Imam Syafi'i Nimba Ilmu dari Ratusan Guru, Ini yang Paling Berpengaruh
loading...
A
A
A
IMAM Syafi’i telah berguru kepada puluhan bahkan ratusan guru. Menghadiri dan mendaras pelajaran di banyak majlis ilmu dengan berbagai varian cabang ilmunya. Dari banyaknya para guru itu, ada beberapa nama guru yang paling berpengaruh dalam membentuk pondasi keilmuan yang kokoh serta akhlak mulia yang menghiasi diri Imam Syafi’i.
Menurut Wildan Jauhari, Lc dalam buku Biografi Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, salah satu guru itu adalah Sufyan bin Uyainah bin Maimun Abu Muhammad al-Kufi al-Makki, Muslim bin Kholid az-Zanji, Imam Malik bin Anas,Muhammad bin al-Hasan Asy-Syaibani, Waki’ bin al-Jarrah bin Mulih bin Adiy al-Kufi dan lainnya.
Sufyan bin Uyainah lahir di Kufah tahun 107 H dan wafat di Makkah pada tahun 198 H. Seorang Tabiut Tabi’in yang menjadi guru besar di kota Makkah dalam bidang hadis dan ilmunya. Sekaligus seorang rawi terpercaya yang disepakati para ulama.
Dari beliaulah Imam Syafi’i mempelajari pondasi madrasah ahli hadis, mendaras hadis, ilmu dan tafsirnya yang kemudian nanti dilanjutkan ketika belajar Imam Malik.
Imam Syafi’i berkata mengenai gurunya ini, “Guru mulia Sufyan bin Uyainah memiliki seperangkat ilmu alat yang begitu mumpuni yang tak pernah kulihat ada pada selainnya. Dan tak ada yang lebih matang dalam berfatwa melebihi dirinya, sekaligus tak ada yang lebih bagus menjelaskan tentang tafsir hadis selain dirinya.”
Beliau menambahkan, “Kalau bukan karena Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah maka lenyaplah ilmu penduduk Hijaz.”
Guru Imam Syafi'i lainnya adalah Muslim bin Kholid az-Zanji atau dengan nama lengkap Muslim bin Kholid bin Muslim al-Qurasyi al-Makhzumi. Beliau berasal dari negeri Syam. Seorang syaikh dan mufti kota Makkah di zamannya.
Beliau lebih banyak mempelajari dan mengajarkan fikih daripada hadis. Muslim bin Kholid az-Zanji wafat pada tahun 179 H di Makkah.
Dari beliau, Imam Syafi’i belajar ilmu fikih yang karena kecerdasan yang ada pada diri Sang Imam, Syaikh Muslim bin Kholid memberinya kewenang untuk berfatwa, padahal usia Imam Syafi’i kala itu baru menginjak 15 tahun.
Guru berikutnya, Imam Malik bin Anas. Beliau memiliki kunyah atau panggilan Abu Abdillah. Imamnya kota Madinah, pendiri dan pencetus mazhab Maliki. Lahir pada tahun 93 H di Madinah dan wafat di tempat yang sama tahun 179 H.
Syaikh besar di Masjid Nabawi, begitu takzim dan hormat pada hadis-hadis Nabi Muhammad saw yang beliau ajarkan. Puncaknya ilmu penduduk Madinah kala itu, hingga dikatakan bahwa tak seorangpun pantas berfatwa sedangkan Imam Malik ada di Madinah.
Di Irak Imam Syafi’i berguru pada Muhammad bin al-Hasan Asy-Syaibani. Beliau lahir di kota Wasit tahun 132 H. Tumbuh dan berkembang di kota Kufah kemudian pindah ke Baghdad dan akhirnya wafat di kota Ray tahun 189 H.
Beliau menimba ilmu pertama kali kepada Imam Abu Hanifah kemudian bermulazamah kepada muridnya; Imam Abu Yusuf. Sempat juga menimba ilmu kepada Imam Malik bin Anas.
Sepeninggal Abu Yusuf, tidak ada yang lebih faqih di wilayah Irak melebihi Muhammad bin al-Hasan. Memiliki banyak karya tulis yang menjadi rujukan utama dalam kajian Mazhab Hanafi, di antaranya adalah kitab Zhohir ar-Riwayat.
Guru Imam Syafi'i berikutnya adalah Waki’ bin al-Jarrah bin Mulih bin Adiy al-Kufi. Biasa dipanggil Abu Sufyan. Beliau adalah seorang imam hadis di kalangan tabiut tabiin. Lahir di kota Kufah tahun 129 H. Memiliki beberapa karya dalam bidang tafsir, hadis, dan sejarah. Beliau wafat pada tahun 197 H.
Imam Syafi’i mengambil dan meriwayatkan hadis dari beliau. Dan sebuah syair yang masyhur mengenai gurunya yang mulia ini;
Aku mengeluh kepada Waki mengenai buruknya hafalanku
Ia menunjukiku agar meninggalkan perbuatan maksiat
Tersebab ilmu ialah cahaya
Dan cahaya Allah tak diberikan pada pelaku maksiat
Guru Imam Syafi’i lainnya adalah Abdul Wahab bin Abdul Majid ats-Tsaqofi. Beliau lahir pada tahun 110 H dan wafat tahun 194 H. Beliau adalah seorang ahli hadis terpercaya yang hadisnya diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Selanjutnya juga Ismail bin Ibrahim Al-Bashri. Beliau seorang ulama hadis kenamaan yang berasal dari Kufah. Lahir pada tahun 110 H dan wafat tahun 193 H.
