29 Jenis Hukum Tajwid Beserta Contoh dan Penjelasanya
loading...
A
A
A
Jenis Hukum Tajwid ini perlu dipahami oleh setiap muslim, mengingat hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah dan akan menjadi fardhu ain atau wajib dalam pengamalannya ketika membaca Al Quran.
Secara bahasa, tajwid merupakan al-tahsin atau membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru.
Dengan mempelajari hukum tajwid , seorang muslim akan mengetahui kapan waktu bacaan harus dibaca panjang, pendek, mendengung, atau jelas.
Bila ada kalimat di Al Quran yang sesuai dengan ciri tersebut maka harus dibaca jelas dan tidak mendengung. Karena secara bahasa "izhar halqi" berarti jelas atau nampak.
Contoh :
Dalam bacaan tersebut terdapat nun mati yang bertemu huruf ha' (ح), sehingga dibaca "fashalli lirabbika wan har".
Contoh :
Dalam bacaan tersebut terdapat dhammah tanwin bertemu dengan huruf wau (و). Sehingga dibaca "Gisyāwatuw wa lahum".
Contoh :
Dalam bacaan tersebut terdapat nun sukun yang bertemu huruf lam (ل), dibaca "yakul-lahu".
Contoh :
Bacaan tersebut dibaca "waja’alnaa mim baini", terlihat bagaimana nun sukun digantikan huruf ba dengan dengung.
Cara membaca ikhfa haqiqi ini adalah disamarkan atau didengungkan selama dua harakat. Karena secara bahasa ikhfa hakiki adalah menutup atau tersembunyi.
Contoh :
Dalam bacaan tersebut ada nun mati yang bertemu dengan huruf dal ( د ), dibaca "Minnnn duunihimaa".
Contoh :
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf ba, dibaca "alaihim bi`aniyatim".
Contoh :
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf mim berharakat fathah, dibaca "quluubihim maa".
Contoh :
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf dal, dibaca "Alhamdu lillaahi".
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Perlu dicatat, hukum Mad Iwad yang dijelaskan tersebut tidak berlaku pada bacaan Ta’ Marbutah ( ىة , ة ). Apabila ada Ta’ Marbutah berharakat fathatain ( ـً ) dan diwakafkan, maka membacanya harus mengubah Ta’ Marbutah menjadi Ha’ ( ه, ىه ) sukun/mati.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Dibaca, "zaalikal-kitabu".
Contoh :
Dibaca, "arruj'aa"
Contoh :
Dibaca, "Innasyaaniaka huwal abtar (abbetar)". (QS. Al Kautsar: 3)
Contoh :
Dibaca, "Qul huwallaahu ahadd".
Itulah sejumlah hukum bacaan atau tajwid. Penjelasan di atas dapat dijadikan bahan untuk belajar supaya ketika membaca Al Quran dapat lebih jelas tanpa adanya salah baca yang menimbulkan salah arti.
Secara bahasa, tajwid merupakan al-tahsin atau membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru.
Dengan mempelajari hukum tajwid , seorang muslim akan mengetahui kapan waktu bacaan harus dibaca panjang, pendek, mendengung, atau jelas.
29 Jenis Hukum Tajwid
1. Izhar Halqi
Izhar Halqi adalah hukum bacaan ketika ada nun mati atau tanwing bertemu dengan huruf alif ( ا ), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), dan ha' (ه).Bila ada kalimat di Al Quran yang sesuai dengan ciri tersebut maka harus dibaca jelas dan tidak mendengung. Karena secara bahasa "izhar halqi" berarti jelas atau nampak.
Contoh :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Dalam bacaan tersebut terdapat nun mati yang bertemu huruf ha' (ح), sehingga dibaca "fashalli lirabbika wan har".
2. Idgham Bigunnah
Idgham Bigunnah terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya' (ي). Cara membacanya adalah dengung selama dua harakat.Contoh :
غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ
Dalam bacaan tersebut terdapat dhammah tanwin bertemu dengan huruf wau (و). Sehingga dibaca "Gisyāwatuw wa lahum".
