Tuntunan Iktikaf Sesuai Al Qur'an dan Sunnah Rasul
loading...
A
A
A
Tuntunan Iktikaf sesuai Al Qur'an dan sunnah penting diketahui umat Muslim. Terlebih, saat ini sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan .
Menurut bahasa, iktikaf memiliki arti berdiam diri dan menetap dalam sesuatu. Sedangkan menurut syara’, ikfikaf dimaknai sebagai aktivitas berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan dikerjakan setiap waktu, namun lebih diutamakan pada bulan Ramadan, khususnya hari kesepuluh yang terakhir untuk mengharapkan kedatangan malam Lailatul Qadar.
Pada ulasan kali ini, akan dibahas mengenai tuntunan iktikaf sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Simak ulasannya berikut.
Artinya: “Bahwa Nabi SAW melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)
Berkaitan dengan durasi, para ulama memiliki pandangan berbeda. Mengutip laman Muhammadiyah, Al-Hanafiyah berpendapat bahwa iktikaf dapat dilaksanakan pada waktu yang sebentar, namun tidak ditentukan batasan lamanya.
Sementara menurut al-Malikiyah, iktikaf dilaksanakan dalam waktu minimal satu malam satu hari. Memperhatikan pandangan-pandangan di atas, kegiatan iktikaf bisa dikerjakan umat Muslim dalam beberapa waktu berbeda tertentu. Misal 1 jam, 3 jam, dan seterusnya, tetapi boleh juga melaksanakannya dalam waktu sehari semalam.
Artinya: “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. al-Baqarah:187).
Latin: nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “
-Beragama Islam
-Baligh dan berakal
-Iktikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa
-Membaca niat
-Melaksanakan salat sunah, seperti tahiyatul masjid, salat lail, dan lainnya.
-Tadarus Al Qur'an
-Memperbanyak zikir dan berdo’a
-Membaca buku-buku agama
Demikianlah ulasan mengenai tuntunan iktikaf sesuai Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
Menurut bahasa, iktikaf memiliki arti berdiam diri dan menetap dalam sesuatu. Sedangkan menurut syara’, ikfikaf dimaknai sebagai aktivitas berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan dikerjakan setiap waktu, namun lebih diutamakan pada bulan Ramadan, khususnya hari kesepuluh yang terakhir untuk mengharapkan kedatangan malam Lailatul Qadar.
Pada ulasan kali ini, akan dibahas mengenai tuntunan iktikaf sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Simak ulasannya berikut.
Tuntunan Iktikaf Sesuai Al Qur'an dan Sunnah
1. Waktu Iktikaf
Pada pelaksanaannya, iktikaf sebenarnya bisa dilakukan kapan pun. Namun, memang terdapat anjurkan untuk mengerjakannya di bulan Ramadan, khususnya sepuluh hari terakhir. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Aisyah ra:أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم
Artinya: “Bahwa Nabi SAW melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)
Berkaitan dengan durasi, para ulama memiliki pandangan berbeda. Mengutip laman Muhammadiyah, Al-Hanafiyah berpendapat bahwa iktikaf dapat dilaksanakan pada waktu yang sebentar, namun tidak ditentukan batasan lamanya.
Sementara menurut al-Malikiyah, iktikaf dilaksanakan dalam waktu minimal satu malam satu hari. Memperhatikan pandangan-pandangan di atas, kegiatan iktikaf bisa dikerjakan umat Muslim dalam beberapa waktu berbeda tertentu. Misal 1 jam, 3 jam, dan seterusnya, tetapi boleh juga melaksanakannya dalam waktu sehari semalam.
2. Tempat Iktikaf
Secara umum, kegiatan iktikaf dilakukan di dalam masjid. Hal ini pernah dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 187:… فَاْلآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. al-Baqarah:187).
3. Niat Iktikaf
Saat seorang Muslim ingin beriktikaf, mereka harus berniat terlebih dahulu. Berikut ini bacaannya:نويت الاعتكاف في هذا المسجد لله تعالى
Latin: nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “
4. Syarat-syarat Iktikaf
Pada pelaksanaannya, iktikaf sendiri memiliki tata cara yang terdiri atas syarat dan rukun. Berikut ini di antaranya:-Beragama Islam
-Baligh dan berakal
-Iktikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa
-Membaca niat
5. Amalan Selama Iktikaf
Saat iktikaf, seorang Muslim bisa mengisi waktunya dengan mengerjakan sejumlah amalan. Berikut di antaranya:-Melaksanakan salat sunah, seperti tahiyatul masjid, salat lail, dan lainnya.
-Tadarus Al Qur'an
-Memperbanyak zikir dan berdo’a
-Membaca buku-buku agama
Demikianlah ulasan mengenai tuntunan iktikaf sesuai Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam
(wid)