Buya Yahya: Mari Rayakan Kemerdekaan dengan Sesuatu yang Diridhai Allah

Senin, 17 Agustus 2020 - 14:59 WIB
loading...
Buya Yahya: Mari Rayakan Kemerdekaan dengan Sesuatu yang Diridhai Allah
Buya Yahya Zainul Maarif, pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon, Jawa Barat. Foto/istimewa
A A A
Hari ini kita bergembira memperingati hari kemerdekaan RI ke-75 dan sepatutnya kita mensyukuri nikmat agung dari Allah Ta'ala tersebut. Di antara bentuk mensyukuri nikmat tersebut adalah merayakannya dengan sesuatu yang diridhai Allah Ta'ala. Jangan hanya sebatas mengadakan upacara atau kegiatan-kegiatan gebyar setahun sekali.

"Kita harus mensyukuri nikmat kemerdekaan ini dengan sesuatu yang Allah ridhai. Jika dulu saat ada penjajahan kita susah belajar semacam ini, akan tetapi saat ini kita bebas belajar, maka syukuri kesempatan belajar ini. Gunakan kesempatan belajar ini untuk bisa belajar sungguh-sungguh," kata Buya Yahya Zainul Ma'arif (Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah Cirebon) dalam kajian Spesial HUT RI ke-75 di Cirebon, Jawa Barat.

Kata Buya Yahya , para pendahulu kita dulu merindukan kesempatan semacam ini. Mereka tidak mendapatkannya, akan tetapi mereka lebih mementingkan berjuang untuk memberi kesempatan kita untuk belajar, dan sekarang waktunya. ( )

Kemudian isi kemerdekaan RI dengan sesuatu yang Allah ridhai. Kalaupun ada kegiatan yang membikin orang senang, tetapi kesenangan yang bukan dilarang Allah. Allah mengizinkan kita bersenang-senang, tapi bersenang-senang yang diridhai, bukan melanggar-melanggar syari'at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW).

Buatlah acara kegembiraan sebanyak-banyaknya, akan tetapi harus ada rambu-rambunya syari'at. Ada di antara mereka yang menganggap kemerdekaan hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk berkarya, bukan untuk meningkatkan kualitas diri. Maka manusia yang semacam ini hanya menjadikan kemerdekaan menjadi ajang pemuas hawa nafsunya.

Mari kita menjadi orang yang sadar dan paham bukan seperti itu kita mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Mari berkarya, mari berjuang, mari berprestasi. Mari tingkatkan akhlaq kita, iman kita. Jaga persatuan negeri kita. Mari hidup indah dengan sesama," kata Buya Yahya. ( )

Tingkat pemahaman dan kecerdasan orang memang berbeda-beda. Ada yang mengadakan perayaan dengan cara yang diharamkan, merugikan moral, merusak akhlaq. Akan tetapi bagi yang sadar, bagaimana merayakan perayaan kemerdekaan dengan hal-hal positif yang membangun jiwa, membangun moral, membangun agama, membangun kreativitas, membangun keahlian.

Bukan hanya sekadar senang-senang yang liar. Bahkan kadang kita menemukan sebuah acara yang merusak moral di suatu wilayah. Yang naik pinang adalah wanita-wanita yang seharusnya dihormati. Ini adalah sebuah keanehan. Ini sebuah contoh saja, mungkin ada masih banyak acara yang lebih parah dari itu.

Maka dari itu kita harus merayakan perayaan ini dengan kegembiraan yang tidak melanggar syariat. Itulah yang akan mengundang ridha Allah Ta'ala sehingga menjadikan negeri kita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri yang penuh kedamaian, sejahtera, dan pengampunan dari Allah Ta'ala.

"Inilah pesan kami, amanat yang bisa kami sampaikan untuk diri kami sendiri. Kemudian untuk para santri di manapun berada, dan juga untuk saudara-saudaraku yang sebangsa dan setanah air. Berjanjilah untuk berbuat baik kepada sesama, dan berjanjilah untuk tidak merugikan orang lain," tutup Buya Yahya . ( )
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5016 seconds (0.1#10.140)