Identik dengan Peperangan, Inilah 9 Peristiwa Perang yang Terjadi di Bulan Safar
loading...
A
A
A
Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Islam (Hijriah), identik dengan bulan perang dalam sejarah Islam. Mengapa demikian? Karena di bulan ini banyak peristiwa perang bersejarah terjadi.
Safar berasal dari kata Shifr(صفر) yang berarti kosong. Dinamakan Safar atau Shifr, karena pada bulan ini bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang. Banyak peristiwa penting terjadi di bulan Safar, terutama peperangan yang terjadi antara kaum muslim dengan musuh-musuhnya kala itu.
Dalam perang ini, Rasu;ulah SAW mengambil perjanjian Makhsyi bin Amr Ad-Dumari pemimpin Bani Dumar untuk tidak menyerang Bani Dumar dan mereka tidak menyerang (kaum muslimin), tidak mengumpulkan (pasukan) dan tidak membantu musuh. Perdamaian itu ditulis antara beliau dan mereka dalam suatu perjanjian. (Zadul Ma'ad, 3/164, 165).
Ketika sampai di mata air Roji', yaitu mata air kepunyaan Huzail ke arah Hijaz, kau Adhal dan Qorah berkhianat. Mereka minta tolong suku Huzail lalu mereka datang mengepungnya. Maka para sahabat hampir semuanya dibunuh, sedangkan Khubaib bin Ady dan Zaid bin Datsinah ditawan. Keduanya dijual di Mekkah dan keduanya pernah membunuh pembesar (Mekkah) waktu perang Badar. (Zadul Ma’ad, 3/244).
Dia mengatakan, "Wahai Rasulullah , kirimlah sahabat-sahabatmu ke penduduk Najd mengajak ke agamamu. Saya harap mereka menerimanya." Beliau mengatakan, "Saya khawatir keselamatan mereka dari penduduk Najd." Abu Barra' mengatakan, "Saya yang melindungi mereka."
Maka beliau mengutus 40 orang menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat shahih mereka 70 orang. Yang dijadiakn pimpinan adalah Munzir bin Amr salah seorang dari Bani Saidah yang dijuluki 'Orang yang cepat untuk mati' mereka termasuk orang pilihan dari kalangan umat Islam yang terbaik, pemimpin dan ahli Al-Qur'an. Mereka berjalan sampai tiba di Bi'ru Maunah yaitu tempat antara Bani Amir dan Desa Bani Salim. Mereka singgah di sana kemudian mengutus Haram bin Milhan saudara Ummu Sulaim membawa surat Rasulullah kepada musuh Allah Amir bin Tufail. Dia tak melihat lagi apa isi suratnya, tapi justru memerintahkan seseorang untuk menikamnya dengan tombak dari belakang. Ketika dia ditolong, saat melihat darah dia berkata: "Sungguh saya telah menang, dan Demi Tuhan Ka'bah."
Kemudian musuh Allah mengajak Bani Amir untuk memerangi mereka dan membunuh sisanya. Akan tetapi mereka tidak menerimanya karena terikat perjanjian dengan Abu Bara. Kemudian dia mengajak Bani Salim, dan ternyata direspons oleh kabilah Ashiyah, Ra'il dan Zakwan. Lalu mereka datang mengepung shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan memeranginya sampai dibunuh yang terakhir kecuali Ka’b bin Zaid bin Najjar karena beliau diangkat saat terluka di antara orang yang meninggal. Dan beliau masih hidup sampai terbunuh pada perang Khandaq.
Adapun Amr bin Umayyah Ad-Dhamari dan Munzir bin Uqbah bin Amir di antara umat Islam beliau melihat ada burung mengitari satu tempat, kemudian Munzir bin Muhammad turun dan memerangi orang musyrik sampai beliau terbunuh bersama teman-temanya. Sementara Amr bin Umayyah Ad-Dhomari ditawan. Ketika diberitahu bahwa beliau dari Mudhor', Amir mengerutkan dahinya dan memerdekakan budak untuk ibundanya.
