Wukuf di Arafah, Amirul Hajj Gus Yaqut Ajak Jemaah Doakan Indonesia selalu Diberi Keberkahan

Sabtu, 15 Juni 2024 - 17:01 WIB
loading...
Wukuf di Arafah, Amirul Hajj Gus Yaqut Ajak Jemaah Doakan Indonesia selalu Diberi Keberkahan
Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di wukuf Arafah mengajak jemaah haji untuk mendoakan Indonesia agar selalu diberikan keberkahan. Foto/SINDOnews
A A A
MAKKAH - Jemaah haji dari seluruh dunia termasuk Indonesia hari ini, 9 Zulhijah 2024 atau Sabtu (15/6/2024) melaksanakan prosesi puncak haji dengan wukuf di Arafah. Dalam momen tersebut jemaah haji diimbau untuk memohon doa agar Indonesia selalu diberikan keberkahan.

”Pada hari yang sangat mulia ini, di tempat dan saatul ijabah ini, mari kita bermunajat kepada Allah SWT, semoga negara dan bangsa Indonesia senantiasa diberi keberkahan, para jemaah haji Indonesia khususnya dijadikan sebagai haji mabrur, sehat wal afiyat sampai kembali ke Tanah Air,” ujar Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat Wukuf di Arafah.

Gus Yaqut, panggilan akrab Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, jumlah jemaah haji asal Indonesia adalah yang terbesar di Tanah Suci ini.



“Alhamdulillah sesuai dengan keputusan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi, pada tahun ini kuota jemaah haji Indonesia mengalami penambahan dari kuota asal 221.000 ditambah kuota tambahan sebanyak 20.000, jadi total keseluruhan sebanyak 241.000 jemaah. Untuk itu, Pemerintah Indonesia berupaya menyelenggarakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Dengan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait di Indonesia maupun di Arab Saudi, Pemerintah terus melakukan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. Di sisi lain, kata Gus Yaqut, penyelenggaraaan ibadah haji yang dilakukan di Arab Saudi tentunya memiliki kebijakan–kebijakan yang harus dihormati terutama kebijakan yang tujuannya untuk peningkatan layanan kepada Jemaah haji.



“Komitmen, koordinasi dan kerja sama yang sinergis menjadi kunci untuk kelancaran penyelenggaraan ibadah haji,” katanya.

Setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji selalu dievaluasi, dengan hasil berupa perbaikan dilakukan konsisten dan terarah baik meliputi aspek manajemen, keuangan, kualitas pelayanan, akuntabilitas dan pertanggung jawaban. Penyelenggaraan ibadah haji pun diawasi secara berlapis baik oleh lembaga pengawas Pemerintah seperti Inspektorat Jenderal, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta pengawasan langsung oleh DPR dan DPD RI.

”Sesuai dengan maqashidus syari’ah, penyelenggaraan ibadah haji didasarkan pada semangat untuk menciptakan kemaslahatan bagi jemaah haji Indonesia, wa bil khusus jemaah lansia dan disabilitas, sesuai dengan tema Haji Ramah Lansia,” ujarnya.

Maka sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah Indonesia, penyelenggaraan ibadah haji disesuaikan dengan kaidah dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil mashalih, di mana menghindarkan mudharat atau hal-hal yang tidak baik haruslah diutamakan dibandingkan mendapatkan kebaikan-kebaikan.

”Setiap layanan dan rangkaian ibadah haji ditentukan dengan pertimbangan kaidah di atas dan dengan mendengarkan pendapat para ulama Indonesia untuk memastikan semua tahapannya sesuai dengan syariat Islam,” paparnya.

Beberapa hal yang dilakukan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan ibadah haji antara lain percepatan keimigrasian (fast track) jemaah dilakukan di tiga embarkasi besar yaitu Jakarta, Solo, dan Surabaya sehingga masa antrean di Bandara Saudi tidak lama; kemudian bimbingan manasik haji, dilakukan secara intensif dan variatif, dengan berbagai pola seperti manasik sepanjang tahun, sapa jemaah, metode online dan ofline serta media manasik yang menarik dan kekinian.

Selain itu, Katering jemaah haji bercitarasa Indonesia; penggunaan bumbu masakan dan juru masak (chef) asal Indonesia. Selain untuk menjaga cita rasa khas kuliner Indonesia, ini berdampak meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri dan membangun ekosistem ekonomi haji yang prospektif. Perubahan batik jemaah haji; selain nilai estetis yang baik, perubahan model batik jemaah haji mempunyai makna tersendiri.

“Layanan jemaah haji lansia dan disabilitas; di mana pada tahun ini berjumlah kurang lebih 45.000 jemaah dengan layanan khusus yang terus ditingkatkan,” ucapnya.

Menurut Gus Yaqut, semua langkah peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji ini dilakukan agar jemaah haji Indonesia dapat beribadah dengan sebaik-baiknya. “Kami mengucapkan terima kasih atas komitmen dan kerja keras para petugas ibadah haji yang tak kenal lelah melayani para jemaah Indonesia,” katanya.

Gus Yaqut menyadari proses peningkatan kualitas bukanlah upaya sesaat, namun harus dilaksanakan secara berkesinambungan. “Kami mohon perhatian kita semua untuk bersama-sama meningkatkan komitmen pada upaya perbaikan penyelenggaraan ibadah haji yang berkesinambungan,” kata Gus Yaqut.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)
pixels