Kisah Luqman Al Hakim dan Putranya Dicaci Orang Gara-gara Seekor Keledai
loading...
A
A
A
Kisah Luqman Al Hakim menarik diketahui. Umat muslim bisa mengambil banyak hikmah dan sifat-sifatnya untuk dijadikan teladan.
Nama Luqman Al Hakim telah diabadikan dalam kitab suci Al Qur’an. Padahal, dirinya bukanlah seorang nabi ataupun rasul, melainkan digambar sebagai ahli hikmah . Pada Al Qur’an, nama Luqman Al-Hakim disebut sebanyak dua kali. Masing-masing dalam surat Luqman ayat 12-13.
Bicara soal Luqman Al Hakim, ada satu kisah populer tentangnya. Tak sendiri, cerita ini turut melibatkan sang putranya serta seekor keledai.
Sebelum itu, Luqman berkata "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusaha hingga kau mencapai puncak kebaikan. Lalu, jangan pedulikan apa pun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka".
"Mari kita buktikan!" ucap Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.
Awalnya, Luqman menaiki keledai tersebut. Sementara putranya mengikuti di belakang sambil berjalan kaki dan memegangi tali keledai.
Tak butuh waktu lama, orang-orang yang mereka temui langsung berkomentar. "Anak kecil itu menuntun keledai, sedangkan orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh egois orang tua itu."
Mendengar celaan dan makian orang-orang, Luqman berkata kepada anaknya. "Putraku, coba kau dengar yang mereka katakan tentang kita"
Setelah itu, Luqman meminta sang anak untuk berganti posisi. Jadi, Luqman menuntun keledai di belakang sambil berjalan, sedangkan putranya naik di punggung keledai.
Anehnya, orang-orang kembali mencela Luqman. "Lihatlah buruknya akhlak anak itu, orang tuanya dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dirinya duduk manis di punggung keledai."
Mendengar komentar itu, Luqman kembali berpesan kepada anaknya. "Putraku, dengarlah sekali lagi yang mereka katakan."
Kemudian, Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, keduanya sekarang sama-sama duduk di atas punggung keledai itu.
Lagi, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui. "Dungu sekali bapak dan anak itu! Kasihan sekali keledai tunggangan yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua, padahal mereka tidak sedang sakit".
Mendengar komentar itu, Luqman kembali berpesan. "Dengar dan perhatikan dengan seksama yang mereka katakan, anakku!"
Setelahnya, Luqman melanjutkan perjalanan. Kali ini, dia mengajak anaknya turun dari punggung keledai dan berjalan bersama.
Anehnya, mereka masih saja dicaci. "Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan, padahal ada keledai. Kenapa tidak dinaiki saja biar tidak capek?"
Sampai di rumah, Luqman kembali berpesan, "Anakku, kau dengar sendiri semua perkataan mereka tentang segala hal yang kita lakukan dari awal!? Intinya, bagi mereka tidak ada tindakan kita yang benar alias salah semua.
Luqman melanjutkan nasihatnya, "Sesungguhnya ada orang yang suka mengomentari perbuatan orang yang lain. Tapi orang yang memiliki akal akan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah saja karena sesungguhnya yang kita cari adalah keridhaan Allah semata, bukan keridhaan manusia."
Demikianlah ulasan mengenai kisah Luqman Al Hakim beserta sang anak yang dicaci orang-orang gara-gara keledai. Semoga bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmah serta kebaikannya.
Wallahu a’lam
Nama Luqman Al Hakim telah diabadikan dalam kitab suci Al Qur’an. Padahal, dirinya bukanlah seorang nabi ataupun rasul, melainkan digambar sebagai ahli hikmah . Pada Al Qur’an, nama Luqman Al-Hakim disebut sebanyak dua kali. Masing-masing dalam surat Luqman ayat 12-13.
Bicara soal Luqman Al Hakim, ada satu kisah populer tentangnya. Tak sendiri, cerita ini turut melibatkan sang putranya serta seekor keledai.
Kisah Luqman Al Hakim
Pada sebuah kesempatan, Luqman ingin mengajari putranya tentang realitas kehidupan di masyarakat. Dia pun membawa sang anak dalam perjalanan bersama seekor keledai.Sebelum itu, Luqman berkata "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusaha hingga kau mencapai puncak kebaikan. Lalu, jangan pedulikan apa pun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka".
"Mari kita buktikan!" ucap Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.
Awalnya, Luqman menaiki keledai tersebut. Sementara putranya mengikuti di belakang sambil berjalan kaki dan memegangi tali keledai.
Tak butuh waktu lama, orang-orang yang mereka temui langsung berkomentar. "Anak kecil itu menuntun keledai, sedangkan orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh egois orang tua itu."
Mendengar celaan dan makian orang-orang, Luqman berkata kepada anaknya. "Putraku, coba kau dengar yang mereka katakan tentang kita"
Setelah itu, Luqman meminta sang anak untuk berganti posisi. Jadi, Luqman menuntun keledai di belakang sambil berjalan, sedangkan putranya naik di punggung keledai.
Anehnya, orang-orang kembali mencela Luqman. "Lihatlah buruknya akhlak anak itu, orang tuanya dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dirinya duduk manis di punggung keledai."
Mendengar komentar itu, Luqman kembali berpesan kepada anaknya. "Putraku, dengarlah sekali lagi yang mereka katakan."
Kemudian, Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, keduanya sekarang sama-sama duduk di atas punggung keledai itu.
Lagi, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui. "Dungu sekali bapak dan anak itu! Kasihan sekali keledai tunggangan yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua, padahal mereka tidak sedang sakit".
Mendengar komentar itu, Luqman kembali berpesan. "Dengar dan perhatikan dengan seksama yang mereka katakan, anakku!"
Setelahnya, Luqman melanjutkan perjalanan. Kali ini, dia mengajak anaknya turun dari punggung keledai dan berjalan bersama.
Anehnya, mereka masih saja dicaci. "Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan, padahal ada keledai. Kenapa tidak dinaiki saja biar tidak capek?"
Sampai di rumah, Luqman kembali berpesan, "Anakku, kau dengar sendiri semua perkataan mereka tentang segala hal yang kita lakukan dari awal!? Intinya, bagi mereka tidak ada tindakan kita yang benar alias salah semua.
Luqman melanjutkan nasihatnya, "Sesungguhnya ada orang yang suka mengomentari perbuatan orang yang lain. Tapi orang yang memiliki akal akan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah saja karena sesungguhnya yang kita cari adalah keridhaan Allah semata, bukan keridhaan manusia."
Demikianlah ulasan mengenai kisah Luqman Al Hakim beserta sang anak yang dicaci orang-orang gara-gara keledai. Semoga bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmah serta kebaikannya.
Wallahu a’lam
(wid)