Lebih Utama Mana, Niat Atau Amal? Simak Penjelasan Ustaz Saeful Huda
loading...
A
A
A
Kita sering mendengar hadis ini "Innamal a'malu binniyat" yang artinya sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Niat dan amal adalah dua hal penting karena agama pada dasarnya bertumpu pada keduanya.
Pertanyaannya, lebih utama mana niat atau amal? Berikut penjelasan Ustaz Saeful Huda (Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang) dalam tausiyahnya kemarin. Kata Ustaz Saeful , meski amal sangat penting, namun niat atau azam (berkeinginan kuat) lebih utama dari pada amal . (
)
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi sebagai berikut:
Artinya:
"Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya".
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risalatul Mu'awanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah menjelaskan keutamaan niat dibandingkan amal dengan tiga (3) gambaran keadaan sebagai berikut:
الأولى أن يعزم ويعمل.
والثاني أن يعزم ولا يعمل مع القدرة
على العمل.
الثالثة أن يعزم على فعل أمر لا يستطيع فعله
1. Seseorang yang berazam kemudian berbuat.
2. Seseorang yang berazam tetapi tidak berbuat meski ia memiliki kemampuan untuk itu.
3. Seseorang yang berazam untuk melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak mampu melakukannya.
Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, orang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan lalu mengerjakannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala mulai dari 10 kebaikan, 700 kebaikan, hingga berlipat-lipat. Hal ini sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
وان هم بها فعملها كتبها الله عز و جل عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
Artinya:
"Dan apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu mengamalkannya, Allah 'azza wa jalla akan mencatat pahalnya di sisi-Nya sebagai perbuatan 100 kebaikan sampai 700, bahkan berlipat-lipat ganda banyaknya."
Kedua, seseorang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan dan mampu melakukannya tetapi tidak jadi melakukannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala 1 kebaikan saja. Hal ini, sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة.
Artinya: "Maka apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu tidak jadi melaksanakannya, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya satu kebaikan sempurna."
Ketiga, seseorang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan tetapi ternyata tidak mampu melakukannya, kepada orang tersebut diberikan pahala sebagaimana orang yang mampu melakukannnya. Hal ini sebagaimana penjelasan Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad sebagai berikut:
فله نية ما للعامل وعليه ما عليه
Artinya: "Bagi orang seperti itu disediakan pahala seperti yang disediakan bagi si pelaku baik dalam hal kebaikan ataupun kejahatan."
"Dari seluruh uraian di atas dapat diketahui bahwa niat lebih utama dari pada amal. Artinya Allah Ta'ala sangat memperhitungkan niat seseorang," jelas Ustaz Saeful yang pernah menimba ilmu di Hadhramaut Yaman. ( a)
Seseorang yang sudah berniat berbuat baik dan betul-betul melaksanakan dia mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Seseorang yang sudah berniat berbuat kebaikan tetapi tidak jadi melakukannya, ia tetap mendapatkan pahala.
Bahkan orang yang sudah berniat melakukan kemaksiatan tetapi tidak jadi melakukannya juga mendapatkan pahala dari Allah karena mengurungkan niatnya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
وإن هم بسيئة فلم يعملها
كتبها الله عنده حسنة،
فان هم بها فعملها
كتبها الله عنده سيئة واحدة.
"Dan bila seseorang berniat melakukan suatu kejahatan lalu ia tidak melaksanakan, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan sempurna, dan bila ia berniat melakukan suatu kejahatan kemudian melaksanakannya pula, maka Allah akan mencatatnya di sisi-Nya sebagai satu kejahatan. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Ponpes Sultan Fatah Semarang
Pertanyaannya, lebih utama mana niat atau amal? Berikut penjelasan Ustaz Saeful Huda (Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang) dalam tausiyahnya kemarin. Kata Ustaz Saeful , meski amal sangat penting, namun niat atau azam (berkeinginan kuat) lebih utama dari pada amal . (
Baca Juga
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi sebagai berikut:
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya:
"Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya".
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risalatul Mu'awanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah menjelaskan keutamaan niat dibandingkan amal dengan tiga (3) gambaran keadaan sebagai berikut:
الأولى أن يعزم ويعمل.
والثاني أن يعزم ولا يعمل مع القدرة
على العمل.
الثالثة أن يعزم على فعل أمر لا يستطيع فعله
1. Seseorang yang berazam kemudian berbuat.
2. Seseorang yang berazam tetapi tidak berbuat meski ia memiliki kemampuan untuk itu.
3. Seseorang yang berazam untuk melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak mampu melakukannya.
Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, orang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan lalu mengerjakannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala mulai dari 10 kebaikan, 700 kebaikan, hingga berlipat-lipat. Hal ini sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
وان هم بها فعملها كتبها الله عز و جل عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
Artinya:
"Dan apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu mengamalkannya, Allah 'azza wa jalla akan mencatat pahalnya di sisi-Nya sebagai perbuatan 100 kebaikan sampai 700, bahkan berlipat-lipat ganda banyaknya."
Kedua, seseorang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan dan mampu melakukannya tetapi tidak jadi melakukannya, maka kepada orang tersebut diberikan pahala 1 kebaikan saja. Hal ini, sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad , dengan mengutip hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة.
Artinya: "Maka apabila seseorang berniat melakukan sesuatu kebaikan lalu tidak jadi melaksanakannya, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya satu kebaikan sempurna."
Ketiga, seseorang yang berniat melakukan suatu amal kebaikan tetapi ternyata tidak mampu melakukannya, kepada orang tersebut diberikan pahala sebagaimana orang yang mampu melakukannnya. Hal ini sebagaimana penjelasan Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad sebagai berikut:
فله نية ما للعامل وعليه ما عليه
Artinya: "Bagi orang seperti itu disediakan pahala seperti yang disediakan bagi si pelaku baik dalam hal kebaikan ataupun kejahatan."
"Dari seluruh uraian di atas dapat diketahui bahwa niat lebih utama dari pada amal. Artinya Allah Ta'ala sangat memperhitungkan niat seseorang," jelas Ustaz Saeful yang pernah menimba ilmu di Hadhramaut Yaman. ( a)
Seseorang yang sudah berniat berbuat baik dan betul-betul melaksanakan dia mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Seseorang yang sudah berniat berbuat kebaikan tetapi tidak jadi melakukannya, ia tetap mendapatkan pahala.
Bahkan orang yang sudah berniat melakukan kemaksiatan tetapi tidak jadi melakukannya juga mendapatkan pahala dari Allah karena mengurungkan niatnya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim sebagaimana penggalan berikut:
وإن هم بسيئة فلم يعملها
كتبها الله عنده حسنة،
فان هم بها فعملها
كتبها الله عنده سيئة واحدة.
"Dan bila seseorang berniat melakukan suatu kejahatan lalu ia tidak melaksanakan, Allah akan mencatat pahalanya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan sempurna, dan bila ia berniat melakukan suatu kejahatan kemudian melaksanakannya pula, maka Allah akan mencatatnya di sisi-Nya sebagai satu kejahatan. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)