliki perbedaan penerapan tasāmuḥ, ada yang masih belum terlatih melakukannya dan ada yang sudah terlatih melakukannya.

Syaikh Yusuf Qardhawi menjelaskan adanya empat faktor yang mendorong sikap tasāmuḥ , yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia itu makhluk mulia
b. Perbedaan di dunia ialah realitas yang dikehendaki Allah
c. Allah Maha membuat perhitungan, jadi tiada kuasa mutlak manusia untuk mengadili kekafiran atau kesesatan seseorang. d. Keyakinan akan perintah Allah untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia.

Contoh Sikap Tasamuḥ dalam Islam

1. Di kota Madinah, Rasulullah Saw tidak sungkan berdampingan dengan pribumi Yahudi maupun Nasrani
2. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar ra tidak merusak tempat tempat ibadah warga non-muslim dan pemeluknya teteap diberikan kebebasan untuk menjalankan ritual agamnya.
3. Rasulullah SAW memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin
4. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw dan para sahabat, Rasulullah Saw berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat berkata, “Kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi?” Rasulullah SAW bersabda: “Bukankah dia juga manusia?”



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1289 seconds (0.1#10.140)