Yerusalem dalam Pandangan Tiga Agama dan Meletusnya Perang Salib

Senin, 09 Oktober 2023 - 23:43 WIB
loading...
Yerusalem dalam Pandangan...
Lukisan persitiwa Perang Salib menggambarkan penyerahan Al-Quds kepada Shalahuddin Al-Ayyubi yang berhasil merebut Yerusalem. Foto ilustrasi/dok Said Tahsine
A A A
Yerusalem mempunyai kedudukan penting bagi tiga agama yakni Yahudi, Kristen, Islam karena di dalamnya terdapat sejarah yang sangat panjang. Yerusalem dianggap sebagai kota suci bagi ketiga agama sehingga kerap memicu gesekan dan konflik.

Dalam beberapa dekade, pemukim Yahudi mengusir warga Muslim Palestina dari rumah mereka dan mendirikan negara Israel pada pertengahan abad ke-20. Perang pun meletus antara keduanya hingga memakan korban jiwa yang begitu banyak.

Berikut pandangan tiga agama mengenai Kota Tua Yerusalem :

Yahudi
Bagi umat Yahudi, di kawasan tersebut terdapat Tembok Ratapan, yang merupakan sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu. Di dalamnya terdapat ruang maha kudus, situs paling suci dalam agama Yahudi. Umat Yahudi percaya bahwa ini adalah tempat batu fondasi penciptaan dunia, dan tempat Abraham (atau Nabi Ibrahim) siap mengorbankan anaknya.

Kristen
Bagi umat Kristen, mereka pun mempunyai sejarah tersendiri di sana. Di dalam Kota tua Yerusalem terdapat Gereja Makam Suci Kristus, yang menjadi situs penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Situs ini merupakan saksi perjalanan Yesus, kematiannya, penyaliban dan kebangkitan. Kota Yerusalem merupakan tempat tujuan ziarah bagi umat Kristiani di seluruh dunia.

Islam
Bagi Islam, Yerusalem memiliki sejarah yang sangat berharga karena pernah disinggahi Nabi Muhammad ï·º ketika perjalanan Isra' dan Mikra' dari Majsidil Haram Makkah ke Masjidil Aqsha dan berlanjut ke langit ketujuh hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj). Dalam sejarah Islam, umat Islam pertama kali menguasai Kota Yerusalem pada masa kepemimpinan Umar bin Khatthab.

Umar merupakan khalifah kedua menggantikan Abu Bakar yang wafat. Umar memasuki Kota Yerusalem pada Tahun 636 M. Beliau menaklukkan Yerusalem bersama pasukan muslim tanpa peperangan dan disambut baik oleh warga Yerusalem. Umar kemudian menandatangani kesepakatan dengan Sophronius (seorang Uskup agung Gereja Yerusalem). Isi perjanjiannya bahwa pemerintahan Islam telah berhasil menaklukan Yerusalem dan tidak mengubah agama atau keyakinan warga setempat yang telah ada saat itu, serta tidak mengganggu tempat-tempat suci, rumah ibadah dan rumah-rumah mereka.

Bagi umat Islam, Yerusalem adalah kota suci karena di tempat tersebut terdapat kawasan old city yang berada di atas Bukit Moriah. Di Old City ini ada dua masjid besar, yaitu Masjid Al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock). Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi. Di Masjid Al-Aqsa ini Nabi Muhammad ï·º pernah mengimami sholat bersama para Nabi yang diutus Allah.

Pada masa awal Islam, Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat umat Muslim dan bagi orang-orang Yahudi pun berkiblat ke sana. Karena masing-masing agama memiliki sejarah tersendiri di Kota Yerusalem, akhirnya konflik untuk menguasai Yerusalem tak terhindarkan.

Meletusnya Perang Salib
Salah satu konflik besar yang tercatat dalam sejarah yaitu meletusnya Perang Salib untuk merebut kota tua Yerusalem. Perang antaragama ini merupakan perang terlama yang pernah terjadi dalam sejarah.

Perang Salib berlangsung sejak Tahun 1096 sampai 1292 M, kurang lebih selama dua abad. Perang Salib dikenal sebagai perang berdarah memperebutkan Yerusalem. Serbuan Perang Salib yang dicetuskan oleh pihak Kristen Eropa terhadap umat Islam karena keinginan umat Kristen untuk menjadikan tempat sucinya yakni Gereja Makam Suci masuk ke dalam wilayah perlindungannya.

Istilah Perang Suci atau Perang Salib juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi tentara Kristen yang terjadi selama abad pertengahan di wilayah Arab secara berulang-ulang, mulai abad ke 11 sampai abad 13 (1096-1292 M), dengan misi untuk membebaskan Yerusalem dari kekuasaan umat Islam dan mendirikan kerajaan Salib Kristen di wilayah Timur.

Disebut dengan Perang Salib karena para prajurit yang pergi menuju Yerusalem menggunakan simbol Salib di bahu, lencana dan panji-panji mereka. Simbol Salib merupakan lambang dari keyakinan umat Kristen (tanda kesucian atas nama Ketuhanan).

Dalam Perang Salib ini terdapat tokoh yang terkenal di kedua pihak, yaitu Shalahuddin Al-Ayyubi dari pihak muslim (memerintah 1169-1193 M) dan Richard I dari Inggris di pihak pasukan Salib. Raja Richard sering disebut Richard si Hati Singa atau Richard The Lion Heart (Raja Inggris) atau dikenal sebagai raja Eropa yang dianggap bisa menandingi Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib tersebut.

Selain Richard, terdapat raja-raja lain yang memimpin pasukan Salib III yaitu Frederick Barbarossa (Kaisar Jerman), dan Philip Augustus (Raja Perancis). Tetapi dalam perjalanan Frederick Barbarossa tewas tenggelam di sungai di kawasan Armenia. Lalu disebabkan masalah kekuasaan Perancis, Philip Augustus kembali pulang bersama pasukannya dan hanya meninggalkan Richard menuju Yerussalem.

Pada Perang Salib III (Tahun 1189-1192 M), Shalahuddin Al-Ayyubi sebagai panglima pasukan muslim menyatukan kekuatan umat Islam di bawah komandonya berhasil merebut Yerusalem dari kekuasaan Nasrani. Baitul Maqdis diserahkan oleh Balian of Ibelin dari pasukan Salib pada 10 Februari 1144 M.

Penyerahan Baitul Maqdis oleh tentara Salib dilakukan setelah Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mengepung Yerusalem selama 12 hari. Dengan direbutnya Baitul Maqdis ini, kota-kota dan wilayah yang selama dalam kekuasaan pasukan Salib jatuh kepada umat pasukan muslim pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Setelah Shalahuddin Al-Ayyubi wafat Maret 1193 di Damaskus, Perang Salib ke-4 diserukan (Tahun 1202 hingga 1204 M). Sejarah Perang Salib Ke-4 diawali dengan keingingan Paus Innosensius III (memerintah 1198-1216 M) untuk merebut kembali Yerusalem dari peradaban Islam.

Namun, alih-alih memerangi peradaban Islam di Timur Dekat, pasukan Salib justru menjarah Kekaisaran Bizantium dan kota Kristen terbesar di dunia kala itu. Tentara Salib menaklukkan Konstantinopel pada 12 April 1204 M yang diwarnai dengan penjarahan.

Demikian sekelumit peristiwa Perang Salib dalam merebut Yerusalem hingga Perang Salib ke-8 Tahun 1270.

Wallahu A'lam

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2540 seconds (0.1#10.140)