2 Ayat Terakhir At Taubah: Arab, Latin dan Manfaatnya
loading...
A
A
A
2 Ayat terakhir At-Taubah (Arab, Latin dan manfaatnya) perlu diketahui karena dua ayat tersebut memiliki keutamaan agung. Surat At-Taubah ayat 128-129 menegaskan kebenaran Nabi Muhammad SAW dengan dua sifat beliau yang amat penyantun dan penyayang.
Surat At-Taubah terdiri 129 ayat termasuk golongan surat Madaniyah. Surat ini dinamakan At-Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata "At-Taubah" berulang kali disebut dalam surat ini. Surat ini juga dinamakan dengan "Baraah" yang berarti berlepas diri. Maksudnya pernyataan pemutusan hubungan atau perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Surat At-Taubah merupakan pernyataan perang terhadap kaum musyrikin sehingga surat ini tidak diawali dengan lafaz "Basmalah". Surat ini turun sesudah Nabi Muhammad SAW kembali dari peperangan Tabuk pada Tahun 9 Hijriyah.
Keutamaan
Keutamaan dua ayat terakhir Surat At-Taubah disebutkan dalam riwayat Hadis. Banyak ulama menganjurkan untuk mendawamkan wirid dua ayat terakhir At-Taubah ini.
Berikut ini 2 ayat terakhir At-Taubah (arab, latin dan manfaatnya):
Laqad jaaa'akum Rasuulum min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum hariisun 'alaikum bilmu'miniina ra'uufur rahiim
Artinya: Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. ( QS At-Taubah : 128)
Fa in tawallaw faqul lhasbiyal laahu laaa ilaaha illaa Huwa 'alaihi tawakkkaltu wa Huwa Rabbul 'Arshil 'Aziim
Artinya: Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung." ( QS At-Taubah : 129)
Pada ayat 128 di atas ditegaskan tentang kesucian nasab Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Allah juga memberi dua sifat mulia kepada Nabi Muhammad. Kedua sifat itu merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "Ar-Rauf" (amat belas kasihan) dan sifat "Ar-Rahim" (penyayang).
Sedangkan Ayat 129 memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk senantiasa tawakkal kepada Allah. "Cukuplah Allah bagiku, dan Dia akan menolongku, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah, selain Dia, hanya kepada-Nya-lah aku bertawakal dan menyerahkan diri, dan hanya Dialah yang mengatur dan mengurus alam semesta, Dia memiliki 'Arsy yang Agung."
Adapun fadhilah kedua ayat itu dapat mendatangkan faedah bagi pengamalnya. Di antaranya dapat menangkal sihir dan guna-guna. Selain itu juga memudahkan segala hajat.
Dalam hadis dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa: "Barangsiapa yang mengucapkan zikir tersebut di Subuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." (HR Ibnu Sunni 71, Abu Dawud)
Rahasia
Dari Zaid bin Tsabit Al-Anshari radhiyallahu 'anhu -salah seorang penulis wahyu- dia berkata; Abu Bakar Shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu Umar di sampingnya. Abu Bakar berkata bahwasanya Umar mendatangiku dan mengatakan: "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk (menimpa) para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan (pendokumentasian) Al-Qur'an."
Abu Bakar berkata kepada Umar: "Bagaimana aku mengerjakan suatu proyek yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam?" Umar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Beliau terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Umar dan aku sependapat dengannya.
Zaid berkata; Abu Bakar berkata (pada waktu itu di sampingnya ada Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa). "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah, karena itu kumpulkanlah Al-Qur'an (dengan seksama)."
Zaid berkata: "Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku daripada (pengumpulan atau pendokumentasian Al-Qur'an). Kenapa kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah?" Abu Bakar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada keduanya (Abu Bakar dan Umar).
Lalu aku kumpulkan Al-Qur'an (yang ditulis) pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada (hafalan) para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari Surat Taubah berada pada Khuzaimah yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun yaitu At-Taubah ayat 128-129. Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian berada pada Umar hingga beliau wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri Umar." (HR Al-Bukhari 4311)
Surat At-Taubah terdiri 129 ayat termasuk golongan surat Madaniyah. Surat ini dinamakan At-Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata "At-Taubah" berulang kali disebut dalam surat ini. Surat ini juga dinamakan dengan "Baraah" yang berarti berlepas diri. Maksudnya pernyataan pemutusan hubungan atau perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Surat At-Taubah merupakan pernyataan perang terhadap kaum musyrikin sehingga surat ini tidak diawali dengan lafaz "Basmalah". Surat ini turun sesudah Nabi Muhammad SAW kembali dari peperangan Tabuk pada Tahun 9 Hijriyah.
Keutamaan
Keutamaan dua ayat terakhir Surat At-Taubah disebutkan dalam riwayat Hadis. Banyak ulama menganjurkan untuk mendawamkan wirid dua ayat terakhir At-Taubah ini.
Berikut ini 2 ayat terakhir At-Taubah (arab, latin dan manfaatnya):
لَـقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ
Laqad jaaa'akum Rasuulum min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum hariisun 'alaikum bilmu'miniina ra'uufur rahiim
Artinya: Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. ( QS At-Taubah : 128)
فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ
Fa in tawallaw faqul lhasbiyal laahu laaa ilaaha illaa Huwa 'alaihi tawakkkaltu wa Huwa Rabbul 'Arshil 'Aziim
Artinya: Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung." ( QS At-Taubah : 129)
Baca Juga
Pada ayat 128 di atas ditegaskan tentang kesucian nasab Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Allah juga memberi dua sifat mulia kepada Nabi Muhammad. Kedua sifat itu merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "Ar-Rauf" (amat belas kasihan) dan sifat "Ar-Rahim" (penyayang).
Sedangkan Ayat 129 memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk senantiasa tawakkal kepada Allah. "Cukuplah Allah bagiku, dan Dia akan menolongku, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah, selain Dia, hanya kepada-Nya-lah aku bertawakal dan menyerahkan diri, dan hanya Dialah yang mengatur dan mengurus alam semesta, Dia memiliki 'Arsy yang Agung."
Adapun fadhilah kedua ayat itu dapat mendatangkan faedah bagi pengamalnya. Di antaranya dapat menangkal sihir dan guna-guna. Selain itu juga memudahkan segala hajat.
Dalam hadis dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa: "Barangsiapa yang mengucapkan zikir tersebut di Subuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." (HR Ibnu Sunni 71, Abu Dawud)
Baca Juga
Rahasia
Dari Zaid bin Tsabit Al-Anshari radhiyallahu 'anhu -salah seorang penulis wahyu- dia berkata; Abu Bakar Shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu Umar di sampingnya. Abu Bakar berkata bahwasanya Umar mendatangiku dan mengatakan: "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk (menimpa) para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan (pendokumentasian) Al-Qur'an."
Abu Bakar berkata kepada Umar: "Bagaimana aku mengerjakan suatu proyek yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam?" Umar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Beliau terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Umar dan aku sependapat dengannya.
Zaid berkata; Abu Bakar berkata (pada waktu itu di sampingnya ada Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa). "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah, karena itu kumpulkanlah Al-Qur'an (dengan seksama)."
Zaid berkata: "Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku daripada (pengumpulan atau pendokumentasian Al-Qur'an). Kenapa kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah?" Abu Bakar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada keduanya (Abu Bakar dan Umar).
Lalu aku kumpulkan Al-Qur'an (yang ditulis) pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada (hafalan) para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari Surat Taubah berada pada Khuzaimah yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun yaitu At-Taubah ayat 128-129. Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian berada pada Umar hingga beliau wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri Umar." (HR Al-Bukhari 4311)
(mhy)