10 Marga Keturunan Nabi Muhammad Asal Yaman
loading...
A
A
A
Sebanyak 10 marga keturunan Nabi Muhammad SAW asal Yaman semuanya bermuara kepada Imam Muhammad Al-Mauladdawilah. Beliau adalah wali yang nasabnya bersambung kepada Imam Muhammad (Al-Faqih Al-Muqoddam), sesepuh para Habib/Sayyid di Yaman dan Asia Tenggara .
Imam Muhammad Al-Faqih Al-Muqoddam (574-653 H) sendiri adalah anak cucu dari Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir, keturunan Nabi yang hijrah pertama ke Yaman. Beliau generasi ke-8 keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Sayyidina Husain bin Ali, suami Sayyidah Fatimah Az-Zahra .
Bila kita berbicara mengenai marga-marga keturunan Nabi Muhammad di Yaman, maka kita akan tertuju kepada sosok Imam Muhammad Mauladawilah. Beliau memiliki anak bernama Imam Abdurrahman As-Saqqaf (Assegaf) yang menjadi payung dari semua marga-marga Habib di Yaman maupun di Asia Tenggara.
Dalam sejarah Hadhramaut Yaman, marga Habaib tertua ialah Assegaf yang merupakan gelar bagi Imam Abdurrahman bin Muhammad Al-Mauladdawilah (generasi ke-22 dari Rasulullah Muhammad SAW). Beliau wafat di Tarim pada 819 Hijriyah dan mempunyai 13 putra dan 7 putri.
Dari anak keturunan beliaulah lahir fam dan marga Habaib yang kini tersebar di Yaman maupun di Indonesia. Biasanya nama marga Habaib diambil dari gelar seorang ulama yang dihormati pada zamannya.
Di antara Habaib asal Yaman yang cukup masyhur kita kenal adalah Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (pengarang Ratib Al-Haddad); Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas (pengarang Ratib Al-Attas); Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur; Habib Salim Assyathiri; Habib Ali Masyhur bin Hafizh (Mufti Tarim Yaman); Habib Umar bin Hafizh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim, dan masih banyak lainnya.
Dalam buku "Sejarah, Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika" karya Sayyid Idrus Alwi Al-Masyhur, disebutkan ada 114 marga Habib tersebar di berbagai negara termasuk di Yaman.
Di Indonesia sendiri ada 68 marga Habaib yang eksis hingga sekarang. Populasi para Habaib ini mencapai jutaan orang tersebar di Yaman dan berbagai negara termasuk di Asia Tenggara.
Yaman memang dikenal sebagai kampungnya Dzuriyyah Nabi karena menjadi tempat Hijrah Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir (kakek buyut dari Imam Abdurrahman Assegaf) dari Basra Irak pada Tahun 319 H (898 M). Semula tanah Hadhramaut Yaman penuh dengan kaum Khawarij dan Syi'ah Zaidiyyah. Namun, berkat kehadiran dan dakwah para keturunan Nabi ke Hadhramaut, kaum Khawarij berputar haluan ke Mazhab Sunni Syafi'i.
Berikut 10 marga keturunan Nabi Muhammad SAW yang banyak di Yaman dirangkum dari berbagai sumber:
1. As-Saqqaf/Assegaf (السقاف)
2. Al-Atthas (العطاس)
3. Al-Aydrus (العيدروس)
4. Bin Syaikh Abu Bakar bin Salim (ابن الشيخ أبى بكر بن سالم)
5. Al-Haddad (الحداد)
6. Al-Habsyi (الحبشى)
7. Syahabuddin/Shahab/Syihab (شهاب الدين)
8. Bin Sumaith (بن سميط)
9. Al-Jufri (الجفرى)
10. Djamalullail (جمال الليل)
Keterangan Marga:
1. As-Saqqaf/Assegaf (السقاف)
Yang pertama kali digelari as-Saqqaf ialah Waliyullah Imam Abdurahman bin Muhammad Mauladdawilah. Gelar as-Saqqaf (Aseegaf) ini disandang beliau karena menjadi pengayom para wali pada zamannya. Ketinggian derajat beliau dari para wali di zamannya bagaikan kedudukan atap bagi rumah. Beliau dilahirkan di Tarim Yaman, dikaruniai 13 putra dan 7 putri meneruskan keturunannya yaitu: Abu Bakar as-Sakran, Alwi, Ali, Aqil, Abdullah, Husein dan Ibrahim. Imam Abdurahman as-Saqqaf wafat di Tarim tahun 819 H.
