5 Keutamaan Persia dalam Islam Berdasar Hadis Nabi Muhammad SAW
loading...
A
A
A
Sesungguhnya atsar-atsar Islam yang ada di negeri Ashbahaan lebih tampak dibandingkan negeri-negeri yang lain, hingga Al-Haafidh ‘Abdul-Qaadir Ar-Rahaawiy rahimahullah berkata: ‘Aku tidak pernah melihat satu negeri setelah Baghdaad yang lebih banyak hadisnya dibandingkan Ashbahaan’.
3. Para imam sunah dalam hal ilmu, fiqh, hadis, dan seluruh ilmu Islam yang murni yang dimiliki penduduk Ashbahaan lebih banyak dibandingkan selain mereka. Hingga dikatakan bahwa hakim-hakim mereka termasuk fuqahaa’ hadis semisal Shaalih bin Ahmad bin Hanbal, Abu Bakr bin Abi ‘Aashim, dan yang lainnya…..”
4. Al-Ashmaa’iy mengatakan orang ‘ajam (non ‘Arab) negeri Ashbahaan adalah Quraisy-nya orang-orang ‘ajam”.
5. Banyak sekali ulama Ahlus-Sunnah yang berasal dari negeri Persia, di antaranya Salmaan Al-Faarisiy, Fairuuz Ad-Dailamiy Al-Faarisiy Al-Yamaniy, Saalim maulaa Hudzaifah, dan Munabbih bin Kaamil radliyallaahu ‘anhum.
Dan setelah mereka di antaranya: Thaawuus bin Kaisaan (w. 106), Al-A’masy (w. 148 H), Sibawaih Al-Faarisiy (w. 183 H), Adz-Dzuhliy (w. 258 H), Muslim bin Al-Hajjaaj (w. 261 H), Abu Zur’ah Ar-Raaziy (w. 264 H), Abu Haatim Ar-Raaziy (w. 277 H), Muhammad bin ‘Iisaa At-Tirmidziy (w. 279 H), ‘Abdurrahmaan bin Ahmad An-Nasaa’iy (w. 303 H), Ibnu Maajah (w. 309 H) dan Abu Ja’far Ath-Thabariy (w. 310 H).
Selanjutnya, Ibnu Khuzaimah (w. 331 H), ‘Abdullah bin Ja’far bin Darastawaih Al-Faarisiy An-Nahwiy (w. 347 H), Al-Hasan bin ‘Abdirrahmaan Ar-Raamahurmuziy (w. 360 H), Abusy-Syaikh Al-Ashbahaaniy (w. 369 H), Abu ‘Abdillah Al-Haakim An-Naisaabuuriy (w. 405 H), Abu Nu’aim Al-Ashbahaaniy (w. 430 H), Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqiy (w. 458 H), ‘Abdul-Wahhaab bin Muhammad Al-Ashbahaaniy (w. 475 H), Ibnu Faaris Al-Lughawiy (lahir tahun 395 H), Abul-Qaasim bin Muhammad Al-Ashbahaaniy (w. 535 H), dan masih banyak lagi yang lainnya.
3. Para imam sunah dalam hal ilmu, fiqh, hadis, dan seluruh ilmu Islam yang murni yang dimiliki penduduk Ashbahaan lebih banyak dibandingkan selain mereka. Hingga dikatakan bahwa hakim-hakim mereka termasuk fuqahaa’ hadis semisal Shaalih bin Ahmad bin Hanbal, Abu Bakr bin Abi ‘Aashim, dan yang lainnya…..”
4. Al-Ashmaa’iy mengatakan orang ‘ajam (non ‘Arab) negeri Ashbahaan adalah Quraisy-nya orang-orang ‘ajam”.
5. Banyak sekali ulama Ahlus-Sunnah yang berasal dari negeri Persia, di antaranya Salmaan Al-Faarisiy, Fairuuz Ad-Dailamiy Al-Faarisiy Al-Yamaniy, Saalim maulaa Hudzaifah, dan Munabbih bin Kaamil radliyallaahu ‘anhum.
Dan setelah mereka di antaranya: Thaawuus bin Kaisaan (w. 106), Al-A’masy (w. 148 H), Sibawaih Al-Faarisiy (w. 183 H), Adz-Dzuhliy (w. 258 H), Muslim bin Al-Hajjaaj (w. 261 H), Abu Zur’ah Ar-Raaziy (w. 264 H), Abu Haatim Ar-Raaziy (w. 277 H), Muhammad bin ‘Iisaa At-Tirmidziy (w. 279 H), ‘Abdurrahmaan bin Ahmad An-Nasaa’iy (w. 303 H), Ibnu Maajah (w. 309 H) dan Abu Ja’far Ath-Thabariy (w. 310 H).
Selanjutnya, Ibnu Khuzaimah (w. 331 H), ‘Abdullah bin Ja’far bin Darastawaih Al-Faarisiy An-Nahwiy (w. 347 H), Al-Hasan bin ‘Abdirrahmaan Ar-Raamahurmuziy (w. 360 H), Abusy-Syaikh Al-Ashbahaaniy (w. 369 H), Abu ‘Abdillah Al-Haakim An-Naisaabuuriy (w. 405 H), Abu Nu’aim Al-Ashbahaaniy (w. 430 H), Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqiy (w. 458 H), ‘Abdul-Wahhaab bin Muhammad Al-Ashbahaaniy (w. 475 H), Ibnu Faaris Al-Lughawiy (lahir tahun 395 H), Abul-Qaasim bin Muhammad Al-Ashbahaaniy (w. 535 H), dan masih banyak lagi yang lainnya.
(mhy)