7 Amalan Prioritas di Bulan Ramadan, Mulai Qiyamul Lail hingga Iktikaf

Kamis, 07 Maret 2024 - 05:15 WIB
loading...
7 Amalan Prioritas di Bulan Ramadan, Mulai Qiyamul Lail hingga Iktikaf
Ada banyak amal ibadah dan amal saleh yang bisa dilakukan di bulan Ramadan, namun ada amalan prioritas yang pahalanya berlipat-lipat dan bisa dilakukan di bulan suci tersebut. Foto ilustrasi/SINDOnews
A A A
Banyak amalan utama yang dapat dikerjakan selama bulan Ramadan . Dari sekian banyak amal ibadah, sedikitnya ada 7 amalan yang patut menjadi prioritas dan dilaksanakan secara maksimal.

Amalan-amalan prioritas di bulan Ramadan tersebut antara lain :

1. Qiyamul Lail

Qiyamul Lail merupakan amalan di bulan Ramadan yang memiliki keutamaan tersendiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari, dari jalur Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barang siapa menghidupkan malam bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan penuh harap, maka diampuni dosa yang telah lalu.” (HR Bukhari no 2009)

Qiyamul Lail itu tidak hanya salat tarawih . Qiyamul Lail bisa amalan apa saja yang bernilai ibadah.

Imam Ibnu Abidin menjelaskan dalam kitab Hasyiyah jilid 1 halaman 460, Qiyamul Lail artinya menyibukkan diri di sebagian besar waktu malam dengan aktivitas ketaatan seperti membaca al-Quran, menyimak hadits, bertasbih, atau shalawat.

Jadi, amalan apa pun yang berwujud ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala, maka itu sudah termasuk kategori Qiyamul Lail.

2. Tilawah al-Quran

Al-Quran, apabila kita membacanya di luar bulan Ramadan, Allah subhanahu wata’ala menjanjikan pahala yang banyak. Selain itu, al-Quran juga dapat memberi syafaat bagi pembacanya di akhirat kelak.

Salah seorang sahabat bernama Abu Umamah al-Bahili pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ


“Bacalah Al-Quran, sebab kelak ia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim No. 804)

Maka, jika pada hari biasa saja membaca al-Quran akan mendapatkan banyak pahala, tentu keutamaan membaca al-Quran di bulan Ramadhan lebih besar lagi dibanding bulan-bulan yang lain.

Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits, suatu ketika Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menceritakan aktivitas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama bulan Ramadan.

وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ


“Malaikat Jibril selalu mendatangi Nabi di setiap malam selama bulan Ramadhan. Beliau memperdengarkan bacaan al-Quran kepadanya (dan Jibril menyimak).” (HR Bukhari no 6)

3. Sedekah Makanan

Amalan ini paling sering Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kerjakan. Sahabat mulia, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma memberi kesaksian tentang sedekah di bulan Ramadan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari nomor 6,

كَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ


“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan di bulan Ramadan, ketika itu Malaikat Jibril selalu mendatangi beliau.”

فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ


“Apabila Jibril mendatanginya, beliau lebih giat lagi dalam berderma melebihi angin yang berhembus.”

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma telah menyifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sifat juud (dermawan). Dan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan lebih meningkat dibanding bulan-bulan lainnya.

Tak sampai di situ, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menganalogikan sifat dermawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan angin yang berhembus (ar-Riih ar-Mursalah). Maknanya, bersegeranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kedermawanan melebihi kecepatan hembusan angin.

Faedah utama yang dapat dipetik dari hadis di atas adalah motivasi untuk semangat berderma dan melakukan amal kebajikan di setiap waktu, dan lebih ditingkatkan lagi intensitasnya di bulan Ramadhan.

4. Umrah

Dalam kitab Shahih al-Bukhari, hadis nomor 1690, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan peristiwa wanita Anshar yang tidak ikut berangkat Haji lantaran Kendaraan yang dimiliki hanya cukup ditumpangi oleh suami dan anaknya.

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi petunjuk kepadanya,

فَإِذَا كَانَ ‌رَمَضَانُ ‌اعْتَمِرِي فِيهِ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ


“Jika datang bulan Ramadan, laksanakanlah Umrah, karena Umrah di bulan Ramadan bagaikan ibadah Haji.”

5. Menjauhi Ghibah, Namimah, dan Dusta

Puasa bukan hanya ibadah yang sekedar menahan untuk tidak makan dan tidak minum. Namun, puasa juga ibadah yang menahan diri dari seluruh bentuk perkataan dan perbuatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda dalam sebuah hadits sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari, hadis nomor 1804, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ ‌لَمْ ‌يَدَعْ ‌قَوْلَ ‌الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ


“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.”(HR Bukhari No 1804)

Jabir bin Abdullah pernah menasihati, sebagaimana terdapat dalam Riwayat Ibnu Abi Syaibah, dalam kitabnya al-Mushannaf nomor 8880,

إِذَا ‌صُمْتَ ‌فَلْيَصُمْ ‌سَمْعُكَ وَبَصَرُكَ وَلِسَانُكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ، وَدَعْ أَذَى الْخَادِمِ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وَقَارٌ وَسَكِينَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ، وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً


“Jika engkau puasa, maka puasakan pendengaran, penglihatan, dan lisanmu dan dusta dan berbagai bentuk dosa. Jangan engkau sakiti pembantumu. Tetap bersikap tenang saat sedang puasa. Jangan engkau anggap sama hari-harimu ketika tidak berpuasa dengan hari-harimu ketika sedang puasa.”

6. Berdoa

Salah satu cara kita memanfaatkan kemuliaan bulan Ramadan adalah dengan memperbanyak doa dan tobat. Keutamaan berdoa di akhir malam lebih besar dari paruh waktu lainnya. Di bulan Ramadan, berdoa di waktu sepuluh hari terakhir juga memiliki keutamaan tersendiri. Karena pada waktu itu terdapat lailatul qadar, malam yang keutamaannya setara dengan seribu bulan.

Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahih-nya, hadits nomor 1145, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ


“Rabb kita Tabaraka wata’ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam, lantas Ia berkata, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku maka aku beri, siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni?’”

7. I’tikaf

I’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan amalan di bulan Ramadan yang keutamaannya sangat besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, teladan kita, selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah ini.

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma memberi kesaksian, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dalam kitab shahih-nya, hadis nomor 2025, beliau menyampaikan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan.”

Demikian amalan-amalan prioritas yang dianjurkan diamalkan pada Bulan Ramadan nanti, selain amalan baik lainnya.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2234 seconds (0.1#10.140)