Kisah Hikmah : Batu yang Setia Memberi Salam kepada Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
Ada kisah luar biasa tentang Isrhasat yaitu tanda-tanda peristiwa luar biasa yang terjadi saat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) belum diangkat menjadi Nabi.
Yakni kisah hikmah tentang batu yang selalu memberi salam kepada Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kisah ini disampaikan oleh Al-Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dalam sebuah acara Maulid Nabi di Jakarta.
Diceritakan, di antara tanda bukti Irhashat Nabi Muhammad SAW, di Kota Makkah ada sebongkah batu yang senantiasa memberi salam kepada Beliau shallallahu 'alaihis wa sallam. Dulu, di antara salah satu jalan yang sering dilewati Rasulullah ada saja suara yang sering mengucapkan salam, "Assalamualaik ya Nabiyallah!"
Padahal ketika itu, tidak ada seorang pun berada di sana. Ternyata, dengan izin Allah, sebongkah batu itu senantiasa mengucapkan salam kepada Baginda Rasulullah.
Dan Nabi SAW selalu mengingat batu itu sepanjang hidupnya. Begitulah kisah yang disampaikan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi Solo.
Kisah itu pun akhirnya saya temukan di salah satu Kitab Tarikh Nabawiyyah sebagai salah satu Irhashat Nabi SAW saat belum diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun.
Pesannya sederhana, tapi penuh hikmah dan pelajaran. Bayangkan, sebongkah batu saja yang senantiasa mengucapkan salam saja begitu diingat oleh Rasulullah SAW.
Bayangkan jika umat yang mencintai beliau mengucapkan salawat dan salam tersebut. Salawat itu Nur atau cahaya. Orang yang senantiasa memperbanyak membaca salawat sesungguhnya dia memperbesar kadar cahaya di dalam dirinya.
Cahaya itu akan menyilaukan aura yang dilihat oleh seluruh makhluk di alam semesta, kecuali jin dan manusia. Cahaya itu membuat aura negatif maupun wabah virus penyakit tidak akan mampu mendekat, apalagi menembusnya.
Maka, insya Allah orang yang senantiasa memperbanyak membaca salawat, dia akan terpelihara dari segala wabah penyakit dan kejahatan.
Wallahu A'lam
Yakni kisah hikmah tentang batu yang selalu memberi salam kepada Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kisah ini disampaikan oleh Al-Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dalam sebuah acara Maulid Nabi di Jakarta.
Diceritakan, di antara tanda bukti Irhashat Nabi Muhammad SAW, di Kota Makkah ada sebongkah batu yang senantiasa memberi salam kepada Beliau shallallahu 'alaihis wa sallam. Dulu, di antara salah satu jalan yang sering dilewati Rasulullah ada saja suara yang sering mengucapkan salam, "Assalamualaik ya Nabiyallah!"
Padahal ketika itu, tidak ada seorang pun berada di sana. Ternyata, dengan izin Allah, sebongkah batu itu senantiasa mengucapkan salam kepada Baginda Rasulullah.
Dan Nabi SAW selalu mengingat batu itu sepanjang hidupnya. Begitulah kisah yang disampaikan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi Solo.
Kisah itu pun akhirnya saya temukan di salah satu Kitab Tarikh Nabawiyyah sebagai salah satu Irhashat Nabi SAW saat belum diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun.
Pesan Kisah
Pesannya sederhana, tapi penuh hikmah dan pelajaran. Bayangkan, sebongkah batu saja yang senantiasa mengucapkan salam saja begitu diingat oleh Rasulullah SAW.
Bayangkan jika umat yang mencintai beliau mengucapkan salawat dan salam tersebut. Salawat itu Nur atau cahaya. Orang yang senantiasa memperbanyak membaca salawat sesungguhnya dia memperbesar kadar cahaya di dalam dirinya.
Cahaya itu akan menyilaukan aura yang dilihat oleh seluruh makhluk di alam semesta, kecuali jin dan manusia. Cahaya itu membuat aura negatif maupun wabah virus penyakit tidak akan mampu mendekat, apalagi menembusnya.
Maka, insya Allah orang yang senantiasa memperbanyak membaca salawat, dia akan terpelihara dari segala wabah penyakit dan kejahatan.
Wallahu A'lam
(wid)