Siksaan saat Bersafar, Apa Maksudnya?
loading...
A
A
A
Ketika hendak safar atau bepergian , umat muslim dianjurkan berdoa terlebih dahulu. Salah satu sebabnya ternyata ada 'siksa' dalam safar tersebut. Apa maksudnya dan bagaimana bentuk siksaan bersafar tersebut?
Ibnu Hajar al-Asqhalani dalam 'Fathu al-Bari' menjelaskan siksa dalam safar ini, yakni adanya kesusahan dan ketidakmudahan yang dialami seseorang dalam perjalanan.
Bagi sebagian orang mungkin siksaan itu hanya berbentuk kesusahan fisik saja, seperti lelahnya badan, sulitnya makan dan minum, serta panasnya perjalanan sebagaimana dijelaskan dan digambarkan dalam hadis.
Padahal, ada bentuk siksaan lain berupa non-fisik , yaitu siksa psikis. Apa maksudnya? Siksa psikis adalah bentuk kesusahan yang mendera jiwa atau hati, seperti ketakutan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan. Contoh sederhananya adalah orang yang merasa takut dan khawatir ketika pesawat atau kapal yang dinaikinya akan jatuh atau tenggelam.
Seperti dilansir laman dakwah.id, para ulama juga memberikan contoh gambaran tentang salah satu bentuk siksa ini.
Imam al-Haramain al-Juwaini ketika ditanya, “Mengapa safar itu dikatakan bagian dari siksa?”
Beliau langsung menjawab,
“Karena dengan safar seseorang berpisah dari hal-hal dan orang-orang yang ia cintai.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)
Adapun kekhawatiran dan ketakutan saat berpisah dengan apa dan siapa yang dicintai merupakan di antara bentuk siksaan tersendiri. Takut sesuatu itu hilang, rusak, atau terjadi suatu hal buruk yang tidak inginkan.
Lalu, khusus bagi seorang muslim, satu hal yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan adalah kesulitan untuk melaksanakan ibadah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Said al-Maqbari, ketika memberi ta’lil hadits Rasul tersebut, beliau mengatakan,
“Safar adalah bagian dari siksaan karena seseorang akan disibukkan (disulitkan) dari shalat dan puasa.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)
Berangkat dari ini, maka anggapan bahwa kemajuan teknologi transportasi menghilangkan semua bentuk kesusahan dalam safar tidak benar. Sebab bentuk kesusahan itu bisa berupa fisik dan nonfisik (psikis).
Doa safar yang diajarkan oleh Rasulullah mengandung beberapa fadhilah atau keutamaan.
Syaikh Abdurahman as-Sa’di menyebutkan bahwa dalam doa ini terdapat berbagai faedah yang besar. Doa ini menandung unsur permohonan untuk datangnnya maslahat dunia dan akhirat, permohonan datangnya karunia dan dijauhkan dari mara bahaya serta bencana, rasa syukur atas besarnya nikmat yang diberikan, serta harapan agar safar yang dilakukan penuh dengan nilai ibadah. (Abdurrahman as-Sa’di, Bahjah Qulub al-Abrar, 195)
Ibnu Hajar al-Asqhalani dalam 'Fathu al-Bari' menjelaskan siksa dalam safar ini, yakni adanya kesusahan dan ketidakmudahan yang dialami seseorang dalam perjalanan.
Bagi sebagian orang mungkin siksaan itu hanya berbentuk kesusahan fisik saja, seperti lelahnya badan, sulitnya makan dan minum, serta panasnya perjalanan sebagaimana dijelaskan dan digambarkan dalam hadis.
Padahal, ada bentuk siksaan lain berupa non-fisik , yaitu siksa psikis. Apa maksudnya? Siksa psikis adalah bentuk kesusahan yang mendera jiwa atau hati, seperti ketakutan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan. Contoh sederhananya adalah orang yang merasa takut dan khawatir ketika pesawat atau kapal yang dinaikinya akan jatuh atau tenggelam.
Seperti dilansir laman dakwah.id, para ulama juga memberikan contoh gambaran tentang salah satu bentuk siksa ini.
Imam al-Haramain al-Juwaini ketika ditanya, “Mengapa safar itu dikatakan bagian dari siksa?”
Beliau langsung menjawab,
لِأَنَّ فِيْهِ فِرَاقَ الْأَحْبَابِ
“Karena dengan safar seseorang berpisah dari hal-hal dan orang-orang yang ia cintai.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)
Adapun kekhawatiran dan ketakutan saat berpisah dengan apa dan siapa yang dicintai merupakan di antara bentuk siksaan tersendiri. Takut sesuatu itu hilang, rusak, atau terjadi suatu hal buruk yang tidak inginkan.
Lalu, khusus bagi seorang muslim, satu hal yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan adalah kesulitan untuk melaksanakan ibadah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Said al-Maqbari, ketika memberi ta’lil hadits Rasul tersebut, beliau mengatakan,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ لِأَنَّ الرَّجُلَ يَشْتَغِلُ فِيْهِ عَنْ صَلَاتِهِ وَصِيَامِهِ
“Safar adalah bagian dari siksaan karena seseorang akan disibukkan (disulitkan) dari shalat dan puasa.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)
Berangkat dari ini, maka anggapan bahwa kemajuan teknologi transportasi menghilangkan semua bentuk kesusahan dalam safar tidak benar. Sebab bentuk kesusahan itu bisa berupa fisik dan nonfisik (psikis).
Berdoa Ketika Hendak Bersafar
Kesusahan saat safar merupakan hal yang sudah pasti akan didapatkan. Dengan demikian, yang patut dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak safar adalah memohon kemudahan kepada Allah dengan melantunkan doa safar.Doa safar yang diajarkan oleh Rasulullah mengandung beberapa fadhilah atau keutamaan.
Syaikh Abdurahman as-Sa’di menyebutkan bahwa dalam doa ini terdapat berbagai faedah yang besar. Doa ini menandung unsur permohonan untuk datangnnya maslahat dunia dan akhirat, permohonan datangnya karunia dan dijauhkan dari mara bahaya serta bencana, rasa syukur atas besarnya nikmat yang diberikan, serta harapan agar safar yang dilakukan penuh dengan nilai ibadah. (Abdurrahman as-Sa’di, Bahjah Qulub al-Abrar, 195)
Bacaan Doa Safar yang Diajarkan Nabi
Berikut bacaan doa safar yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ.
سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى.
اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ.
سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى.
اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Artikel Terkait
Rekomendasi
Artikel Terkini
More Content
2 jam yang lalu
Terpopuler
Terpopuler