Doa Memohon Keadilan Bagi yang Dicurangi dalam Pemilu

Jum'at, 16 Februari 2024 - 15:32 WIB
loading...
Doa Memohon Keadilan Bagi yang Dicurangi dalam Pemilu
Doa memohon keadilan ketika merasa dicurangi penting diketahui, bagi mereka yang mengikuti sebuah kompetisi seperti Pemilu (pemilihan umum). Foto ilustrasi/ist
A A A
Doa memohon keadilan ketika merasa dicurangi penting diketahui, bagi mereka yang mengikuti sebuah kompetisi seperti Pemilu (pemilihan umum). Seperti diketahui, dalam sebuah kompetisi, kalah dan menang adalah kepastian yang ada.

Akan tetapi dalam prosesnya, tidak semua kemenangan atau kekalahan adalah mutlak hasilnya. Faktornya bisa saja terjadi kecurangan-kecurangan dalam kompetisi yang digelar.

Dikutip dari buku 'Kumpulan Doa Doa' terbitan Kementerian Agama disebutkan tentang doa memohon keadilan . Doa ini bersumber dari Nabi Syuaib yang diabadikan Allah dalam Al Qur'an Surat Al A'raf ayat 89:

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ


"Rabbanaftah bainana wabaina qaumina bilhaqqi wa-anta khairul fatihin."

Artinya "Ya Allah ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil). Engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan."

Bolehkah Menghubungkan Agama dan Urusan Dunia?

Ketika berkompetisi, orang menganggap itu hanyalah urusan dunia. Bolehkah kita memohon doa atau menghubungan agama (ibadah) dengan urusan dunia tersebut? Ternyata, Islam bukan agama yang hanya mensyariatkan hal-hal yang bersifat ibadah individual, melainkan juga ibadah sosial.

Seperti sekarang ini, bangsa Indonesia tengah menggelar pemilihan umum untuk mencari sosok pemimpin bangsa (presiden). Memilih pemimpin dan pemerintah seperti Pemilu juga bagian dari ikhtiar ibadah sosial.

Demikianlah hakikat hubungan antara agama dengan dunia. Imam Al-Ghazali pernah berkata:

المُلك والدين توأمان، فالدين أصل، والسلطان حارس، وما لا أصل له فمهدوم، وما لا حارس له فضائع


Addinu ashlun wassulthaanu haarisun wa maa la ashla lahu famahduhum wa maa laa haarisa lahu fadhaa-i'u."

Yang artinya, "Dunia adalah agama adalah dasar, sedang penguasa adalah penjaga. Segala sesuatu yang tidak memiliki dasar akan runtuh. Dan, segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan terbengkalai."


Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1899 seconds (0.1#10.140)