3. Idgham Bilagunnah
Idgham bilaghunnah adalah hukum bacaan yang terjadi ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ra' (ر) dan lam (ل). Cara membacanya adalah dengan dengan memasukkan nun sukun atau tanwin tersebut ke dalam huruf setelahnya tanpa dengung.Contoh :
يَكُنْ لَّهُ
Dalam bacaan tersebut terdapat nun sukun yang bertemu huruf lam (ل), dibaca "yakul-lahu".
4. Iqlab
Iqlab ini terjadi bila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba. Cara membacanya adalah mengganti nun mati atau tanwin dengan huruf ba disertai dengung.Contoh :
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ
Bacaan tersebut dibaca "waja’alnaa mim baini", terlihat bagaimana nun sukun digantikan huruf ba dengan dengung.
5. Ikhfa Hakiki
Ikhfa Hakiki merupakan hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiyah yang belum disebutkan di atas. Sehingga huruf ikhfa hakiki ini diantaranya, kaf ( ك ), qaf ( ق ), fa’ ( ف ), zha ( ظ ), tha ( ط ), dhad ( ض ), shad ( ص ), syin ( ش ), sin ( س ), za’ ( ز ), dzal ( ذ ), dal ( د ), jim ( ج ), tsa’ ( ث ), dan ta’ ( ت ).Cara membaca ikhfa haqiqi ini adalah disamarkan atau didengungkan selama dua harakat. Karena secara bahasa ikhfa hakiki adalah menutup atau tersembunyi.
Contoh :
مِن دُونِهِمَا
Dalam bacaan tersebut ada nun mati yang bertemu dengan huruf dal ( د ), dibaca "Minnnn duunihimaa".
6. Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi akan terjadi apabila huruf mim sukun (مْ) bertemu dengan huruf ba (ب). Hukum membaca ikhfa syafawi adalah dengan menyamarkan atau menyembunyikan huruf mim sukun.Contoh :
عَلَيْهِم بِـَٔانِيَةٍ
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf ba, dibaca "alaihim bi`aniyatim".
7. Idgham Mimi
Idgham Mimi terjadi apabila huruf mim sukun bertemu dengan huruf mim (م) berharakat. Cara membacanya adalah dengan meleburkan dua bunyi mim tersebut disertai dengan dengungan dan wajib memasukkan huruf mim pertama ke mim kedua.Contoh :
عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ مَّا
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf mim berharakat fathah, dibaca "quluubihim maa".
8. Idzhar Syafawi
Idzhar syafawi terjadi saat huruf mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyah selain ba (ب) dan mim (م). Cara membacanya adalah dengan terang atau jelas.Contoh :
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
Dalam bacaan tersebut ada mim sukun yang bertemu dengan huruf dal, dibaca "Alhamdu lillaahi".
9. Mad Tabi'i
Mad Tabi'i atau Mad Asli adalah hukum bacaan yang berlaku bila terdapat harakat fathah bertemu alif, kasrah bertemu ya, dan wau bertemu dhammah. Hukumnya dibaca panjang dua harakat.Contoh :
بِّ ٱلنَّاسِ
10. Mad Far'i
Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan secara istilah, Mad Far'i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun.11. Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfashil ini terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i bertemu dengan alif berharakat fathah, kasrah, atau dhammah. Maka cara membacanya boleh p[anjang dua harakat sampai enam harakat.Contoh :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
12. Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil terjadi karena bertemunya huruf mad dengan hamzah pada satu kalimat. Sehingga cara membacanya adalah panjang enam harakat.Contoh :
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
13. Mad Lazim Mutsaqal Kilmi
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah hukum bacaan pada pertemuan huruf mad dengan sukun dan tetap di-idghamkan dan ditasydidkan. Harus dibaca enam harakat.Contoh :
وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
14. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah hukum bacaan yang terjadi bila mad thabi'i bertemu dengan huruf bersukun, tetapi bukan di akhir kata. Dibaca enam harakat.Contoh :
اٰۤلْـٰٔنَ
15. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Apabila ada huruf ha (ح), ya' (ي), tha' (ط), alif (ا), Ha (ه), dan ra' (ر) di awal surat yang terdiri dari satu atau beberapa huruf yang terletak pada awal surat. Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
الۤرٰ
16. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
Bila ada nun (ن), qaf (ق), shad (ص), ain (ع), sin (س), lam (ل), kaf (ك), dan mim (م) di awal surat yang terdiri dari satu atau beberapa huruf yang terletak pada awal surat. Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
الۤمّۤصۤ
17. Mad Layyin
Mad Layyin terjadi jika setelah huruf yang berharakat fathah wau sukun atau ya’ sukun. Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
رَيْبٌ خَوْفٌ
18. Mad Badal
Mad Badal terjadi jika ada huruf hamzah berharakat dan sukun yang dipertemukan dalam satu kalimat. Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ
19. Mad Iwad
Hukum bacaan disebut Mad Iwad apabila ada fathatain ( ـً ) pada akhir kata karena Waqaf (berhenti) dan dibaca mad sebagai pengganti tanwin. Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً
Perlu dicatat, hukum Mad Iwad yang dijelaskan tersebut tidak berlaku pada bacaan Ta’ Marbutah ( ىة , ة ). Apabila ada Ta’ Marbutah berharakat fathatain ( ـً ) dan diwakafkan, maka membacanya harus mengubah Ta’ Marbutah menjadi Ha’ ( ه, ىه ) sukun/mati.
