Pra-Islam: Orang-Orang Arab di Irak dan Syam, Cikal Bakal Perluasan Islam di Persia

Kamis, 11 Januari 2024 - 15:24 WIB
loading...
Pra-Islam: Orang-Orang Arab di Irak dan Syam, Cikal Bakal Perluasan Islam di Persia
Mereka yang menjadi pelopor pertama dalam membuka jalan tersiarnya Islam dan kedaulatannya adalah orang Arab Irak dan Syam. Ilustrasi: Ist
A A A
Orang-orang Arab yang pertama sekali datang ke pedalaman timur Syam dan di barat Irak adalah kabilah-kabilah yang pindah atau tawanan-tawanan yang dibawa dari Semenanjung oleh raja-raja Persia .

"Pada pertengahan abad ketiga Masehi mereka mulai diperhitungkan, baik oleh Romawi maupun Persia yang kala itu merupakan imperium terkuat di dunia," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Abu Bakr As-Siddiq" yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987).

Kedua kerajaan ini menjalin persahabatan dengan orang-orang Arab itu dan siap membela mereka. Sebagai penghargaan atas keberanian dan ketangkasan mereka dalam peperangan, kedua kerajaan ini mengakui kemerdekaan mereka.



Menurut Haekal, sebenarnya hubungan mereka dengan kedua imperium besar ini melebihi Yaman atau Hadramaut dan kawasan Semenanjung Arab lainnya yang berada di bawah pengaruh Persia, bahkan barangkali dulu mereka lebih merdeka.

"Dengan demikian dapat kita katakan bahwa tanah Arab itu membentang dari Teluk Persia dan Teluk Aden di selatan sampai ke Mosul dan Armenia di utara," jelasnya.

Dari seluruh Semenanjung itu yang paling banyak menerima pengaruh kebudayaan Persia dan kebudayaan Romawi ialah masing-masing Arab Irak dan Arab Syam.



Haekal mengatakan, "Bukankah benar juga bila kita katakan - dan memang demikian kenyataannya - bahwa yang menjadi pelopor pertama dalam membuka jalan tersiarnya Islam dan kedaulatannya adalah orang Arab Irak dan Syam?"

Sudah tentu hal ini tak terbayang oleh mereka. Tak seorang pun dari mereka membayangkan, diutusnya Muhammad sebagai rasul dengan ajarannya itu akan melahirkan persatuan dan kesatuan Arab dan akan mengangkat keluhuran budi bangsa itu sebagai umat sampai setinggi itu.

Akan tetapi, kata Haekal, bermukimnya mereka di antara daratan Furat dengan lembah-lembah Syam, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai kehidupan mereka, serta hubungan mereka dengan penduduk dan lingkungan sekitarnya di Semenanjung Arab, semua itu merupakan langkah pertama menuju langkah-langkah berikutnya, setelah empat abad sejak datangnya pasukan Arab kepulauan itu ke sana, untuk mengusir imperium Persia dan Romawi dan menggantikannya dengan kedaulatan Islam.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)