Hati-hati, Inilah Faktor-faktor yang Bisa Merusak Keistiqamahan
loading...
A
A
A
Godaan dunia, termasuk faktor luar yang cukup mempengaruhi keimanan dan keiistiqamahan seorang hamba. Termasuk hal yang bisa menyebabkan berkurang dan melemahnya iman serta keistiqamahan seorang hamba adalah terlalu menyibukkan dirinya dengan kehidupan dunia yang fana. Menghabiskan waktu hanya untuk mengurus segala hal tentang dunia. Mengikuti dan menikmati berbagai macam kelezatan dunia. Maka, semakin besar ambisi dan cita-cita seorang hamba kepada dunia dan semakin terpaut hatinya dengan dunia, semakin melemahlah semangat untuk mengerjakan berbagai macam ketaatan dan semakin berkurang semangatnya untuk terus istiqamah di atas jalan yang benar.
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Berat tidaknya seorang hamba dalam melaksanakan ketaatan dan dalam mengejar akhirat bergantung kadar ambisi dan kepuasan seorang hamba terhadap dunia.”(Al-Fawa-id (hal 180))
Ada dua hal yang bisa kita lakukan agar tidak tertipu dengan godaan dunia
1. Melihat bahwa dunia begitu cepat hilang, fana dan akan musnah, serta melihat kekurangan dan kerendahannya. Hingga akhirnya hilang dan terputus yang disertai dengan penyesalan. Siapa yang terlalu mengejar dunia maka akan sering merasa sedih ketika tidak mendapatkannya, sedih ketika yang didapatkannya akan hilang, dan sedih ketika terlepas darinya
2. Melihat bahwa akhirat adalah pasti, abadi, akan segera datang, dan kemuliaan apa-apa yang didalamnya berupa berbagai macam keindahan. Serta dengan melihat perbedaan dari dunia dan akhirat yang sangat mencolok, Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17)
Faktor eksternal lainnya adalah teman, terutama teman-teman yang jahat yang sudah pasti perusak yang paling berbahaya. Larangan bergaul dengan teman-teman yang buruk adalah karena manusia yang memiliki tabiat suka meniru dan mengikuti teman-teman dekatnya. Karena itulah, hendaknya seorang mukmin memilih teman yang bisa mengajaknya kepada kebaikan, mengingatkan tentang akhirat, dan dia mendapatkan manfaat lainnya bila bergaul dengannya. (Baca juga : Inilah Rambu-rambu Berhias Sesuai Syariat )
Karena itulah wahai muslimah, segeralah introspeksi atau mengoreksi diri. Yakni, bagaimana kita selama ini menghabiskan waktu kita dan terhindari dari faktor-faktor yang merusak keistiqamahan dalam menjaga ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta'ala.
Wallahu A'lam
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Berat tidaknya seorang hamba dalam melaksanakan ketaatan dan dalam mengejar akhirat bergantung kadar ambisi dan kepuasan seorang hamba terhadap dunia.”(Al-Fawa-id (hal 180))
Ada dua hal yang bisa kita lakukan agar tidak tertipu dengan godaan dunia
1. Melihat bahwa dunia begitu cepat hilang, fana dan akan musnah, serta melihat kekurangan dan kerendahannya. Hingga akhirnya hilang dan terputus yang disertai dengan penyesalan. Siapa yang terlalu mengejar dunia maka akan sering merasa sedih ketika tidak mendapatkannya, sedih ketika yang didapatkannya akan hilang, dan sedih ketika terlepas darinya
2. Melihat bahwa akhirat adalah pasti, abadi, akan segera datang, dan kemuliaan apa-apa yang didalamnya berupa berbagai macam keindahan. Serta dengan melihat perbedaan dari dunia dan akhirat yang sangat mencolok, Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17)
Faktor eksternal lainnya adalah teman, terutama teman-teman yang jahat yang sudah pasti perusak yang paling berbahaya. Larangan bergaul dengan teman-teman yang buruk adalah karena manusia yang memiliki tabiat suka meniru dan mengikuti teman-teman dekatnya. Karena itulah, hendaknya seorang mukmin memilih teman yang bisa mengajaknya kepada kebaikan, mengingatkan tentang akhirat, dan dia mendapatkan manfaat lainnya bila bergaul dengannya. (Baca juga : Inilah Rambu-rambu Berhias Sesuai Syariat )
Karena itulah wahai muslimah, segeralah introspeksi atau mengoreksi diri. Yakni, bagaimana kita selama ini menghabiskan waktu kita dan terhindari dari faktor-faktor yang merusak keistiqamahan dalam menjaga ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta'ala.
Wallahu A'lam
(wid)