Menurut Wildan Jauhari, Lc dalam buku Biografi Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, salah satu guru itu adalah Sufyan bin Uyainah bin Maimun Abu Muhammad al-Kufi al-Makki, Muslim bin Kholid az-Zanji, Imam Malik bin Anas,Muhammad bin al-Hasan Asy-Syaibani, Waki’ bin al-Jarrah bin Mulih bin Adiy al-Kufi dan lainnya.
Sufyan bin Uyainah lahir di Kufah tahun 107 H dan wafat di Makkah pada tahun 198 H. Seorang Tabiut Tabi’in yang menjadi guru besar di kota Makkah dalam bidang hadis dan ilmunya. Sekaligus seorang rawi terpercaya yang disepakati para ulama.
Dari beliaulah Imam Syafi’i mempelajari pondasi madrasah ahli hadis, mendaras hadis, ilmu dan tafsirnya yang kemudian nanti dilanjutkan ketika belajar Imam Malik.
Imam Syafi’i berkata mengenai gurunya ini, “Guru mulia Sufyan bin Uyainah memiliki seperangkat ilmu alat yang begitu mumpuni yang tak pernah kulihat ada pada selainnya. Dan tak ada yang lebih matang dalam berfatwa melebihi dirinya, sekaligus tak ada yang lebih bagus menjelaskan tentang tafsir hadis selain dirinya.”
Beliau menambahkan, “Kalau bukan karena Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah maka lenyaplah ilmu penduduk Hijaz.”
Guru Imam Syafi'i lainnya adalah Muslim bin Kholid az-Zanji atau dengan nama lengkap Muslim bin Kholid bin Muslim al-Qurasyi al-Makhzumi. Beliau berasal dari negeri Syam. Seorang syaikh dan mufti kota Makkah di zamannya.
Beliau lebih banyak mempelajari dan mengajarkan fikih daripada hadis. Muslim bin Kholid az-Zanji wafat pada tahun 179 H di Makkah.
Dari beliau, Imam Syafi’i belajar ilmu fikih yang karena kecerdasan yang ada pada diri Sang Imam, Syaikh Muslim bin Kholid memberinya kewenang untuk berfatwa, padahal usia Imam Syafi’i kala itu baru menginjak 15 tahun.
Guru berikutnya, Imam Malik bin Anas. Beliau memiliki kunyah atau panggilan Abu Abdillah. Imamnya kota Madinah, pendiri dan pencetus mazhab Maliki. Lahir pada tahun 93 H di Madinah dan wafat di tempat yang sama tahun 179 H.
Syaikh besar di Masjid Nabawi, begitu takzim dan hormat pada hadis-hadis Nabi Muhammad saw yang beliau ajarkan. Puncaknya ilmu penduduk Madinah kala itu, hingga dikatakan bahwa tak seorangpun pantas berfatwa sedangkan Imam Malik ada di Madinah.
Di Irak Imam Syafi’i berguru pada Muhammad bin al-Hasan Asy-Syaibani. Beliau lahir di kota Wasit tahun 132 H. Tumbuh dan berkembang di kota Kufah kemudian pindah ke Baghdad dan akhirnya wafat di kota Ray tahun 189 H.
Beliau menimba ilmu pertama kali kepada Imam Abu Hanifah kemudian bermulazamah kepada muridnya; Imam Abu Yusuf. Sempat juga menimba ilmu kepada Imam Malik bin Anas.
Sepeninggal Abu Yusuf, tidak ada yang lebih faqih di wilayah Irak melebihi Muhammad bin al-Hasan. Memiliki banyak karya tulis yang menjadi rujukan utama dalam kajian Mazhab Hanafi, di antaranya adalah kitab Zhohir ar-Riwayat.
Guru Imam Syafi'i berikutnya adalah Waki’ bin al-Jarrah bin Mulih bin Adiy al-Kufi. Biasa dipanggil Abu Sufyan. Beliau adalah seorang imam hadis di kalangan tabiut tabiin. Lahir di kota Kufah tahun 129 H. Memiliki beberapa karya dalam bidang tafsir, hadis, dan sejarah. Beliau wafat pada tahun 197 H.
Imam Syafi’i mengambil dan meriwayatkan hadis dari beliau. Dan sebuah syair yang masyhur mengenai gurunya yang mulia ini;
Aku mengeluh kepada Waki mengenai buruknya hafalanku
Ia menunjukiku agar meninggalkan perbuatan maksiat
Tersebab ilmu ialah cahaya
Dan cahaya Allah tak diberikan pada pelaku maksiat
Guru Imam Syafi’i lainnya adalah Abdul Wahab bin Abdul Majid ats-Tsaqofi. Beliau lahir pada tahun 110 H dan wafat tahun 194 H. Beliau adalah seorang ahli hadis terpercaya yang hadisnya diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Selanjutnya juga Ismail bin Ibrahim Al-Bashri. Beliau seorang ulama hadis kenamaan yang berasal dari Kufah. Lahir pada tahun 110 H dan wafat tahun 193 H.
(mhy)