2. Al-Atthas (العطاس)
Mereka adalah keturunan Waliyullah Abdurrahman bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf. Pemberian gelar Al-Atthas dikarenakan keramatnya, bersin di dalam perut ibunya seraya mengucapkan Alhamdulillah, yang didengar oleh ibunya. Yang pertama kali bersin dalam perut ibunya yaitu Aqil bin Salim, saudara kandung Syaikh Abu Bakar bin Salim. Selanjutnya gelar itu dipakai anaknya bernama Abdurahman. Sedangkan anaknya bernama Muhammad dan Zein memakai gelar al-Aqil bin Salim. Bersin dalam bahasa Arab yaitu 'athasa dan orang yang bersin disebut Al-Aththas.
Waliyullah Abdurahman bin Aqil bin Salim dilahirkan di Kota Lisik. Beliau dikaruniai 5 anak lelaki, tiga di antaranya melanjutkan keturunan beliau, yaitu; (1) Abdullah, keturunannya berada di Yafi' (Hadhramaut). (2) Aqil, keturunannya al-Atthas al-Aqil (Khuraidhoh) (3) Umar (Sohib Ratib al-Atthas) keturunannya sebagian besar berada di Indonesia.
3. Al-Aydrus (العيدروس)
Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abi Bakar as-Sakran bin Abdurrahman Assegaf. Dinamakan Al-Aydrus karena merupakan gelar pemimpin para wali dan nama yang agung untuk seorang sufi. Ada juga yang mengatakan nama Al-Aydrus berasal dari kata Utayrus yang dalam bahasa Indonesia berarti bersifat seperti macan atau singa.
Imam Muhammad Al-Faqih Al-Muqoddam (574-653 H) sendiri adalah anak cucu dari Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir, keturunan Nabi yang hijrah pertama ke Yaman. Beliau generasi ke-8 keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Sayyidina Husain bin Ali, suami Sayyidah Fatimah Az-Zahra .
Bila kita berbicara mengenai marga-marga keturunan Nabi Muhammad di Yaman, maka kita akan tertuju kepada sosok Imam Muhammad Mauladawilah. Beliau memiliki anak bernama Imam Abdurrahman As-Saqqaf (Assegaf) yang menjadi payung dari semua marga-marga Habib di Yaman maupun di Asia Tenggara.
Dalam sejarah Hadhramaut Yaman, marga Habaib tertua ialah Assegaf yang merupakan gelar bagi Imam Abdurrahman bin Muhammad Al-Mauladdawilah (generasi ke-22 dari Rasulullah Muhammad SAW). Beliau wafat di Tarim pada 819 Hijriyah dan mempunyai 13 putra dan 7 putri.
Dari anak keturunan beliaulah lahir fam dan marga Habaib yang kini tersebar di Yaman maupun di Indonesia. Biasanya nama marga Habaib diambil dari gelar seorang ulama yang dihormati pada zamannya.
Di antara Habaib asal Yaman yang cukup masyhur kita kenal adalah Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (pengarang Ratib Al-Haddad); Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas (pengarang Ratib Al-Attas); Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Mashyur; Habib Salim Assyathiri; Habib Ali Masyhur bin Hafizh (Mufti Tarim Yaman); Habib Umar bin Hafizh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim, dan masih banyak lainnya.
Dalam buku "Sejarah, Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika" karya Sayyid Idrus Alwi Al-Masyhur, disebutkan ada 114 marga Habib tersebar di berbagai negara termasuk di Yaman.
