Bom dalam Mainan Anak-Anak: Sejarah Singkat Jebakan Israel di Lebanon
loading...
A
A
A
Namun, menurut Tinjauan Pekerjaan Ranjau, pekerjaan pembersihan ranjau telah ditangguhkan karena pecahnya permusuhan antara Israel dan Lebanon sejak bulan Oktober.
“Akibatnya, Lebanon tidak berada pada jalur yang tepat untuk memenuhi perpanjangan batas waktu izin Pasal 4 Konvensi Munisi Curah (CCM) pada 1 Mei 2026, dan dengan kapasitas saat ini diperkirakan negara tersebut tidak akan memenuhi kewajibannya hingga tahun 2030,” kata situs tersebut.
Bom di Mainan Anak
Kelakuan Israel yang sangat jahat lagi adalah menjatuhkan bom melalui pesawat. Bom tersebut sengaja disembunyikan pada mainan anak-anak. Peristiwa ini terjadi pada tahun 90an.
Surat kabar Lebanon L'Orient-Le Jour melaporkan fenomena ini pada tahun 1997, mengutip sejumlah contoh termasuk seorang gadis berusia sembilan tahun yang tangan kanannya tercabik-cabik setelah menemukan "jip plastik besar berwarna hijau apel, dengan enam roda hitam besar " yang meledak di tangannya setelah menemukannya di dekat desanya.
Mereka juga menyebutkan contoh seorang anak yang mengalami luka bakar parah setelah menemukan jebakan dan gadis lain yang terbunuh setelah berseru, "Saya menemukan boneka!" sebelum diledakkan.
Seorang perwira Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil) mengkonfirmasi kepada AFP pada saat itu bahwa benda-benda tersebut sebagian besar dijatuhkan dengan helikopter.
“Bisa berupa mainan atau berbentuk batu biasa,” ujarnya yang enggan disebutkan namanya.
Pada tahun 1998, sepucuk surat dari Misi Permanen Lebanon untuk Perserikatan Bangsa Bangsa yang ditujukan kepada sekretaris jenderal juga mengulangi klaim bahwa pesawat tempur Israel telah "berusaha membunuh anak-anak dengan menjatuhkan ribuan mainan jebakan di desa-desa dan kota-kota di Lebanon".
“Pasukan pendudukan Israel telah menggunakan metode ini selama bertahun-tahun dan terus melakukannya, contoh terbaru adalah ketika mainan jebakan dijatuhkan di kota Nabatiyah, membunuh dan melukai anak-anak serta membuat cacat orang lain secara permanen,” katanya.
Sementara itu, Hizbullah pada saat itu mengatakan di antara barang-barang yang mereka temukan adalah telur emas, kerucut kuning berpendar, seekor anjing Snoopy, dan boneka berbicara yang mereka katakan akan meledak ketika talinya ditarik.
Israel membantah tuduhan tersebut pada saat itu, dan menyebut tuduhan tersebut “tercela”.
Namun demikian, sebuah laporan oleh Komite Urusan Luar Negeri Inggris pada tahun 2000 memperingatkan bahaya bom yang tidak meledak di Lebanon selatan, menyebutkan penggunaan "mainan jebakan, yang diduga dijatuhkan oleh angkatan udara Israel di dekat desa-desa Lebanon yang berdekatan dengan apa yang disebut zona keamanan."
Berbicara di PBB pada hari Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali menekankan bahwa “objek sipil” tidak boleh menjadi bagian dari peperangan.
“Saya kira sangat penting adanya pengendalian yang efektif terhadap obyek-obyek sipil, bukan mempersenjatai obyek-obyek sipil – hal ini harus menjadi aturan yang...pemerintah harus bisa terapkan,” katanya.
“Akibatnya, Lebanon tidak berada pada jalur yang tepat untuk memenuhi perpanjangan batas waktu izin Pasal 4 Konvensi Munisi Curah (CCM) pada 1 Mei 2026, dan dengan kapasitas saat ini diperkirakan negara tersebut tidak akan memenuhi kewajibannya hingga tahun 2030,” kata situs tersebut.
Bom di Mainan Anak
Kelakuan Israel yang sangat jahat lagi adalah menjatuhkan bom melalui pesawat. Bom tersebut sengaja disembunyikan pada mainan anak-anak. Peristiwa ini terjadi pada tahun 90an.
Surat kabar Lebanon L'Orient-Le Jour melaporkan fenomena ini pada tahun 1997, mengutip sejumlah contoh termasuk seorang gadis berusia sembilan tahun yang tangan kanannya tercabik-cabik setelah menemukan "jip plastik besar berwarna hijau apel, dengan enam roda hitam besar " yang meledak di tangannya setelah menemukannya di dekat desanya.
Mereka juga menyebutkan contoh seorang anak yang mengalami luka bakar parah setelah menemukan jebakan dan gadis lain yang terbunuh setelah berseru, "Saya menemukan boneka!" sebelum diledakkan.
Seorang perwira Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil) mengkonfirmasi kepada AFP pada saat itu bahwa benda-benda tersebut sebagian besar dijatuhkan dengan helikopter.
“Bisa berupa mainan atau berbentuk batu biasa,” ujarnya yang enggan disebutkan namanya.
Pada tahun 1998, sepucuk surat dari Misi Permanen Lebanon untuk Perserikatan Bangsa Bangsa yang ditujukan kepada sekretaris jenderal juga mengulangi klaim bahwa pesawat tempur Israel telah "berusaha membunuh anak-anak dengan menjatuhkan ribuan mainan jebakan di desa-desa dan kota-kota di Lebanon".
“Pasukan pendudukan Israel telah menggunakan metode ini selama bertahun-tahun dan terus melakukannya, contoh terbaru adalah ketika mainan jebakan dijatuhkan di kota Nabatiyah, membunuh dan melukai anak-anak serta membuat cacat orang lain secara permanen,” katanya.
Sementara itu, Hizbullah pada saat itu mengatakan di antara barang-barang yang mereka temukan adalah telur emas, kerucut kuning berpendar, seekor anjing Snoopy, dan boneka berbicara yang mereka katakan akan meledak ketika talinya ditarik.
Israel membantah tuduhan tersebut pada saat itu, dan menyebut tuduhan tersebut “tercela”.
Namun demikian, sebuah laporan oleh Komite Urusan Luar Negeri Inggris pada tahun 2000 memperingatkan bahaya bom yang tidak meledak di Lebanon selatan, menyebutkan penggunaan "mainan jebakan, yang diduga dijatuhkan oleh angkatan udara Israel di dekat desa-desa Lebanon yang berdekatan dengan apa yang disebut zona keamanan."
Berbicara di PBB pada hari Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali menekankan bahwa “objek sipil” tidak boleh menjadi bagian dari peperangan.
“Saya kira sangat penting adanya pengendalian yang efektif terhadap obyek-obyek sipil, bukan mempersenjatai obyek-obyek sipil – hal ini harus menjadi aturan yang...pemerintah harus bisa terapkan,” katanya.
(mhy)