Lalu, Amr bin Umayyah pulang, ketika beliau di Qorqrah di awal Qanat, beliau turun di naungan pohon. Kemudian ada dua orang datang dari Bani Kilab dan turun bersamanya. Ketika keduanya tertidur, Amr membunuhnya, beliau berpendapat telah membalas dendam dari teman-temannya. Ternyata keduanya telah memiliki perjanjian dari Rasulullah dan dia tidak mengetahuinya. Ketika beliau datang, beliau memberitahukan kepada Rasulullah apa yang telah dilakukannya, maka beliau mengatakan: "Sungguh anda telah membunuh dua orang, maka anda harus membayar diat (pengganti dari qisos dengan membayar sejumlah uang) untuk keduanya. (Zadul Ma’ad, 3/246-248).
Mereka pun menunggu, lalu ketika penduduk itu tertidur, mereka menyerbu dari segala penjuru sehingga terjadi peperangan hebat sampai banyak yang terluka pada kedua belah pihak.
Qutbah bin Amir membunuh orang yang dapat dibunuh. Dan mereka merampas unta, wanita, dan kambing untuk dibawa ke Madinah. Dalam perang ini, kaum tersebut berkumpul untuk mengejar mereka, namun Allah mengirimkan kepada mereka banjir yang besar sehingga menghalangi mereka dari kaum muslimin. Alhasil umat Islam dapat membawa unta, kambing dan tawanan. Sementara mereka hanya dapat melihat tidak dapat menyeberangnya sampai tidak terlihat.” (Zadul Ma’ad, 3/514)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan, "Selamat datang dan silakan. Saya tidak mengetahui kalian. Kemudian mereka masuk Islam . Rasulullahpun memberi kabar gembira dengan ditaklukkannya Syam, Heraklius kabur dari negaranya. Rasulullah juga melarang mereka meminta ke dukun, dan memakan sembelihan yang mereka sembelih. Beliau juga memberitahu kepada mereka bahwa tidak ada perintah (untuk menyembelih) untuk mereka selain berkurban. Mereka berdiam diri beberapa hari di Dar Ramlah kemudian mereka pulang setelah diberi izin." (Zadul Ma’ad, 3/657).
Selain peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم di atas, masih ada beberapa peristiwa penting lainnya di bulan Safar. Di antaranya:
Wallahu A'lam
Safar berasal dari kata Shifr(صفر) yang berarti kosong. Dinamakan Safar atau Shifr, karena pada bulan ini bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang. Banyak peristiwa penting terjadi di bulan Safar, terutama peperangan yang terjadi antara kaum muslim dengan musuh-musuhnya kala itu.
Beberapa Perang yang Terjadi di Bulan Safar:
1. Perang Al-Abwa atau Waddan
Perang ini merupakan pertempuran pertama yang melibatkan pasukan Muslim dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Penyergapan Kafilah berlangsung 623-624, yang kemudian menyebabkan terjadinya Perang Badar. Ibnul Qoyyim mengatakan, "Baginda Nabi SAW berperang sendiri dalam perang 'Abwan' atau dikenal dengan 'Waddan' terjadi pada bulan Shafar, dua belas bulan dari peristiwa Hijriyah. Yang membawa bendera perang adalah Hamzah bin Abdul Mutholib berwana putih. Yang menggantikan di Madinah adalah Sa'ad bin Ubadah. Orang-orang Muhajirin keluar khusus untuk menghadang barang dagangan Quraisy. Mereka tidak mendapatkan tipu daya.Dalam perang ini, Rasu;ulah SAW mengambil perjanjian Makhsyi bin Amr Ad-Dumari pemimpin Bani Dumar untuk tidak menyerang Bani Dumar dan mereka tidak menyerang (kaum muslimin), tidak mengumpulkan (pasukan) dan tidak membantu musuh. Perdamaian itu ditulis antara beliau dan mereka dalam suatu perjanjian. (Zadul Ma'ad, 3/164, 165).
2. Peristiwa Mata Air Roji'
Ketika bulan Shafar (tahun ketiga Hijriah), kaum Adhal dan Qorah datang. Mereka menyebutkan di dalam (kaum) mereka ada yang masuk Islam sehingga mereka meminta agar diutus bersama mereka orang yang mengajarkan agama dan membacakan Qur'an. Sehingga diutuslah bersama mereka enam orang (menurut pendapat Ibnu Ishaq, sementara Al-Bukhari mengatakan sepuluh sahabat). Diangkat jadi pemimpinnya adalah Martsad bin Abi Martsad Al-Gonawi. Di dalamnya juga ada Khubaib bin Ady. Mereka pergi bersamanya.Ketika sampai di mata air Roji', yaitu mata air kepunyaan Huzail ke arah Hijaz, kau Adhal dan Qorah berkhianat. Mereka minta tolong suku Huzail lalu mereka datang mengepungnya. Maka para sahabat hampir semuanya dibunuh, sedangkan Khubaib bin Ady dan Zaid bin Datsinah ditawan. Keduanya dijual di Mekkah dan keduanya pernah membunuh pembesar (Mekkah) waktu perang Badar. (Zadul Ma’ad, 3/244).
3. Perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah)
Pada bulan Shafar tahun keempat terjadi perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah). Ringkasnya adalah bahwa Abu Barra' Amir bin Malik yang disebut 'Pemain Kepala Tombak' mendatangi Nabi SAW, lalu dia diajak masuk Islam tapi dia tidak bersedia namun juga tidak menjauh.Dia mengatakan, "Wahai Rasulullah , kirimlah sahabat-sahabatmu ke penduduk Najd mengajak ke agamamu. Saya harap mereka menerimanya." Beliau mengatakan, "Saya khawatir keselamatan mereka dari penduduk Najd." Abu Barra' mengatakan, "Saya yang melindungi mereka."
Maka beliau mengutus 40 orang menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat shahih mereka 70 orang. Yang dijadiakn pimpinan adalah Munzir bin Amr salah seorang dari Bani Saidah yang dijuluki 'Orang yang cepat untuk mati' mereka termasuk orang pilihan dari kalangan umat Islam yang terbaik, pemimpin dan ahli Al-Qur'an. Mereka berjalan sampai tiba di Bi'ru Maunah yaitu tempat antara Bani Amir dan Desa Bani Salim. Mereka singgah di sana kemudian mengutus Haram bin Milhan saudara Ummu Sulaim membawa surat Rasulullah kepada musuh Allah Amir bin Tufail. Dia tak melihat lagi apa isi suratnya, tapi justru memerintahkan seseorang untuk menikamnya dengan tombak dari belakang. Ketika dia ditolong, saat melihat darah dia berkata: "Sungguh saya telah menang, dan Demi Tuhan Ka'bah."
Kemudian musuh Allah mengajak Bani Amir untuk memerangi mereka dan membunuh sisanya. Akan tetapi mereka tidak menerimanya karena terikat perjanjian dengan Abu Bara. Kemudian dia mengajak Bani Salim, dan ternyata direspons oleh kabilah Ashiyah, Ra'il dan Zakwan. Lalu mereka datang mengepung shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan memeranginya sampai dibunuh yang terakhir kecuali Ka’b bin Zaid bin Najjar karena beliau diangkat saat terluka di antara orang yang meninggal. Dan beliau masih hidup sampai terbunuh pada perang Khandaq.
Adapun Amr bin Umayyah Ad-Dhamari dan Munzir bin Uqbah bin Amir di antara umat Islam beliau melihat ada burung mengitari satu tempat, kemudian Munzir bin Muhammad turun dan memerangi orang musyrik sampai beliau terbunuh bersama teman-temanya. Sementara Amr bin Umayyah Ad-Dhomari ditawan. Ketika diberitahu bahwa beliau dari Mudhor', Amir mengerutkan dahinya dan memerdekakan budak untuk ibundanya.
Lalu, Amr bin Umayyah pulang, ketika beliau di Qorqrah di awal Qanat, beliau turun di naungan pohon. Kemudian ada dua orang datang dari Bani Kilab dan turun bersamanya. Ketika keduanya tertidur, Amr membunuhnya, beliau berpendapat telah membalas dendam dari teman-temannya. Ternyata keduanya telah memiliki perjanjian dari Rasulullah dan dia tidak mengetahuinya. Ketika beliau datang, beliau memberitahukan kepada Rasulullah apa yang telah dilakukannya, maka beliau mengatakan: "Sungguh anda telah membunuh dua orang, maka anda harus membayar diat (pengganti dari qisos dengan membayar sejumlah uang) untuk keduanya. (Zadul Ma’ad, 3/246-248).