Di Indonesia sendiri ada 68 marga Habaib yang eksis hingga sekarang. Populasi para Habaib ini mencapai jutaan orang tersebar di Yaman dan berbagai negara termasuk di Asia Tenggara.
Yaman memang dikenal sebagai kampungnya Dzuriyyah Nabi karena menjadi tempat Hijrah Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir (kakek buyut dari Imam Abdurrahman Assegaf) dari Basra Irak pada Tahun 319 H (898 M). Semula tanah Hadhramaut Yaman penuh dengan kaum Khawarij dan Syi'ah Zaidiyyah. Namun, berkat kehadiran dan dakwah para keturunan Nabi ke Hadhramaut, kaum Khawarij berputar haluan ke Mazhab Sunni Syafi'i.
Berikut 10 marga keturunan Nabi Muhammad SAW yang banyak di Yaman dirangkum dari berbagai sumber:
1. As-Saqqaf/Assegaf (السقاف)
2. Al-Atthas (العطاس)
3. Al-Aydrus (العيدروس)
4. Bin Syaikh Abu Bakar bin Salim (ابن الشيخ أبى بكر بن سالم)
5. Al-Haddad (الحداد)
6. Al-Habsyi (الحبشى)
7. Syahabuddin/Shahab/Syihab (شهاب الدين)
8. Bin Sumaith (بن سميط)
9. Al-Jufri (الجفرى)
10. Djamalullail (جمال الليل)
Keterangan Marga:
1. As-Saqqaf/Assegaf (السقاف)
Yang pertama kali digelari as-Saqqaf ialah Waliyullah Imam Abdurahman bin Muhammad Mauladdawilah. Gelar as-Saqqaf (Aseegaf) ini disandang beliau karena menjadi pengayom para wali pada zamannya. Ketinggian derajat beliau dari para wali di zamannya bagaikan kedudukan atap bagi rumah. Beliau dilahirkan di Tarim Yaman, dikaruniai 13 putra dan 7 putri meneruskan keturunannya yaitu: Abu Bakar as-Sakran, Alwi, Ali, Aqil, Abdullah, Husein dan Ibrahim. Imam Abdurahman as-Saqqaf wafat di Tarim tahun 819 H.
2. Al-Atthas (العطاس)
Mereka adalah keturunan Waliyullah Abdurrahman bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf. Pemberian gelar Al-Atthas dikarenakan keramatnya, bersin di dalam perut ibunya seraya mengucapkan Alhamdulillah, yang didengar oleh ibunya. Yang pertama kali bersin dalam perut ibunya yaitu Aqil bin Salim, saudara kandung Syaikh Abu Bakar bin Salim. Selanjutnya gelar itu dipakai anaknya bernama Abdurahman. Sedangkan anaknya bernama Muhammad dan Zein memakai gelar al-Aqil bin Salim. Bersin dalam bahasa Arab yaitu 'athasa dan orang yang bersin disebut Al-Aththas.
Waliyullah Abdurahman bin Aqil bin Salim dilahirkan di Kota Lisik. Beliau dikaruniai 5 anak lelaki, tiga di antaranya melanjutkan keturunan beliau, yaitu; (1) Abdullah, keturunannya berada di Yafi' (Hadhramaut). (2) Aqil, keturunannya al-Atthas al-Aqil (Khuraidhoh) (3) Umar (Sohib Ratib al-Atthas) keturunannya sebagian besar berada di Indonesia.
3. Al-Aydrus (العيدروس)
Mereka adalah keturunan waliyullah Abdullah bin Abi Bakar as-Sakran bin Abdurrahman Assegaf. Dinamakan Al-Aydrus karena merupakan gelar pemimpin para wali dan nama yang agung untuk seorang sufi. Ada juga yang mengatakan nama Al-Aydrus berasal dari kata Utayrus yang dalam bahasa Indonesia berarti bersifat seperti macan atau singa.