Syariat Puasa di Hari Asyura: Pada Awalnya Diwajibkan

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:20 WIB
loading...
Syariat Puasa di Hari...
Puasa Asyura bisa menghapus (dosa-dosa kecil) satu tahun yang lewat. Ilustrasi: SINDOnews
A A A
Rasulullah SAW bersabda: ”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara salat yang paling utama setelah shalat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim)

Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah , beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram . Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.

Mendengar hal ini, Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari Asyura diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadanlah yang diwajibkan sementara puasa pada hari Asyura disunahkan.



Diriwayatkan bahwa Aisyah ra mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadan saja dan kewajiban puasa pada hari Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau."

Namun, Rasulullah SAW biasa berpuasa pada hari Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadan. Mengenai keutamaannya, puasa di hari Asyura dapat menghapus dosa satu tahun sebagaimana hadis berikut:

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ’Asyura (tanggal 10 Muharram), maka Beliau bersabda : ”Bisa menghapus (dosa-dosa kecil) satu tahun yang lewat. (HR Muslim)



Abdullah bin Mas’ud ra mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadan dibandingkan puasa Asyura." (HR Bukhari dan Muslim).

Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadis bahwa puasa di hari ’Asyura hukumnya sunah. Beberapa hadis menyarankan agar puasa hari Asyura didahului oleh puasa satu hari sebelum puasa hari Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari Asyura saja dan Rasulullah SAW ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu beliau menyarankan umat Islam berpuasa pada hari Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya sehingga berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3039 seconds (0.1#10.140)