4. Penaklukan Kaum Yahudi di Perang Khaibar
Perang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan umat Yahudi yang hidup di Madinah. Perang ini terjadi di oasis Khaibar, sekitar 150 Km dari Madinah atau sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Pertempuran ini terjadi selama dua pekan dan berakhir dengan kemenangan umat Islam. Ibnul Qoyyim berkata, "Sesungguhnya Rasululah berangkat (maksudnya ke Khaibar) di akhir bulan Muharam bukan di awalnya dan ditaklukkan pada bulan Shafar." (Zadul Ma’ad, 3/339-340).5. Pengepungan Khats'am
Peristiwa ini terjadi di bulan Shafar tahun 9 Hijriyah. Rasulullah mengutus Qutbah bin Amir ke Khats'am pinggiran Tabbaalah bersama dua puluh orang. Dia diperintahkan untuk menyerang dari segala penjuru. Mereka keluar dengan sepuluh unta yang dinaiki saling bergantian. Kemudian mereka menculik seseorang dan dinterogasi, akan tetapi dia membisu, kemudian orang itu berteriak untuk memperingatkan masyarakatnya, sehingga dia dibunuh.Mereka pun menunggu, lalu ketika penduduk itu tertidur, mereka menyerbu dari segala penjuru sehingga terjadi peperangan hebat sampai banyak yang terluka pada kedua belah pihak.
Qutbah bin Amir membunuh orang yang dapat dibunuh. Dan mereka merampas unta, wanita, dan kambing untuk dibawa ke Madinah. Dalam perang ini, kaum tersebut berkumpul untuk mengejar mereka, namun Allah mengirimkan kepada mereka banjir yang besar sehingga menghalangi mereka dari kaum muslimin. Alhasil umat Islam dapat membawa unta, kambing dan tawanan. Sementara mereka hanya dapat melihat tidak dapat menyeberangnya sampai tidak terlihat.” (Zadul Ma’ad, 3/514)
6. Masuk Islamnya Bani Udzrah
Bani Udzrah adalah salah satu suku yang mempunyai garis keturunan sampai kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Utusan dari 'Uzrah datang menghadap Rasulullah pada bulan Shafar tahun kesembilan. Ada 12 orang di antaranya ada Hamzah bin Nukman. Rasulullah bertanya, "Siapa kaum ini?" Juru bicaranya menjawab: "Orang yang tidak anda ingkari, kami dari Bani Uzrah. Saudara Qusay dari ibunya. Kami yang membantu Qusay, dan menolong dari daerah Mekkah kabilah Khuza'ah dan Bani Bakr. Kami mempunyai kerabat dan keluarga.Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan, "Selamat datang dan silakan. Saya tidak mengetahui kalian. Kemudian mereka masuk Islam . Rasulullahpun memberi kabar gembira dengan ditaklukkannya Syam, Heraklius kabur dari negaranya. Rasulullah juga melarang mereka meminta ke dukun, dan memakan sembelihan yang mereka sembelih. Beliau juga memberitahu kepada mereka bahwa tidak ada perintah (untuk menyembelih) untuk mereka selain berkurban. Mereka berdiam diri beberapa hari di Dar Ramlah kemudian mereka pulang setelah diberi izin." (Zadul Ma’ad, 3/657).
Selain peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم di atas, masih ada beberapa peristiwa penting lainnya di bulan Safar. Di antaranya:
7. Penaklukan Persia
Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab radhiadllahu 'anhu pada bulan Safar tahun ke-16 Hijriyah. Kaum muslimin di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang hebat di Qadisiyah (Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin Abi Waqash sebelumnya sempat mengalami luka cukup parah akibat pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin.8.Wafatnya Pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayyubi
Pahlawan pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayubi mengembuskan nafas terakhir pada bulan Safar Tahun 859 Hijriyah atau Februari 1455 di Damaskus. Beliau wafat hanya memiliki kain kafan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya beliau menyampaikan pesan luar biasa: "Jangan tumpahkan darah, sebab darah yang terpecik tak akan pernah tidur". Beliau meninggalkan penasihat yang menjadi ulama terkenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja' al-Qadiri al-Hambali.9. Jatuhnya Kota Baghdad ke Tangan Pasukan Mongol
Kota Baghdad dikenal dengan kota ilmu dan pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Pada tanggal 9 Shafar Tahun 565 H (14 Februari 1258 M), tentara Mongol berkekuatan sekitar 200.000 berhasil menduduki Kota Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad tidak berdaya dan tidak mampu membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tartar ini membantai dan menghancurkan seluruh isi Kota Baghdad termasuk produk ilmu pengetahuan. Jatuhnya Baghdad menandakan runtuhnya Daulah Bani Umayah.Wallahu A'lam
(wid)