20. Mad Arid Lissukun
Hukum bacaan ini terjadi bila ada waqaf atau tempat pemberhentian bacaan, sementara sebelum waqaf terdapat ketentuan mad thabi'i dan mad layyin. Dipaca panjang dua harakat, empat harakat, dan enam harakat.Contoh :
بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ
21. Mad Shilah Qashirah
Mad Shilah Qashirah terjadi bila ada huruf ha dhamir (ه) yang huruf sebelumnya hidup (berharakat). Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِ
23. Mad Shilah Thawilah
Hukum bacaan ini terjadi bila terdapat ha dhamir (ه) bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat setelahnya. Dibaca panjang lima harakat.Contoh :
عِنْدَهٗٓ اِلَّا
24. Mad Tamkin
Hukum ini berlaku bila terdapat dua huruf ya yang bertemu, dimana salah satunya berharakat tasydid (ـّـ) juga kasrah (ـِـ), sementara huruf ya' yang kedua berharakat sukun (ـْـ). Dibaca panjang dua harakat.Contoh :
النَّبِيّٖنَ
25. Mad Farq
Mad Farq terjadi bila dua hamzah bertemu, yaitu hamzah istifham (untuk bertanya) dan hamzah washal pada alif lam ma'rifah (ال). Dibaca panjang enam harakat.Contoh :
قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ
26. Alif Lam Qomariyah
Hukum bacaan ini muncul ketika alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu huruf qomariah, yakni ba (ب), jim (ج), kha (ح), kho (خ), ‘ain (ع), ghoin (غ), fa (ف), qof (ق), kaf (ك), mim (م), wawu (و), hamzah (ء), ha (ه), dan ya (ي). Wajib dibaca jelas.Contoh :
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ
Dibaca, "zaalikal-kitabu".
27. Alif Lam Syamsiah
Merupakan hukum dimana alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah, yaitu ta (ت), tsa (ث), dal (د), dzal (ذ), ra (ر), za (ز), sin (س), syin (ش), shod (ص), dhod (ض), tho (ط), dhlo (ظ), lam (ل), dan nun (ن). Dibaca tidak jelas atau melebur dengan huruf setelahnya (idgam).Contoh :
الرُّجْعٰٓى
Dibaca, "arruj'aa"
28. Qalqalah Sugra
Qalqalah Sugra adalah setiap huruf qalqalah yang mendapat sukun di tengah kata atau kalimat.Contoh :
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Dibaca, "Innasyaaniaka huwal abtar (abbetar)". (QS. Al Kautsar: 3)
29. Qalqalah Kubra
Qalqalah Kubra adalah ketika huruf qalqalah berharakat hidup yang dibaca mati karena di akhir kalimat atau mendapat waqaf.Contoh :
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Dibaca, "Qul huwallaahu ahadd".
Itulah sejumlah hukum bacaan atau tajwid. Penjelasan di atas dapat dijadikan bahan untuk belajar supaya ketika membaca Al Quran dapat lebih jelas tanpa adanya salah baca yang menimbulkan salah arti.
(wid)