Kala Kopi Digemari Kaum Sufi, Sempat Diharamkan di Era Ottoman

Sabtu, 23 Maret 2024 - 17:00 WIB
loading...
A A A
Masyarakat Wina tidak menyukai rasa kopi karena rasanya pahit dan warnanya tidak menarik. Koltschitzky membuat orang Austria menyukai minuman baru ini dengan menggunakan gula dan menyajikannya dengan croissant. Setelah kematiannya, patung dirinya didirikan dengan mengenakan pakaian Turki."

Cappucino Utsmaniyah

Keberhasilan bangsa Eropa dalam Pengepungan Kedua Wina sebagian besar disebabkan oleh khotbah pendeta Marco di Aviano.



Dia menganggap kopi terlalu keras dan pahit, jadi dia menambahkan susu dan gula. Untuk menghormati Marco di Aviano, yang dianggap sebagai penyelamat Wina, orang-orang Eropa mulai menyebut kopi ini dengan nama "capuchin", ordo yang berafiliasi dengan Marco, dan mereka mulai menyebutnya kopi susu dan berbusa manis sebagai "cappucino."

Seiring berjalannya waktu, kopi yang awalnya dikenal dan terkenal sebagai kopi Turki, perlahan-lahan mempertahankan dominasinya dalam berbagai rasa dan bentuk selama 300 tahun.

Saat ini, kopi, yang dianggap sebagai kebutuhan sosial yang diciptakan oleh dunia modern, mempunyai tempat yang dominan. Di antara penjual kopi terpenting adalah pembuat kopi Austria Julius Meinl, yang menyajikan kopi kepada 3.000 orang setiap hari di 30.000 perusahaan di 70 negara dan ratusan kota.

Porsi Turki

Dalam masyarakat Turki, menyajikan kopi kepada seseorang selalu bersifat seremonial. Dalam budaya rumah dan kafe Ottoman kuno, pemanggangan kopi (sangrai tunggal atau ganda) dan pembuatan bir memegang tempat yang penting.

Untuk dikonsumsi oleh penggila, kopi diseduh dengan api kecil selama 10-15 menit. Belakangan, minuman manis mulai disajikan sebelum atau sesudah kopi kental, dan praktik ini masih lazim hingga saat ini.

Selain kopi, minuman manis, hidangan Turki, dan suguhan istimewa juga tetap disajikan. Di beberapa daerah, aroma kopi diperkaya dengan penambahan cengkeh, amber dan melati. Khususnya di masyarakat Turki, ketika meminang seorang gadis, sudah menjadi tradisi bagi gadis rumah untuk menyiapkan dan menyajikan kopi untuk para tamu.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2554 seconds (0.1#10.140)