Sejarah Perang Khaibar, Lengkap dengan Latar Belakang dan Tujuannya
loading...
A
A
A
Perang Khaibar merupakan salah satu perang yang dijalani Nabi Muhammad SAW dalam masa dakwahnya di Madinah. Perang ini melibatkan umat Islam dan Yahudi.
Khaibar sendiri merupakan sebuah wilayah pemukiman Yahudi yang terletak di utara Madinah, wilayah ini terkenal akan kesuburan tanahnya. Peperangan ini berlangsung di tahun 628 Masehi.
Perang Khaibar bisa dibilang sebagai salah satu peperangan yang paling sengit, sebab kala itu umat Yahudi disokong oleh sejumlah benteng – benteng kokoh.
Dilansir dari Jurnal "Penaklukan Benteng Khaibar Sebagai Awal Kekalahan Yahudi Terhadap Madinah", pasukan Kaum Muslim yang hanya berjumlah seribu empat ratus orang, bertempur melawan Yahudi yang berjumlah sepuluh ribu hingga dua puluh ribu orang.
Kala itu umat Yahudi dibuat tidak percaya sebeb dengan sedikitnya kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW tetap percaya diri untuk menyerang Khaibar.
Ketika hendak berperang, Nabi Muhammad SAW berhenti di beberapa lokasi serta membangun masjid di sana. Agar kaum Yahudi tidak mendapat bantuan dari bani Ghatafan.
Rasulullah SAW juga meminta pemandu jalan untuk membagi pasukannya dalam dua jalur yang berbeda. Hal tersebut membuat pasukan Islam tidak bisa dideteksi oleh Yahudi, membuat benteng-benteng mereka mampu dikuasai oleh kaum muslimin.
Tanpa adanya tempat berlindung, kaum Yahudi mulai kehabisan akal di dalam perang yang berlangsung selama dua hari tersebut. Nabi Muhammad SAW sempat akan berunding untuk terciptanya perdamaian, namun usulan itu ditolak oleh Yahudi.
Kaum Yahudi justru lebih memilih memerangi kaum muslimin. Peperangan pun akhirnya berlangsung dan jelas kemenangannya diperoleh kaum muslim. Pada saat fajar, dengan terpaksa para kaum Yahudi melepaskan harta mereka sebagai rampasan perang kepada kaum musim.
Yahudi telah memiliki dendam terhadap kaum muslim bahkan sebelum perang Khaibar terjadi. Dendam itu di picu saat terjadi pengusiran Bani Qainuqa dan Bani Nadhir, serta kaum muslim yang berhasil membunuh beberapa Tokoh yang berpengaruh di Bani Quraizah.
Para umat Yahudi yang terusir dari Madinah lantas gencar menghasut para kaum Quraisy untuk menyerang kaum muslim dan beberapa suku yang berada di sekitar Mekkah.
Dari hasil menghasut ini, terjadilah perang Khandaq dan perang Ahzab yang membuat kaum muslim berhadapan dengan pasukan sekutu. Dari situlah Nabi Muhammad SAW mulai melaknat umat Yahudi sebab mengingkari perjanjian damai dengan cara menghasut.
Terlebih, Khaibar telah dijadikan sebagai pusat konspirasi orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW. Serta merupakan benteng pertahanan terakhir umat Yahudi di Jazirah Arab.
Usai peperangan pihak Kaum Muslim lebih merasa tenang dalam menghadapi Kaum Yahudi. Setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan pertempuran di Khaibar, beliau langsung melanjutkan perjalannnaya menuju Fadak yang dibawah kekuasaan Yahudi.
Pada dasarnya tujuan utama perang Khaibar adalah untuk memuluskan dakwah Islam di Jazirah Arab sekaligus membasmi ancaman keamanan yang lama mengganggu penduduk Madinah.
Khaibar sendiri merupakan sebuah wilayah pemukiman Yahudi yang terletak di utara Madinah, wilayah ini terkenal akan kesuburan tanahnya. Peperangan ini berlangsung di tahun 628 Masehi.
Perang Khaibar bisa dibilang sebagai salah satu peperangan yang paling sengit, sebab kala itu umat Yahudi disokong oleh sejumlah benteng – benteng kokoh.
Dilansir dari Jurnal "Penaklukan Benteng Khaibar Sebagai Awal Kekalahan Yahudi Terhadap Madinah", pasukan Kaum Muslim yang hanya berjumlah seribu empat ratus orang, bertempur melawan Yahudi yang berjumlah sepuluh ribu hingga dua puluh ribu orang.
Kala itu umat Yahudi dibuat tidak percaya sebeb dengan sedikitnya kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW tetap percaya diri untuk menyerang Khaibar.
Ketika hendak berperang, Nabi Muhammad SAW berhenti di beberapa lokasi serta membangun masjid di sana. Agar kaum Yahudi tidak mendapat bantuan dari bani Ghatafan.
Rasulullah SAW juga meminta pemandu jalan untuk membagi pasukannya dalam dua jalur yang berbeda. Hal tersebut membuat pasukan Islam tidak bisa dideteksi oleh Yahudi, membuat benteng-benteng mereka mampu dikuasai oleh kaum muslimin.
Tanpa adanya tempat berlindung, kaum Yahudi mulai kehabisan akal di dalam perang yang berlangsung selama dua hari tersebut. Nabi Muhammad SAW sempat akan berunding untuk terciptanya perdamaian, namun usulan itu ditolak oleh Yahudi.
Kaum Yahudi justru lebih memilih memerangi kaum muslimin. Peperangan pun akhirnya berlangsung dan jelas kemenangannya diperoleh kaum muslim. Pada saat fajar, dengan terpaksa para kaum Yahudi melepaskan harta mereka sebagai rampasan perang kepada kaum musim.
Latar Belakang Perang Khaibar
Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, gesekan dengan umat Yahudi yang tinggal di sekeliling kota itu tidak terhindarkan.Yahudi telah memiliki dendam terhadap kaum muslim bahkan sebelum perang Khaibar terjadi. Dendam itu di picu saat terjadi pengusiran Bani Qainuqa dan Bani Nadhir, serta kaum muslim yang berhasil membunuh beberapa Tokoh yang berpengaruh di Bani Quraizah.
Para umat Yahudi yang terusir dari Madinah lantas gencar menghasut para kaum Quraisy untuk menyerang kaum muslim dan beberapa suku yang berada di sekitar Mekkah.
Dari hasil menghasut ini, terjadilah perang Khandaq dan perang Ahzab yang membuat kaum muslim berhadapan dengan pasukan sekutu. Dari situlah Nabi Muhammad SAW mulai melaknat umat Yahudi sebab mengingkari perjanjian damai dengan cara menghasut.
Tujuan Perang Khaibar
Tujuan dari Perang Khaibar adalah mengalahkan kelompok yang telah lama menolak ajaran Islam sekaligus memusuhi kaum muslimin.Terlebih, Khaibar telah dijadikan sebagai pusat konspirasi orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW. Serta merupakan benteng pertahanan terakhir umat Yahudi di Jazirah Arab.
Usai peperangan pihak Kaum Muslim lebih merasa tenang dalam menghadapi Kaum Yahudi. Setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan pertempuran di Khaibar, beliau langsung melanjutkan perjalannnaya menuju Fadak yang dibawah kekuasaan Yahudi.
Pada dasarnya tujuan utama perang Khaibar adalah untuk memuluskan dakwah Islam di Jazirah Arab sekaligus membasmi ancaman keamanan yang lama mengganggu penduduk Madinah.
(wid)