PPIH Siapkan Menu Makanan Khusus, Ketua Kloter Diminta Lapor Jumlah Jemaah Haji Lansia
loading...
A
A
A
MAKKAH - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meminta dapur katering menyiapkan menu makanan khusus untuk jemaah haji lanjut usia (lansia) selama berada di Tanah Suci. Penyediaan katering khusus ini disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan jemaah lansia.
Keberpihakan pemerintah terhadap jemaah haji lansia tidak hanya pada penyediaan menu makanan khusus. Layanan akomodasi, transportasi, kesehatan, bimbingan ibadah, dan petugas khusus untuk jemaah lansia.
Pada operasional haji tahun ini, tercatat hampir 45 ribu, atau tepatnya 44.795 jemaah dengan usia 65 tahun ke atas atau hampir 21 persen dari total kuota jemaah haji reguler, yaitu 213.320 orang.
Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda mengatakan, menu makan lansia dimasak dan disajikan secara khusus setiap dapur katering.
"Selain tekstur nasi yang lebih lembut mirip bubur, rasa masakan juga tidak pedas. Buah-buahan yang disajikan pun disesuaikan agar lansia lebih mudah mengonsumsinya," terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
Ia menjelaskan, agar seluruh jemaah lansia memperoleh menu khusus tersebut, para ketua Kelompok Terbang (kloter) melaporkan data jumlah lansia di setiap kloternya.
Menurutnya, data yang dilaporkan demi memastikan para lansia mendapatkan asupan gizi yang sesuai selama berada di Tanah Suci.
"Data tersebut dilaporkan pada kesempatan pertama setelah mereka tiba di hotel di Makkah kepada petugas pengawas katering yang ada di setiap sektor pemondokan jemaah," ujar dia.
PPIH kata Widi, sudah meminta setiap dapur katering untuk menyiapkan menu lansia sesuai dengan kebutuhan yang diajukan. Jumlah menu lansia bahkan memungkinkan hingga 20 persen dari total jemaah dalam satu kloter.
"Penyediaan menu khusus lansia ini merupakan komitmen pemerintah agar jemaah haji lansia dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan tenang," ucapnya.
Dikatakannya, PPIH Arab Saudi memastikan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam.
"Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali maksimal dan di Makkah sebanyak 84 kali. Selama berada di Armuzna (Arofah, Mudzdalifah, Mina), jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah," ungkapnya.
"Ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia," tutupnya.
Keberpihakan pemerintah terhadap jemaah haji lansia tidak hanya pada penyediaan menu makanan khusus. Layanan akomodasi, transportasi, kesehatan, bimbingan ibadah, dan petugas khusus untuk jemaah lansia.
Pada operasional haji tahun ini, tercatat hampir 45 ribu, atau tepatnya 44.795 jemaah dengan usia 65 tahun ke atas atau hampir 21 persen dari total kuota jemaah haji reguler, yaitu 213.320 orang.
Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda mengatakan, menu makan lansia dimasak dan disajikan secara khusus setiap dapur katering.
"Selain tekstur nasi yang lebih lembut mirip bubur, rasa masakan juga tidak pedas. Buah-buahan yang disajikan pun disesuaikan agar lansia lebih mudah mengonsumsinya," terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
Ia menjelaskan, agar seluruh jemaah lansia memperoleh menu khusus tersebut, para ketua Kelompok Terbang (kloter) melaporkan data jumlah lansia di setiap kloternya.
Menurutnya, data yang dilaporkan demi memastikan para lansia mendapatkan asupan gizi yang sesuai selama berada di Tanah Suci.
"Data tersebut dilaporkan pada kesempatan pertama setelah mereka tiba di hotel di Makkah kepada petugas pengawas katering yang ada di setiap sektor pemondokan jemaah," ujar dia.
PPIH kata Widi, sudah meminta setiap dapur katering untuk menyiapkan menu lansia sesuai dengan kebutuhan yang diajukan. Jumlah menu lansia bahkan memungkinkan hingga 20 persen dari total jemaah dalam satu kloter.
"Penyediaan menu khusus lansia ini merupakan komitmen pemerintah agar jemaah haji lansia dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan tenang," ucapnya.
Dikatakannya, PPIH Arab Saudi memastikan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam.
"Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali maksimal dan di Makkah sebanyak 84 kali. Selama berada di Armuzna (Arofah, Mudzdalifah, Mina), jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah," ungkapnya.
"Ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia," tutupnya.
(maf)