Bangun Optimisme Pentingnya Pendidikan Agama

Selasa, 18 Agustus 2020 - 18:09 WIB
loading...
Bangun Optimisme Pentingnya Pendidikan Agama
Orang tua harus menumbuhkan kepercayaan pada si anak bahwa pendidian iman dan agama sangat penting bagi dirinya dan bermanfaat untuk orang tuanya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Zaman sekarang, masih banyak orang tua yang mementingkan perkembangan anak dari segi intelektual, fisik, dan ekonomi semata. Banyak dari mereka yang mengabaikan perkembangan iman.Orang tua terkadang berani melakukan hal apapun yang penting kebutuhan pendidikan dunia anak-anaknya dapat terpenuhi. Materialistis yang diutamakan.

Sementara untuk memasukkan anak-anak pada pendidikan berbasis Al-Qur’an masih diabaikan dan bukan prioritas. Padahal aspek iman merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar bagi anak. Bahkan, yang menjadi masalah, harapan orang tua agar anaknya menjadi anak saleh hanya sebatas di hati saja.

Tak dapat dipungkiri, banyak orang tua masa kini tidak tahu kemana anaknya akan diarahkan menuju pribadi yang saleh dan baik akhlaknya. Artinya, obsesi orang tua kadang tidak sejalan dengan usaha yang dilakukannya. Padahal usaha merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi terbentuknya watak dan karakter anak. (Baca juga : Bolehkah Anak Menasehati Orang Tuanya? Bagaimana Adabnya? )

Karena itu sebagian orang tua yang bijaksana, mesti mampu memperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam merealisasikan obsesinya dalam melahirkan anak-anak yang saleh. Orang tua harus menumbuhkan kepercayaan pada si anak bahwa pendidian iman dan agama sangat penting bagi dirinya dan bermanfaat untuk orang tuanya.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam, bersabda:

إِذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

“Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: Sedekah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang saleh yang selalu mendoakannya.” (HR.Muslim)

Karena itu, anak-anak kaum muslimin perlu dilatih memiliki optimisme yang tinggi dan benar. Optimisme yang dibangun berdasarkan tiga hal yaknirajaˈ (sikap berharap), raghbah (semangat meraih cita-cita), dan tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla. Tumbuhkan optimisme bahwa agama dan iman adalah prioritas utama untuk pendidikan di dunia agar mencapai kebahagiaan di akhirat. Jadikan akhirat sebagai cita-cita utama.

Maka, rajaˈ, raghbah, dan tawakkal merupakan ibadah yang amat penting bagi kehidupan manusia untuk meraih pahala dan meraih cita-cita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang rajaˈ yang membuktikan bahwa ia termasuk ibadah:
Firman Allah Ta'ala :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

”Maka barangsiapa yang mengharap berjumpa dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengamalkan amal saleh dan tidak mempersekutukan dengan siapapun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS Al-Kahfi : 110)

Juga firman-Nya:

أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Mereka mengharap rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah : 218)

Juga firman-Nya:

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

“Orang-orang yang mereka seru (yang mereka jadikan tumpuan doa) itu, mereka sendiri justeru mencari jalan (wasîlah) langsung menuju Rabb mereka. (berlomba) siapakah di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah, mengharap rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Rabb-mu itu adalah perkara yang harus ditakuti.” (QS Al-Isra : 57) (Baca juga : Inilah Beberapa Puasa Sunnah Muharram dan Dalil-dalilnya )

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarij as-Salikîn menjelaskan: Mencari jalan (wasîlah) menuju Allah artinya mencari kedekatan diri kepada Allah dengan melakukan peribadatan kepada-Nya dan memberikan kecintaan kepada-Nya. Pada ayat ini Allah menyebutkan tiga pilar keimanan penting yang menjadi tumpuan, yaitu : cinta, takut dan harapan (rajaˈ ).

Demikian pula raghbah, ia juga merupakan ibadah yang penting. Allah Subhanahu wa ta’ala antara lain berfirman :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan (semangat) berharap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS Al-Anbiya : 90)

Apalagi tawakkal. Jelas bahwa tawakkal merupakan ibadah yang teramat penting, karena tawakkal merupakan tolok ukur keimanan seseorang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala antara lain berfirman :

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya engkau bertawakkal, apabila kamu benar-benar beriman.” (Al-Maˈidah : 23)

Pembinaan bagi tumbuhnya sikap rajaˈ, raghbah dan tawakkal, amat sangat penting ditanamkan pada diri anak-anak semenjak dini. Hal ini supaya semangat dan optimisme mereka kelak terbentuk secara utuh dalam rangka meraih cita-cita masa depan terbaik, yaitu cita-cita ridha Allah Subhanahu wa ta’ala dan kebahagiaan hidup di akhirat. (Baca juga : Ketika Setan Menggoda Manusia dengan Kemiskinan )

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1275 seconds (0.1#10.140)