Kisah Paus Urbanus II Mengincar Yerusalem: Islam Jadi Musuh Bersama

Kamis, 25 Juli 2024 - 15:09 WIB
loading...
Kisah Paus Urbanus II...
Paus Urbanus II sangat berkeinginan mengembalikan Yerusalem ke pangkuan kekuasaan Kristen. Inilah yang mendorong Paus Urbanus II mendeklarasikan Perang Salib. Ilustrasi: National Geographic
A A A
Kaisar Byzantium Alexios I yang risau karena kian kuatnya imperium Islam Turki Seljuk meminta bantuan Paus Urbanus II untuk merebut kembali wilayahnya yang hilang. Di sisi lain, Paus Urbanus II sangat berkeinginan mengembalikan Yerusalem ke pangkuan kekuasaan Kristen . Inilah yang mendorong Paus Urbanus II mendeklarasikan Perang Salib .

Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" menyebut jika dilihat dari kronologi sejarah, Perang Salib tidak akan terjadi jika saja pasukan Salib yang dibentuk Paus Urbanus II tidak ingin menyelamatkan Byzantium dari agresivitas Turki Seljuk pada awal abad 11.

Momen Perang Salib I juga dimanfaatkan Paus Urbanus untuk mengurangi buruknya hubungan politik Roma dan Konstantinopel atau, antara (Kristen) Katolik dengan Kristen Ortodoks .



Musuh bersama bagi Eropa adalah Islam. Jalur darat paling cepat untuk memukul Islam adalah lewat Byzantium melalui Konstantinopel.

Mengalahkan Turki Seljuk lewat darat adalah cara efektif untuk merebut Yerusalem.

Deklarasi Perang Salib mustahil diputuskan Paus Urbanus II dengan gegabah. Selain ingin mencontoh Reconquista di Semenanjung Iberia, informasi mengenai Yerusalem adalah faktor terpenting dalam proses pengiriman pasukan.

Perang Salib akan sia-sia jika pengiriman pasukan tidak berada dalam situasi yang tepat. Dekatnya jarak Byzantium dengan Turki Seljuk adalah modal awal bagi pasukan gabungan Kristen untuk mengalahkan Islam.

Ketersediaan serdadu dari Byzantium, akomodasi peralatan perang, dan distribusi makanan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan mengingat Yerusalem jauh dari Eropa dan dekat dengan pusat pemerintahan Islam baik di Baghdad dan Kairo.

Informasi mengenai Yerusalem didapatkan orang Eropa atau lebih khusus lagi Kepausan di Roma dengan dua cara. Kedua cara tersebut adalah perdagangan dan ritual Kekristenan di Yerusalem.



Perdagangan pada masa itu memakai dua jalur. Jalur pertama adalah jalur darat. Jalur darat digunakan orang-orang Eropa ketika melakukan perdagangan ke Timur Tengah dengan melewati daerah Balkan di Eropa Timur, kemudian singgah di Konstantinopel.

Setelah di Konstantinopel, para pedagang melewati Selat Bosporus, kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri Anatolia. Jika sudah sampai Aleppo maka tanda-tanda kehidupan Timur Tengah dengan komoditas dagang dari Afrika, Arab, India, bahkan Cina telah tersedia.

Dari Aleppo para pedagang akan meneruskan perjalanan ke kota utama yaitu Damaskus, atau juga berkunjung di tempat bersejarah bagi dunia Kristen seperti Nazaret, Betlehem, Yerikho, dan Yerusalem.

Pada waktu itu para pedagang dibedakan dengan pegawai pemerintah atau tentara, jadi selama mereka membayar pajak, maka aman bagi mereka untuk masuk ke wilayah mana pun walau kerajaan sedang bersitegang dengan daerah tujuan atau daerah yang dilewati.

Sedangkan lewat jalur laut, para pedagang Eropa berangkat dari Venesia menuju Acre untuk menuju Yerusalem, kemudian melanjutkan ke Damaskus atau ke kota-kota sekitarnya.



Diana Webb dalam bukunya berjudul "Medieval European Pilgrimage C. 700-C. 1500" menjelaskan selain Acre, orang-orang Eropa juga berdagang ke Alexandria di Mesir yang merupakan pelabuhan yang ramai pada waktu itu.

Dari aktivitas perdagangan tersebut, keadaaan Yerusalem dapat diketahui dengan baik. Pertama dari segi keamanan karena di Yerusalem terdapat tiga agama yang hidup berdampingan dengan jumlah pengikut yang sama besar dan sama kuat.

Pemerintahan Islam Yerusalem di bawah Khalifah Rasyidin , Kekhalifahan Umayah , Kekhalifahan Abbasiyah , hingga dikuasai Kekhalifahan Fatimiyah dan di bawah bayang-bayang militer
Turki Seljuk, tetap dalam kondisi aman dan damai.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3350 seconds (0.1#10.140)