Rasulullah SAW Salat Sampai Kedua Kakinya Bengkak

Selasa, 11 Agustus 2020 - 15:34 WIB
loading...
Rasulullah SAW Salat Sampai Kedua Kakinya Bengkak
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) adalah teladan terbaik dalam hal ibadah. Foto/Ist
A A A
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah teladan terbaik dalam segala hal. Terkait ibadah, Rasulullah SAW sangat perhatian dengan salat . Salat menjadi amalan yang disenangi beliau, bahkan Rasulullah berdiri ( salat ) sampai bengkak kedua kakinya. Ketika ditanyakan: "Mengapa Anda membebani diri dengan hal yang demikian? Bukankah Allah Ta'ala telah mengampuni segala dosa Anda, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Rasulullah SAW Bersabda: "Tidak patutkah saya menjadi hamba Allah yang bersyukur?" (Dari Al-Mughirah bin Syu'bah RA). ( )

Nabi SAW salat malam tiga belas rakaat. Apabila beliau SAW tidak sempat salat malam karena tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau melakukan salat 12 rakaat di siang harinya. Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah SAW melaksanakan salat di malam hari sebelas raka'at. Beliau lakukan salat witir (ganjil) satu raka'at. Apabila beliau selesai salat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah bawah." (dari Sayyidah 'Aisyah RA)

Sayyidah 'Aisyah RA juga berkata: "Sesungguhnya Nabi SAW tidak wafat, sampai kebanyakan salatnya (salat sunnah) dilaksanakan dalam keadaan duduk".

Dari Ibnu Umar RA, "Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah SAW berupa salat delapan rakaat, dua rakaat sebelum salat Zhuhur, dua raka'at sesudahnya, dua rakaat sesudah salat Maghrib dan dua rakaat sesudah salat Isya". Selanjutnya Ibnu Umar berkata: "Hafshah menceritakan kepadaku perihal dua rakaat shalat fajar. Tapi aku tak pernah melihatnya dilakukan Rasulullah SAW ".

Hafshah (istri Rasulullah SAW ) dan Ibnu Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah putra dan putri Umar bin Khathab RA. Rasulullah SAW melakukan salat fajar di rumahnya, maka Ibnu Umar tidak pernah melihatnya.

Wudhu Rasulullah SAW
Rasulullah SAW keluar dari jamban, maka dihidangkan kepadanya makanan. Kemudian para sahabat berkata: "Apakah kami perlu menyediakan bagi Anda air wudlu ?" Beliau SAW menjawab: "Sesungguhnya aku disuruh berwudhu apabila aku akan melakukan salat". (dari Ibnu 'Abbas RA). ( )

Dari Salman Al-Farisi RA, "Kubaca dalam Taurat bahwa berkah makanan itu karena berwudhu sebelum makan dan berwudhu sesudahnya". Hal tersebut kukatakan kepada Nabi SAW dan kukabarkan apa yang pernah kubaca dalam Taurat itu, maka Rasulullah SAW bersabda: "Berkah makanan itu disebabkan berwudhu sebelum makan serta sesudahnya".

Salat Dhuha Rasulullah SAW
Aku mendengar Mu'adzah (binti Abdullah al-Adawiyah) sebagai berikut: "Aku bertanya kepada Sayyidah Aisyah RA: "Apakah Rasulullah SAW mengerjakan salat pada waktu dhuha ?" Aisyah menjawab: "Benar, beliau melakukan empat rakaat. Dan terkadang beliau menambah lagi sebanyak yang dikehendaki Allah 'Azza wa Jalla".

Sesungguhnya Nabi SAW melakukan salat empat rakaat sesudah tergelincir matahari, sebelum salat Zhuhur. Beliau bersabda: "Sesungguhnya waktu itu merupakan saat pintu-pintu langit terbuka. Maka aku menyukai amal salehku diangkat saat itu". (dari Mujahid yang bersumber dari 'Abdullah bin as Saib RA)

Salat Sunnah Rasulullah SAW di Rumah
Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang salat di rumah dan salat di masjid. Beliau bersabda: "Sungguh, kau melihat sendiri, alangkah dekatnya rumahku dengan masjid. Sungguh aku lebih suka salat di rumah daripada salat di masjid, kecuali shalat fardhu". (Diriwayatkan oleh 'Abbas al-Anbari, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari al A’la bin Harits, dari Haram bin Mu’awiyah, yang bersumber dari pamannya Abdullah bin Sa'ad RA)

Puasa Sunnah Rasulullah SAW
Aku melihat Rasulullah SAW berpuasa selama dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Syaban dan Ramadhan. (Bersumber dari Ummu Salamah RA).(Baca Juga: Bagaimana Cara Puasa Rasulullah SAW?)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW shaum pada awal bulan selama tiga hari pada setiap bulan, dan jarang sekali beliau tidak berbuka pada hari Jumat. Nabi SAW bersungguh-sungguh mengamalkan puasa hari Senin dan Kamis.

Selain itu, Hari Asyura (10 Muharram) adalah hari yang dishaumi kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Rasulullah SAW pun puasa pada hari itu. Manakala beliau tiba di Madinah, beliau puasa pada hari itu dan beliau perintahkan agar hari itu dishaumi. Manakala bulan Ramadhan diwajibkan untuk shaum, maka puasa Ramadhanlah yang menjadi kewajiban, dan beliau tinggalkan hari Asyura. Barang siapa ingin puasa silakan dan barang siapa yang tidak mau puasa tinggalkanlah. "(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, Al Hamdzani, Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari Aisyah RA)

Cara Rasulullah SAW Membaca Al-Qur'an
Aku bertanya kepada Anas bin Malik RA: "Bagaimanakah bacaan (Al-Qur'an) Rasulullah SAW ?" Ia menjawab: "Bermad (bertajwid)". "(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jurair bin Hazim, dari ayahnya yang bersumber dari Qatadah RA)

Rasulullah SAW memotong bacaannya (pada setiap ayat). Beginilah cara membacanya: "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca 'Arrahmanirrahim' kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca 'Maliki Yaumiddin". (Bersumber dari Ummu Salamah RA) ( )

Wallahu Ta'ala A'lam

Sumber:
Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1938 seconds (0.1#10.140)