Sunah-Sunah Haji Berdasar Hadis, Salah Satunya Mandi ketika Ihram

Minggu, 12 Mei 2024 - 14:01 WIB
loading...
Sunah-Sunah Haji Berdasar Hadis, Salah Satunya Mandi ketika Ihram
Mandi ketika ihram adalah salah satu sunah haji. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-Khalafi dalam kitab "Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz" yang edisi Indonesia menjadi "Panduan Fiqih Lengkap" (Pustaka Ibnu Katsir, 2007 M) menyebut haji adalah salah satu ibadah dari sekian banyak ibadah, mempunyai rukun, hal-hal yang wajib dan hal-hal yang sunah

1. Mandi ketika ihram. Hal ini berdasarkan hadis Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau melihat Nabi SAW mengganti pakaiannya untuk ihram lalu mandi. (HR at-Tirmidzi)

2. Memakai minyak wangi di badan sebelum ihram. Ini berdasarkan hadis ‘ Aisyah ia berkata, “Aku pernah memberi wewangian Rasulullah SAW untuk ihramnya sebelum berihram dan untuk tahallulnya sebelum melakukan thawaf di Kakbah .” [Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (III/396, no. 1539), Shahiih Muslim (II/846, no. 1189 (33)), Sunan at-Tirmidzi (II/199, no. 920) dengan tambahan di dalam lafazhnya, Sunan Abi Dawud (V/169, no. 1729), Sunan an-Nasa-i (V/137), Sunan Ibni Majah (II/976, no. 2926)].



3. Berihram dengan kain ihram (baik yang atas maupun yang bawah) yang berwarna putih

Berdasarkan hadis Ibnu Abbas , ia berkata, “Rasulullah SAW berangkat dari Madinah setelah beliau menyisir rambut dan memakai minyak, lalu beliau dan para Sahabat memakai rida’ dan izar (kain ihram yang atas dan yang bawah).

Adapun disunahkannya yang berwarna putih berdasarkan hadis Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضِّ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوْا فِيْهَا مَوْتَاكُمْ.

“Pakailah pakaianmu yang putih, sesungguhnya pakaian yang putih adalah pakaianmu yang terbaik dan kafankanlah orang-orang yang wafat di antara kalian dengannya.”

4. Salat di lembah ‘Aqiq bagi orang yang melewatinya. Ini berdasarkan hadis ‘Umar, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda di lembah ‘Aqiq:

أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتٍ مِنْ رَبِّي فَقَالَ: صَلِّ فِي هَذَا الْوَادِي الْمُبَارَكِ، وَقُلْ: عُمْرَةٌ فِي حَجَّةٍ

“Tadi malam, telah datang kepadaku utusan Rabb-ku dan berkata, ‘Salatlah di lembah yang diberkahi ini dan katakan (niatkan) umrah dalam haji.’”



5. Mengangkat suara ketika membaca talbiyah. Hal ini berdasarkan hadis as-Saib bin Khalladi, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَتَانِي جِبْرِيْلُ فَأَمَرَنِي أَنْ آمُرَ أَصْحَابِي أَنْ يَرْفَعُوْا أَصْوَاتَهُمْ بِاْلإِهْلاَلِ أَوِ التَّلْبِيَةِ.

“Telah datang kepadaku Jibril dan memerintahkan kepadaku agar aku memerintahkan para Sahabatku supaya mereka mengeraskan suara mereka ketika membaca talbiyah.”[ [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 241)], Shahiih al-Bukhari (III/392, no. 534), Sunan Abi Dawud (V/232, no. 1783), Sunan Ibni Majah (II/991, no. 2976)]

Oleh karena itu, dulu para Sahabat Rasulullah berteriak. Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Dulu ketika Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berihram suara mereka telah parau sebelum mencapai Rauha.”

Hadis ini isnadnya shahih: Diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur sebagaimana yang disebutkan dalam al-Muhallaa (VII/94) dengan sanad yang jayyid. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari al-Muth-thalib bin ‘Abdillah, sebagaimana yang disebutkan dalam Fat-hul Baari (III/324) hadis tersebut mursal, selesai. Diambil dari al-Manaasik, Syaikh al-Albani.



6. Bertahmid, bertasbih dan bertakbir sebelum mulai ihram. Hal ini berdasarkan hadis Anas, ia berkata, “Rasulullah SAW salat Zuhur empat raka’at di Madinah sedangkan kami bersama beliau, dan beliau salat ‘Ashar di Dzul Hulaifah dua raka’at, beliau menginap di sana sampai pagi, lalu menaiki kendaraan hingga sampai di Baidha, kemudian beliau memuji Allah bertasbih dan bertakbir, lalu beliau berihram untuk haji dan umrah.”[Sahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 1558)], Shahiih al-Bukhari (III/441, no. 1551), Sunan Abi Dawud (V/223, no. 1779) seperti lafazh ini).

7. Berihram menghadap Kiblat. Berdasarkan hadis Nafi’, ia berkata, “Dahulu ketika Ibnu ‘Umar selesai melaksanakan salat Subuh di Dzul Hulaifah, ia memerintahkan agar rombongan mulai berjalan. Maka rombongan pun berjalan, lalu ia naik ke kendaraan. Ketika rombongan telah sama rata, ia berdiri menghadap Kiblat dan bertalbiyah… Ia mengira dengan pasti bahwa Rasulullah SAW mengerjakan hal ini.”[HR Bukhari]
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)
pixels