Perang Salib V: Kisah Pasukan Salib dan Turki Seljuk Menyerang Shalahuddin Al Ayyubi
loading...
A
A
A
Perang Salib V terjadi pada tahun 1213-1221. Kegagalan Perang Salib IV dalam menjalankan misi suci untuk membebaskan Yerusalem dari Islam memberikan pukulan yang luar biasa bagi Kepausan Katolik di Roma.
Paus Inosentius III kembali mencetuskan keputusan perang untuk membebaskan Yerusalem. Paus Inosentius III bahkan telah mempersiapkan penaklukkan Yerusalem sejak tahun 1208, atau empat tahun setelah Konstantinopel berhasil direbut pasukan Salib.
Alexander Mikaberidze dalam bukunya berjudul "Conflict and Conquest in the Islamic World" menyebutkan Paus Inosentius III meninggal tahun 1216 dan digantikan oleh Paus Honorius III. Pada masa kepemimpinan Paus Honorius III, pasukan Salib menyerang Dinasti Ayyubiah dan ingin menginvasi Mesir .
Perang Salib V merupakan perang yang penuh kontroversi jika dilihat dari segi strategi militer, karena menyerang pusat kekuatan yaitu di Mesir, dan bukan langsung menyerang Yerusalem melalui Acre.
Sultan al-Kamil
Pertempuran fisik pada Perang Salib V sebenarnya dimulai tahun 1218 ketika Pasukan Salib bertempur melawan Dinasti Ayyubiah yang dipimpin oleh Sultan al-Kamil.
Perang Salib V dihitung sejak tahun 1213 ketika Paus Inosentius III mengundang kerajaan-kerajan di seluruh Eropa untuk mengikuti Perang Salib.
Jawaban yang diterima Paus Inosentius III sangat menggembirakan karena Kerajaan Prancis, Kerajaan Suci Roma, dan Kerajaan Hungaria yang menjadi kerajaan terkemuka di Eropa bersedia mengikuti perang.
Tidak hanya ketiga kerajaan itu saja. Kerajaan Latin Romawi atau kerajaan bentukan Pasukan Salib di Konstantinopel juga ikut serta dalam Perang Salib V.
Pada tahun 1217 Pasukan Salib dari kerajaan-kerajaan tersebut sampai di Acre untuk bersiap-siap menuju medan perang melawan Dinasti Ayyubiah di Mesir.
Jeffrey Ross dalam bukunya berjudul "Religion and Violence" (New York: Routledge, 2015) menjelaskan pada tahun 1218 menjelang meletus Pertempuran Damieta di Mesir, Pasukan Salib dari Kerajaan Suci Roma yang dipimpin oleh orang-orang Jerman menjalin kerja sama dengan musuh Dinasti Ayyubiah yaitu Turki Seljuk Rum di Anatolia.
Jadi Pasukan Salib pada Perang Salib V terdapat pasukan Islam di tubuh Pasukan Salib.
Hal tersebut mengingatkan pada Perang Salib III bahwa terdapat kekuatan Kristen dari Byzantium di dalam pasukan Islam.
Paus Inosentius III kembali mencetuskan keputusan perang untuk membebaskan Yerusalem. Paus Inosentius III bahkan telah mempersiapkan penaklukkan Yerusalem sejak tahun 1208, atau empat tahun setelah Konstantinopel berhasil direbut pasukan Salib.
Alexander Mikaberidze dalam bukunya berjudul "Conflict and Conquest in the Islamic World" menyebutkan Paus Inosentius III meninggal tahun 1216 dan digantikan oleh Paus Honorius III. Pada masa kepemimpinan Paus Honorius III, pasukan Salib menyerang Dinasti Ayyubiah dan ingin menginvasi Mesir .
Perang Salib V merupakan perang yang penuh kontroversi jika dilihat dari segi strategi militer, karena menyerang pusat kekuatan yaitu di Mesir, dan bukan langsung menyerang Yerusalem melalui Acre.
Sultan al-Kamil
Pertempuran fisik pada Perang Salib V sebenarnya dimulai tahun 1218 ketika Pasukan Salib bertempur melawan Dinasti Ayyubiah yang dipimpin oleh Sultan al-Kamil.
Perang Salib V dihitung sejak tahun 1213 ketika Paus Inosentius III mengundang kerajaan-kerajan di seluruh Eropa untuk mengikuti Perang Salib.
Jawaban yang diterima Paus Inosentius III sangat menggembirakan karena Kerajaan Prancis, Kerajaan Suci Roma, dan Kerajaan Hungaria yang menjadi kerajaan terkemuka di Eropa bersedia mengikuti perang.
Tidak hanya ketiga kerajaan itu saja. Kerajaan Latin Romawi atau kerajaan bentukan Pasukan Salib di Konstantinopel juga ikut serta dalam Perang Salib V.
Pada tahun 1217 Pasukan Salib dari kerajaan-kerajaan tersebut sampai di Acre untuk bersiap-siap menuju medan perang melawan Dinasti Ayyubiah di Mesir.
Jeffrey Ross dalam bukunya berjudul "Religion and Violence" (New York: Routledge, 2015) menjelaskan pada tahun 1218 menjelang meletus Pertempuran Damieta di Mesir, Pasukan Salib dari Kerajaan Suci Roma yang dipimpin oleh orang-orang Jerman menjalin kerja sama dengan musuh Dinasti Ayyubiah yaitu Turki Seljuk Rum di Anatolia.
Jadi Pasukan Salib pada Perang Salib V terdapat pasukan Islam di tubuh Pasukan Salib.
Hal tersebut mengingatkan pada Perang Salib III bahwa terdapat kekuatan Kristen dari Byzantium di dalam pasukan Islam.
(mhy)